21.

396 32 2
                                    


Dua ratus tahun yang lalu ...

Sesosok gadis dengan surai biru bagaikan langit tengah berlarian di taman yang begitu indah. Gadis itu adalah tunangan sang putra mahkota saat ini, tentu saja gadis itu sangat mencintai putra mahkota, dan sebaliknya pun begitu. Mungkin?

"Yang mulia Tuan Putri, tolong jangan berlarian!" Seru seorang pelayan yang tengah mengejar gadis itu.

"Serrie, aku masih tunangan putra mahkota bukan istrinya, jadi jangan panggil aku seperti itu!" Sahut gadis itu dengan senyuman jahilnya.

Tiba-tiba kakinya tersandung, hampir saja ia akan jatuh. Untunglah sebuah lengan dengan sigap menangkapnya. Para pelayan yang mengejar gadis itu dengan sigap menunduk menyadari siapa yang ada dihadapan mereka.

"Sa-saya memberi salam pada bintang paling bersinar di kerajaan." Pelayan bernama Serrie itu menunduk dengan ketakutan.

Bagaimana tidak, sesosok pemuda yang menangkap tubuh nona mudanya adalah sang putra mahkota kerajaan ini sekaligus tunangan nona mudanya itu. Sesosok yang terkenal kejam dan sangat mencintai tunangannya, ketika nona mudanya hampir diserang oleh kuda kesayangan putra mahkota, putra mahkota itu sendirilah yang menebas kepala kuda kesayangannya.

"Apa yang kalian lakukan hingga Tunangan ku hampir terjatuh?" Dengan nada yang dingin sebuah pertanyaan untuk para pelayan itu keluar dari putra mahkota.

Serempak semua pelayan bersujud meminta pengampunan,

"Maafkan kami yang lalai Yang Mulia!" Para pelayan berseru dengan tubuh gemetar.

Gadis itu yang baru sadar langsung menepuk pundak tunangannya itu, dengan kesal gadis itu berbicara.

"Aku jatuh bukan salah mereka Yang Mulia, ini salahku sendiri." Terangnya menatap sang putra mahkota yang juga menatapnya.

"Tapi tetap saja-" belum selesai sang putra mahkota berbicara gadis itu sudah langsung menyela.

"Tidak ada tapi-tapian! Jika ingin marah, marah saja padaku. Jangan pada mereka!" Tegas gadis itu menatap sang putra mahkota dengan tajam, ucapannya tak terbantahkan sekali.

"Baiklah Audrey, aku kalah." Sang putra mahkota menghembuskan nafas lelah, ia meraih tangan tunangannya dan mengecupnya singkat yang membuat pipi gadis itu menjadi merah muda layaknya buah plum.

"Kau harus selalu berhati-hati, aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika ada sesuatu yang terjadi padamu, mengerti?" Lanjut putra mahkota dengan mengelus pipi tunangannya dengan lembut.

"Tidak akan ada yang terjadi padaku, kan kau akan selalu melindungi ku seperti tadi, Yang Mulia." Ujar gadis itu dengan senyuman lembut yang membuat kedua matanya seperti bulan sabit.

"Aku tidak bisa selalu melindungi mu Audrey," batin sang putra mahkota dengan sendu menatap sang tunangan.

°°

Tak terasa waktu penobatan sang putra mahkota telah tiba, dengan gaun perak, Audrey memasuki Aula digandeng oleh sang putra mahkota, calon Raja saat ini. Upacara pemberkatan kenaikan tahta berjalan dengan baik, Audrey tersenyum namun di sisi lain hatinya merasa gelisah. Entah apa yang ia pikirkan hingga membuatnya gelisah di hari yang seharusnya ia turut bahagia.

"Saat ini aku tengah membangun sebuah kastil yang akan menjadi kastil terindah di kerajaan ini, kastil itu akan ku persembahkan kepada calon Ratuku." Sang Raja yang baru tiba-tiba berseru, dan turun dari singgasananya, menghampiri sesosok gadis yang sontak menjadi pusat perhatian seluruh orang yang hadir di sana.

"Setelah kastil itu sudah selesai dibangun, kita akan menikah di sana, Audrey." Sang Raja mencium punggung tangan sang tunangan dengan lembut.

The Cursed Villain Couple [Crazy Villain Couple]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang