- 49 -

417 67 5
                                    

Setelah Kevin turun dari atap sekolah, dia segera berlari ke kelas Teraksa. Maniknya menyapu ke sekeliling tapi tidak ada tanda-tanda dominant alpha dalam pandangannya. Dia melihat Sean dan Arel yang masih di kelas dan menghampiri mereka.

"Teraksa mana?" Kevin bertanya tanpa basa-basi.

Arel mengerutkan keningnya, "bukannya pulang sama Gevani?"

Kevin terdiam sejenak sebelum kakinya kembali melangkah dengan terburu-buru. Arel dan Sean saling bertatapan sejenak sebelum berdiri dari tempat mereka duduk dan mengikuti Kevin. Keduanya tidak bertanya apa yang terjadi tetapi mereka yakin terlah terjadi sesuatu yang tidak baik dilihat dari wajah Kevin yang serius tetapi terlihat panik.

Untungnya sekolah telah sepi dan mereka tidak menabrak siapapun saat berlari. Ketiganya sampai di depan mobil jemputan Teraksa yang masih terparkir, menunjukkan Teraksa dan Gevani sama sekali belum pulang.

Kevin memandang sekeliling dan akhirnya menemukan Teraksa yang berlari masuk ke gedung belakang sekolah. Dia berseru kencang, "TERAKSA!"

Teraksa menolehkan kepalanya dan menatap Kevin yang berlari ke arahnya. Sebelum dia sempat bertanya, orang lain mendorong dada Teraksa dan berbicara dengan terengah-engah, "gudang lama,"

Kevin menarik napas panjang dan berkata dengan cepat, "Dinan bilang Mikel mau ngulang 2 tahun yang lalu, aku nggak paham tapi-"

Manik gelap Teraksa membulat sesaat dan kakinya melangkah jauh lebih cepat sebelum otaknya berpikir. Dia berlari dengan seluruh tenaganya ke arah gedung lama tanpa menunggu Kevin menyelesaikan ucapannya. Sementara Sean dan Arel membelalakkan mata mereka mendengar ucapan Kevin.

"Apa maksudmu Gevani dibawa ke gudang lama?! Kenapa dia dibawa ke sana?!" Sean bertanya.

Kevin menggelengkan kepalanya, "kalian tanya Dinan, sekarang ayo panggil staf keamanan."

Arel ingin bertanya lebih banyak, tapi dia menelan kembali pertanyaannya, dan mengikuti Kevin berlari ke pos khusus tempat staf kemanan berjaga. Sampai di sana, dia melihat Dinan, guru matematika mereka -Tristan-, serta beberapa staf keamanan yang hendak pergi bersama.

Dinan melihat Kevin dan dia segera berlari ke arahnya, bertanya dengan panik, "kamu- kamu udah ketemu Teraksa?"

Kevin mengelus lengan Dinan dengan lembut dan mengangguk pelan, "tenang, oke? Teraksa lari lebih cepet dari aku ngasih tau dia,"

Dinan menganggukkan kepalanya, "bagus... bagus... Teraksa pasti nyampe dulu..."

Kevin menenangkan Dinan dan berkata dengan lembut, "hmm, Gevani pasti baik-baik aja,"

Wajah tegang Tristian perlahan rileks setelah mendengar percakapan dua muridnya. Walaupun hatinya sangat khawatir dengan kondisi Gevani, tetapi jika Teraksa bersama adik iparnya, dia pasti akan baik-baik saja. 

Dia sangat berharap adik iparnya baik-baik saja.

Beberapa menit yang lalu, Tristian yang sedang mengunjungi staf keamanan untuk suatu keperluan saat melihat Dinan berlari ke arahnya dan berseru panik kepada staf kemanan.

"Pak, tolong ke gedung lama!! Gevani... dia dibawa ke sana!"

Manik Tristian membulat saat mendengar kata Gevani. Dia mendekati Dinan dan bertanya panik, "Gevani kenapa?!"

Dinan terkejut melihat Tristian, kemudian air matanya yang tertahan kembali keluar. Dinan menggelengkan kepalanya, "dia... dia dibawa ke sana..." dia menolehkan kepalanya ke staf kemanan dan berseru, "kenapa kalian diem aja? cepat pergi!!"

Staf keamanan tersentak dan segera memanggil partnernya untuk mengikuti Dinan, kemudian bertemu dengan Kevin dan yang lain. Mereka segera berlari ke arah gedung lama tanpa menghiraukan beberapa siswa yang masih di sekolah dan memotret mereka untuk membagikan teh ke forum.

Gland Disorder『 Taegyu ABO 』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang