- 34 -

637 132 15
                                    

Tepat saat Teraksa masuk ke dalam aula, semua orang yang sebagian besar wajah mereka asing bagi Gevani menghentikan kegiatan mereka, menatap bintang utama acara hari ini dengan senyum dan rona merah di wajah mereka.

Kemudian menatap Gevani dan Kevin yang berjalan bersama di belakang Teraksa, beberapa orang yang mengenal mereka melambaikan tangan untuk menyapa, beberapa orang menatap mereka dengan penasaran, dan sisanya berbisik dengan orang di sebelah mereka.

Namun, 3 orang berbeda gender itu sama sekali tidak menghiraukan dua tipe orang sisanya. Mereka berjalan ke bagian paling depan aula, menemani tokoh utama untuk berdiri.

Menghadap semua orang, Teraksa menganggukkan kepalanya dan mengambil satu gelas anggur di meja yang tak jauh dari tempatnya berdiri, diikuti oleh semua orang.

Walaupun ini adalah acara ulang tahun, Teraksa adalah tuan muda besar dan dominan alpha yang maskulin. Tidak ada sambutan dari mc ataupun acara meniup lilin. Semua dilaksanakan dengan elegan dan berkelas.

"Sebelum kita bersenang-senang, saya punya permintaan kecil," ujar Teraksa membuat semua orang terfokus kepadanya. Suaranya lantang dan tegas, tanpa berteriak dan mengeluarkan banyak tenaga, suaranya masuk ke setiap telinga orang dan semua orang mendengarkan setiap kata yang dia ucapkan.

Teraksa tersenyum kecil, membuat pipi beberapa orang merona. Namun, rona mereka seketika menghilang saat Teraksa menyebutkan permintaannya.

"Gevani, keberatan main piano buat aku?" mintanya sambil menatap Gevani lembut.

Gevani, yang berdiri diam memperhatikan Teraksa membulatkan maniknya, jantungnya berdetak dua kali lebih cepat dan dia menjawab dengan gugup, "a- aku?"

"Um," Teraksa mengangguk. "Kamu bilang kamu mau main piano buat aku, kan? Tawarannya masih berlaku?"

"S- sekarang?" tanya Gevani dan sekali lagi dijawab anggukan oleh Teraksa.

Gevani menatap Teraksa, kemudian menatap semua orang yang juga sedang menatapnya dengan intens. Dia meneguk ludahnya dengan paksa.

"Jangan anggep mereka ada, jangan mikir kamu main buat mereka. Cukup main buat Teraksa, cuma Teraksa." Kevin berbisik di sampingnya, menatapnya dengan penuh keyakinan.

Gevani menarik napas panjang dan menghembuskannya perlahan, kemudian dia mengangguk dan menjawab dengan lembut, "sesuai permintaanmu, Tuan Muda,"

Semua orang menyaksikan Gevani berjalan ke arah piano yang sama yang tadi siang dia mainkan dengan Teraksa di sampingnya dengan penasaran.

Saat Gevani duduk di bangku piano, Teraksa berdiri di samping piano tersebut, menatap Gevani dengan penuh cinta jika orang-orang di ruangan ini boleh menyebutkan.

Di kerumunan, orang-orang menatap dengan tidak sabar dan tidak sedikit dari mereka yang berbisik-bisik.

"Dia siapa? Cantik."

"Tuan muda Olivie, denger-denger sih mate-nya tuan muda Rofeo,"

"Hah? Bukannya dia beta?"

"Tapi dia cantik banget, walaupun bukan omega cocok-cocok aja sih sama Teraksa,"

"Bentar, aku nggak pernah tau Gevani bisa main piano?"

"Anak ini kurangnya apa sih kok perfect banget kayaknya,"

"Special performance buat pacar tersayang nggak sih?"

"Untung aku dateng ah~ bisa lihat momen AI di depan mata,"

Di depan, manik amber dan obsidian saling bertatapan sebelum kedua empunya mengangguk lembut. Gevani membuka bibirnya, mengeluarkan bisikan yang tidak didengar siapapun selain Teraksa.

Gland Disorder『 Taegyu ABO 』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang