1

13.5K 955 247
                                    

Terlihat sosok pemuda berkulit pucat dengan surai merah putih yang kini sedang terbaring tak berdaya didalam sebuah ruangan bernuansa putih, dengan selang infus yang tertancap ditangannya dan masker oksigen diwajahnya.



"Eunghh..."

Manik zamrud yang awalnya tertutup perlahan mulai memperlihatkan dirinya lagi.



'Dimana ini?'

'Bukannya aku sudah mati? Tapi kenapa aku bisa berada dirumah sakit?' Batin pemuda tersebut yang tak lain dan tak bukan adalah Ayden yang kini menatap bingung langit-langit ruangan yang berwarna putih.



Kriieettt...

Terlihat seorang pemuda bersurai coklat yang baru saja memasuki ruangan tersebut langsung dibuat tersentak saat melihat tubuh mungil diatas brankar rumah sakit perlahan mulai bergerak.

"Tuan muda anda baik-baik saja?! Syukurlah anda sudah sadar." Ujarnya yang kemudian mendekat kearah brankar dan menekan tombol untuk memanggil dokter.

Sementara Ayden yang melihat pemuda bersurai coklat tersebut hanya menatap bingung karena seingatnya dia sama sekali tidak mengenal siapa pemuda dihadapannya ini.



"S-sia...p-pa?" Tanya Ayden dengan nada lirih.

Sementara pemuda bermanik emas itu kini terbelalak tak percaya saat mendengarnya.

"T-tuan, ini saya Sean! Pelayan pribadi anda." Ujar pemuda tersebut yang bernama Sean dengan tatapan tak percaya.

Ditambah saat manik emas miliknya melihat manik zamrud sang tuan yang dulunya terlihat sangat cerah kini terlihat kosong tanpa ada binar kehidupan didalamnya.


'Sean?' Batin Ayden yang merasa tidak pernah mengenal orang bernama Sean itu didalam ingatannya, namun disatu sisi dirinya rasa pernah melihat nama itu disuatu tempat.

Karena terlalu sibuk dengan pemikiran sendiri, Ayden tidak sadar kalau ada seorang dokter dan suster yang masuk kedalam ruangannya.

Ayden tersentak sadar saat dokter tersebut mulai memeriksanya, Ayden hanya diam saat dokter yang bernama Ray itu mulai memeriksa kondisi pemilik tubuh yang ia tempati saat ini.






Skip~

Setelah dokter tersebut selesai memeriksa kondisinya, dia lalu membantu Ayden untuk duduk dan tidak lupa Ray melepas masker oksigen yang Ayden pakai saat Ayden memintanya karena merasa terganggu dengan benda itu.

Ray kemudian berbalik dan menghampiri Sean yang sedari tadi diam memperhatikan dengan tatapan khawatir.

"Yah...sepertinya ingatannya sedikit terganggu akibat benturan keras dikepalanya waktu itu." Ujar Ray yang didengarkan dengan seksama oleh Sean.

Sean yang mendengarnya hanya diam, itu menjelaskan kenapa tuan mudanya ini tidak ingat tentang dirinya.


"Dia juga sepertinya menjadi Emotionless, dengan kata lain mulai sekarang dia mungkin tidak akan bisa berekspresi lagi seperti sebelumnya." Sambung Ray yang mana membuat Sean yang mendengarnya tersentak tak percaya.

"Maksudmu—" Ucap Sean yang menatap tak percaya kearah tuannya yang kini duduk diam sambil menundukkan kepalanya.

"Kesampingkan hal itu dulu, apa dia mempunyai riwayat penyakit jantung?" Tanya Ray yang mana membuat Sean kembali terkejut.

"A-apa maksudmu?" Tanya Sean dengan tatapan tak percaya, sementara Ray yang melihatnya hanya bisa menghela nafas berat.



"Dari hasil pemeriksaanku tadi, dia memiliki jantung yang sangat lemah. Apa dia tidak pernah mengeluh sakit diarea dadanya sebelumnya?" Tanya Ray yang dibalas gelengan kepala oleh Sean.

Just FiguranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang