10.

6.4K 610 14
                                    


Irish terbangun lebih dulu dari Daniel, ia menyentuh pipi Daniel lalu sekelibat bayangan aneh membuatnya merinding dan merasa mual. Bayangan seorang pemuda bersurai biru tua yang tersenyum padanya di bawah sinar rembulan namun wajah pemuda itu tak terlihat dengan jelas.

Irish menghela nafas rasa sesak setelah sekelebat bayangan ingatan tentang seseorang yang tidak ia kenal, namun senyum pemuda itu begitu familiar. Irish beranjak dari ranjangnya dan mengambil jubahnya lalu membersihkan tubuhnya dalam bak mandi yang airnya berwarna hitam karena bunga mawar hitam.

Gaun hitam dengan bawahan berwarna abu-abu yang Irish kenakan begitu indah, Irish menyanggul surai ungu gelapnya lalu memakai mahkota yang tersembunyi di tempat rahasia dalam ruang gantinya. Irish menekan dinding di sebelahnya lalu terbukalah sebuah jalan rahasia, Irish berjalan lalu duduk di kursi sambil melihat catur yang ia susun.

"Langkah pertama sudah di mulai." Gumam Irish sambil menjalankan pion catur berwarna hitam.

Beralih ke Daniel yang masih tidur, saat ini sepertinya ia tengah bermimpi buruk karena wajahnya begitu pucat dengan bulir-bulir keringat dingin berjatuhan dari dahinya. Daniel mencengkeram erat selimut yang menyelimuti dirinya, ia terus bergumam sesuatu.

~~~

Seorang gadis bersurai merah muda dengan manik mmata berwarna hijau muda menatap hangat pada sesosok pemuda bersurai silver dengan manik mata keemasan yang menatap terdiam menatap gadis di hadapannya.

"El, ada apa?" Tanya gadis itu suaranya begitu lembut, angin yang berhembus pelan membuat surai gadis itu bergerak pelan, matahari yang menyinari gadis itu begitu hangat.

"Tidak.. ini.." pemuda itu kehabisan kata-kata, tanpa sadar air mata mengalir begitu saja dari kedua mata kemasannya yang begitu menawan. Tiba-tiba sebuah suara yang bergema membuat pemuda itu pucat, pemuda itu begitu gelisah dan cemas secara bersamaan.

"Kutukan akan terlaksana, kalian akan terpisah kembali!"

Sebuah angin badai membuat penglihatan pemuda itu terhalang, awan bergemuruh dengan petir yang menggelegar menandakan sebuah peristiwa yang begitu tragis. Pakaian dan jubah kerajaan yang di pakai oleh pemuda itu berlumuran darah dengan seorang perempuan yang bersimbah darah, pedang perak menancap di perut perempuan itu, gaun putih yang senada dengan milik pemuda itu telah tercampur warna merah merah darah yang begitu banyak.

Air mata turun dari mata pemuda itu ia memeluk tubuh perempuan yang sama, perempuan yang memanggilnya tadi. Bibirnya begitu kelu untuk mengucapkan kata karena terlalu syok akan apa yang terjadi, perempuan itu menatap pemuda itu, pemuda bersurai silver dengan mata keemasan yang berkilauan.

"Maaf.. maaf.. tidak bisa memberikanmu seorang pewaris El.." perempuan itu berkata lirih, ia mengulurkan tangannya mengelus pipi pemuda bersurai perak itu, air mata kembali mengalir jatuh mengenai wajah perempuan yang tengah tersenyum menatapnya, senyuman yang begitu sendu.

"Aku selalu mencintaimu El, tak peduli walaupun kau membuang diriku, memakiku ataupun mengusirku dalam hidupmu.. dan tetap selamanya seperti itu.. aku mencintaimu El.. suamiku.." tepat setelah berusaha mengucapkan kalimat panjang itu, perempuan itu tak lagi bernapas. Tangannya yang terulur kini telah terjatuh bersamaan dengan tangisan dari pemuda itu.

"Maaf.. Aku mencintaimu Istriku.." pemuda itu menangis rasanya begitu sesak saat orang terkasihmu tiada dalam pelukanmu dan meninggal akibat dirimu sendiri, ia sangat menyesal, sangat-sangat menyesal. Ingatan yang berputar di sekelilingnya bagaikan sebuah film, dari waktu mereka berdua pertama bertemu sampai sebuah kesalah pahaman yang mengakibatkan peristiwa ini terjadi.

Tiba-tiba suasana berubah ke sebuah tebing yang dibawahnya adalah jurang berbatasan dengan laut, sesosok perempuan berdiri di atas batu tebing, sinar bulan membuat surai peraknya berkilau begitu indah.

"Jika takdir berkehendak lain, maka apa yang harus dilakukan?" Tanya perempuan itu menatap pemuda bersurai silver dengan tatapan kosong.

"Aku tidak peduli bahkan jika harus melawan takdir, karena aku akan terus dan selalu mencintaimu. Ratu ku.." pemuda bersurai silver yang dipanggil El oleh perempuan bersurai merah muda, menatap sendu perempuan yang berdiri menatapnya.

"Kau mencintaiku, namun mengapa kau membunuhku?" Sorotan mata perempuan itu begitu tajam dipenuhi amarah. Sosok itu sama dengan perempuan bersurai merah muda, hanya penampilan keduanya saja yang berbeda.

"Maaf.. aku.. juga tidak mengerti.." pemuda itu menjawab pertanyaan perempuan itu dengan lirih, sorot matanya begitu sendu dan menampakkan luka mendalam. Perempuan itu tertawa lalu menunjuk pemuda itu dan berkata dengan lantang.

"Aku mengutukmu Gabriel! Jika dikehidupan selanjutnya aku terlahir kembali bersamamu, maka.. saksikanlah kematianku dengan matamu sendiri! Kaulah yang akan bertanggung jawab atas setiap kematian yang menimpa diriku! Kau akan mengingatnya dan tidak akan pernah melupakan kutukan ini, ingatlah ini Gabriel!!" Perempuan itu menjatuhkan diri ke jurang setelah mengucapkan kalimat panjang yang berupa kutukan bagi pemuda itu.

~~~

Daniel terbangun dengan napas terengah-engah, keringat membanjiri tubuhnya. Ia menatap ke samping melihat Irish yang tak ada di tempat tidurnya, Daniel panik jantungnya berpacu begitu cepat, wajahnya begitu pucat.

Krekk..

Pintu terbuka menampilkan Irish yang mengenakan gaun berwarna abu-abu, ia menyanggul surai ash purplenya. Irish menatap bingung pada suaminya yang tiba-tiba berlari memeluknya begitu saja.

"Da.. daniel lepaskan!" Irish berusaha menjauhkan Daniel namun pemuda itu semakin erat memeluknya bahkan tak tanggung-tanggung pemuda itu mengecup leher Irish hingga meninggalkan bekas merah.

"Daniel!" Bentak Irish pasalnya pikiran Irish yang sudah mulai berkelana ke hal-hal yang berhubungan dengan ranjang.

Daniel melepaskan pelukannya dan menatap Irish dengan tatapan memelasnya, Irish hanya memutar mata malas lalu mengambil topengnya dan sebuah kalung untuk menutupi bekas dari Daniel yang berada di lehernya.

"Pergilah bersihkan dirimu lalu terserah kau mau kemana, aku harus pergi mengurus seranga dulu." Belum sempat Daniel menjawab Irish sudah membanting pintu kamar dengan cukup keras membuat Daniel tersentak.

"Baikhlah.." Daniel cemberut lalu berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang dipenuhi keringat.

🦋🦋

____________

Story by : DindaQueenza [Zaza]

Met Halloween minna..👻👻

Yosh Zaza jadi pengen permen hiks.. Zaza ngga perlu make kostum sih cuma butuh pake daster putih udah auto cosplay jadi mbak kunti.

Jangan lupa Vote dan Comment
Bye..bye..

👻👻

The Cursed Villain Couple [Crazy Villain Couple]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang