20.

737 58 3
                                    


    Irish kembali kediamannya, ia berjalan menuju ruangannya dengan tergesa-gesa. Tatapannya begitu tajam, Irish sedang sibuk berpikir mengenai alasan kedatangan Madam Jen secara langsung. 

Pintu terbuka, madam Jen langsung berdiri dari duduknya dan menyapa hormat kepada Irish yang mengangguk sekilas. Setelah pintu tertutup dan Irish duduk, madam Jen baru melapor kepada Irish.

"Duchess, Deria sudah berhasil menakut-nakuti para pelayan. Namun ..." Madam Jen menjeda kalimatnya, wajahnya terlihat pucat, ia seakan takut pada pikirannya sendiri.

"Namun?" Irish menatap mata madam Jen dengan tajam.

"Namun salah satu pelayan takut bukan karena Deria, melainkan sosok lain yang mereka lihat di dapur. Saya ingin menepis pikiran ini, namun salah satu pelayan itu sendiri yang mengatakannya, Duchess."

"Mengatakan apa?"

"Bahwasannya mereka melihat Sang Ratu." 

Deg

"Maksudmu kisah yang diceritakan dari mulut ke mulut sejak dulu itu nyata?" Irish mengernyitkan dahi, pikirannya runyam saat ini.

"Sepertinya begitu, Duchess," ujar madam Jen dengan menunduk, ia tak berani menatap mata Irish yang saat ini terlihat seperti akan menghancurkan siapa pun yang menatapnya.

"Sebarkan saja rumor itu, jika banyak keluhan, maka pihak istana pada akhirnya tak akan diam saja. Setelah mendapat panggilan resmi, barulah aku akan turun tangan langsung. Sampaikan ini pada yang lain," ucap Irish lalu berdiri pergi.

"Baik, Duchess." Madam Jen membungkuk hormat, lalu ia juga segera pergi agar lebih cepat kembali ke istana.

Saat Irish berjalan sambil tenggelam dalam pikirannya tiba-tiba, Daniel muncul dan mereka langsung kembali berpindah tempat secara tiba-tiba. Daniel mengunci pergerakan Irish di dinding, satu tanyannya mengunci pergerakan Irish, dan tangan yang satunya mengelus wajah istri kesayangannya itu.

"Lepaskan aku, Daniel!" Irish berteriak tepat di hadapan Daniel, ia sedang tidak ingin main-main saat ini.

Daniel dengan cepat menjauh, ia tidak ingin membuat Irish tambah marah padanya. "Aku hanya ingin menggodamu saja, sayang." Daniel mengekori Irish yang menuju kursi dekat perapian.

"Sudah kubilang, urusan kita masih belum selesai. Seharusnya aku akan mengintrogasi mu saat ini, tapi pikiranku sedang kacau jadi menjauhlah!" Irish melirik tajam ke arah Daniel yang mengekorinya, Daniel cemberut, wajahnya memelas. Namun ia tetap menurut dengan berdiri di dekat ranjang yang berjarak dua meter dari kursi perapian.

Bermenit-menit berlalu, Irish sibuk berkutat dengan pikirannya. Daniel hanya sibuk diam mengawasi Irish. Tiba-tiba Irish berdiri, ia pergi menuju balkon, Daniel mengikutinya dari belakang. Tatapan Irish kosong seolah ada sesuatu yang merasukinya.

Irish berhenti di dekat pagar pembatas, ia berbalik menatap Daniel yang berjarak lima belas langkah darinya. Sinar rembulan menyinari Irish, Daniel menatap Irish dengan mata berkaca-kaca rasa deja vu menghampirinya.

Surai gelap itu perlahan-lahan berubah, telinga Irish memanjang menyerupai sosok elf , surainya berubah warna menjadi biru, layaknya permata aquamarine yang begitu indah.

Daniel yakin, sosok yang berdiri di hadapannya saat ini bukanlah sosok Irish yang selama ini berada di dekatnya. Daniel yakin sosok ini adalah Iluna, mantan pemimpin para elf di masa lalu, sekaligus reinkarnasi satu-satunya wanita yang ia cintai.

Air mata mengalir dari kedua mata pria itu, Daniel berlari dan langsung memeluk Irish, pria itu menangis sesenggukan di bahu istrinya itu.

"El .." panggil sosok tersebut dengan lembut, menggunakan raga Irish, sosok tersebut mengelus helaian rambut Daniel yang lembut.

The Cursed Villain Couple [Crazy Villain Couple]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang