- 53 -

479 64 13
                                    

Daniel duduk di sebelah Gevani, setengah memeluknya. Sebelah tangannya membelai rambut Gevani. Senyum manis dan tampan terpasang di wajahnya saat dia berbicara, seolah dia sedang membahas tentang hal yang menyenangkan untuk membangkitkan semangat sepupunya. Tetapi yang sebenarnya mereka bicarakan adalah hal yang mungkin tidak pernah teman-temannya bayangkan sebelumnya.

"Psikolog yang ngasih informasi soal amnesiamu udah diurus sama Nelda," bisik Daniel.

Gevani mengangguk lembut, "um,"

"Dokter abo yang ngasih informasi soal gendermu juga udah diurus sama Ciel," lanjut Daniel berbisik.

Gevani, "bagus, makasih,"

"Semua alpha yang ganggu kamu, termasuk alpha yang kamu kirim videonya nyerang omega itu juga udah beres," Daniel melanjutkan memberi informasi.

Gevani menaikkan alisnya dan memuji, "kak Daniel, kenapa kerjamu cepet banget?"

Daniel menggelengkan kepalanya, "cepet apa? Udah berapa tahun kejadian itu dan semuanya baru selesai sekarang,"

Gevani tersenyum tipis, "semuanya udah selesai, itu yang penting,"

Daniel mengangguk, "tapi, kamu yakin cukup itu aja? Kamu bisa bikin mereka dapat yang lebih berat dari itu semua,"

Kelopak mata Gevani diturunkan saat dia menjawab pertanyaan daniel, "udah lebih dari cukup. Semua rencanaku, bahkan kalau ada pihak yang ikut campur..." dia meremas selimut yang menutupi setengah badannya dan tersenyum tipis, "mereka nggak bakal bisa ngapa-ngapain." Dia menatap Daniel dengan tatapan rumit yang sulit untuk ditembus, "apa yang lebih berat daripada ngasih batu ke semua cabang jalan yang mereka lewati?"

Daniel tertawa pelan, kemudian mengusap ujung kepala Gevani dengan lembut, "oke, selama kamu puas,"

Keduanya terdiam sejenak, mengembalikan ekspresi wajah mereka menjadi lebih natural sebelum akhirnya kembali saling berbisik.

"Anak yang ngasih semua informasi kamu ke Mikel," bisik Daniel pelan, "kamu udah dapet datanya dari Andrean, kan? Apa hasilnya?"

Gevani tersenyum lembut dan mengangguk, "um," manik ambernya yang tenang tanpa fluktuasi emosi masih menatap sahabat-sahabatnya yang sedang mengobrol asik dengan Stephen saat dia dengan tenang melanjutkan bisikannya, "dia tidur sama manager agensi Zihoo,"

Daniel menaikkan sebelah alisnya, "oh? Harganya?"

Gevani melirik Daniel sebelum menaikkan kedua ujung bibirnya halus, "trainee acara survival show produser Han,"

"Cuma trainee?" Daniel mengerutkan keningnya.

Gevani menjelaskan, "survival shownya rame dan bisa ngeboost popularitasnya, kalau dia bisa debut, udah dipastiin dia bakal punya hot debut,"

"Oh~ Aktor? Idol?" tanya Daniel tertarik.

"Idol, buat boygroup." Gevani tersenyum tipis, "kak Leon inves lumayan gede buat acaranya, tapi yang kontrol sisanya Andrean," jawaban Gevani membuat Daniel tertawa sinis, seolah dia sudah melihat masa depan dari ucapan sepupunya.

"Kamu mau lempar anak itu?" tanya Daniel dengan seringai tipis di bibirnya.

Gevani menggeleng pelan, "aku pengen semua orang denger namanya dan lihat skill-nya," kemudian terkekeh pelan, "sisanya serahin ke penonton yang cuma lihat dia cuma dari layar,"

Daniel terdiam sejenak, mencerna setiap kata yang diucapkan Gevani sebelum akhirnya tertawa pelan sambil mengusap ujung rambut orang lain, "kamu beneran sepupunya Daniel Gavin Travis~"

Gevani mengembangkan senyum lembutnya, "yah, margaku Olivie~" seolah sama sekali tidak pernah mengungkapkan sebuah rencana untuk menghancurkan hidup orang lain.

Gland Disorder『 Taegyu ABO 』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang