"P-Palestine El Kareem..."
Seketika tubuh Indonesia sedikit tersentak saat mendengar nama pemuda di hadapannya ini.
Ah...pantas saja dia merasa agak familiar dengan penampilan pemuda itu.
Dinovel tertulis kalau Palestine ini merupakan satu-satunya teman sekaligus sahabat Indonesia di sekolah ini.
Palestine digambarkan sebagai sosok pemuda yang ramah dan lembut, tapi walaupun begitu banyak siswa di sekolah ini yang tidak menyukainya lantaran dia terlalu lemah.
Jadi tidak heran kalau menurut alur aslinya, Indonesia dan Palestine selalu dijadikan bahan bully-an karena keduanya yang lemah dan dianggap aneh.
Dinovel juga ditulis kalau karakter Palestine ini memiliki akhir yang cukup tragis, dimana dia dibunuh dengan didorong dari atas gedung lantai lima oleh Israel.
Dan tentu saja Indonesia yang asli sangat terpukul saat mendengar kabar kematian sahabatnya itu.
•
•Kembali kewaktu sekarang...
Terlihat Indonesia yang kini tengah memperban luka ditubuh Palestine dengan hati-hati.
Terlihat juga wajah Palestine yang kini penuh dengan plaster dan perban, begitupula dengan bagian tubuhnya yang lain.
"Apa sakit?" Tanya Indonesia yang kemudian memperban luka ditangan pemuda itu.
"Tidak...l-lagipula aku sudah terbiasa..." Ucap Palestine dengan nada lirih.
Sementara Indonesia yang mendengarnya dibuat terdiam sebentar, sebelum akhirnya dia kembali buka suara.
"Jangan dijadikan sebagai kebiasaan, sesekali lawan lah saat mereka mengganggumu." Ujar Indonesia yang mana membuat Palestine sedikit tersentak.
Palestine tidak menjawab dan hanya diam sambil menundukkan kepalanya.
Dapat Indonesia lihat kalau Palestine hendak bertanya padanya saat dia membuka mulutnya, tapi sama sekali tidak ada kata-kata yang keluar.
"K-kau..." Ucap Palestine yang mana membuat Indonesia menoleh ke arahnya dengan tanda tanya dikepalanya.
"K-kau...orang pertama yang baik padaku..." Ucap Palestine yang mana membuat Indonesia terdiam.
"Ke-kenapa kau sangat b-baik padaku?" Tanya Palestine yang kini menatap lurus ke manik zamrud kosong milik Indonesia.
Sementara Indonesia yang melihat tatapan Palestine itu dibuat terdiam sebelum akhirnya dia menghela nafas pelan.
Huff~
"Kau mengingatkanku pada seseorang yang sangat aku kenal..." Ujar Indonesia yang kembali memperban lengan Palestine.
"Bisa dibilang dia itu selalu melukai dirinya sendiri saat sedang banyak pikiran." Sambung Indonesia yang mana membuat Palestine tersentak dan memilih untuk diam sambil mendengarkan apa yang ingin Indonesia caritakan.
"Maka daripada itu aku selalu mengobati setiap luka-nya itu..." Ujar Indonesia lagi saat memori ingatan di kehidupan sebelumnya kembali berputar dalam kepalanya.
"Huh...sudah berapa kali kubilang, berhenti melukai dirimu sendiri dasar Leo bodoh!" Ucap sosok Nathan yang kemudian mengeplak kepala sahabatnya ini yang baru saja menyayat tangannya sendiri.
"Maaf..." Gumam Leo dengan tatapan mata kosong, dan perasaan bersalah yang menyelimuti hatinya sekarang.
"Lain kali kalau ada masalah ceritakan saja padaku atau Nathan, tidak perlu ragu. Kita ini sahabat bukan?" Ujar Ayden yang kini tengah memperban pergelangan tangan Leo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Figuran
RandomBagaimana jadinya kalau seorang sniper sekaligus seorang pembunuh Internasional yang sangat dicari oleh pemerintah tiba-tiba saja bertransmigrasi kedalam sebuah novel karena sebuah kecelakaan? Bingung nulis deskripsinya kek gimana:') Kalau penasaran...