Bab 16 : Serangan

19 13 0
                                    

Lambat.

Saat ini, Jeremy dan yang lain berjalan cukup lambat karena mereka melakukannya sambil sarapan, mengunyah buah-buah yang dipetik Arion dan disimpan di tas Earlene. Untuk menghemat waktu, katanya. Mereka berjalan sesuai arah yang ditunjukkan program pelacakan di ponsel Gerry dengan alamat IP yang sudah mereka dapatkan.

“JOOOY! KAU DI MANAAA?!” teriak Dave.

“Joooy!” Earlene juga bersuara.

“Hei, kalau sepelan itu Joy tidak akan dengar.”

Earlene melirik Dave. “Pelan atau keras tetap saja dia tidak mendengar. Pohon-pohon di sini terlalu rapat.”

“Dave,” panggil Arion secara tiba-tiba.

Dave yang berada di nomor empat menoleh ke arah belakang, mendapati Arion yang perlahan berjalan sejajar dengannya. Sementara itu, Earlene yang berada di tengah-tengah kembali menghadap depan dan tidak memedulikan mereka berdua.

“Ya?” Dave penasaran.

“Aku ingin bertanya,” kata Arion.

“Tanya saja.”

“Bagaimana Joy saat bekerja?” Satu buah kecil bulat masuk ke dalam mulut Arion.

Dave terdiam beberapa saat. “Mm ... dia rajin, sangat pintar, cekatan, dan teliti. Ya, walaupun sedikit pelupa. Dia sering membuat direktur kagum. Dia panutanku. Aku ingin menjadi sepertinya.”

Arion manggut-manggut. “Kau menyukainya?”

“Ya, tapi aku tidak bisa berharap banyak. Kau adalah kandidat pertama setelah Jeremy. Benar, ‘kan?”

Arion terkekeh. “Apa Gerry yang mengatakannya?” tanya pria itu, langsung mendapat anggukan dari Dave. Hal itu membuat Arion kembali terkekeh. “Bahkan jikapun aku dan Joy saling menyukai, kami tidak akan pernah bersama. Kau sudah dibodohi olehnya.”

“Apa?” Dave tampak bingung. “Tapi, kenapa?”

Arion menghela napas. “Wasiat. Orangtua kami tidak berhubungan baik di masa lalu. Aku atau Joy, sama-sama diberi wasiat untuk tidak menikahi satu sama lain.”

Dave mengangguk paham. “Ah, begitu. Tapi, kenapa kau menceritakan ini kepadaku?”

“Semuanya sudah tahu. Itu bukan rahasia lagi.”

Dave kembali mengangguk. “Aku juga ingin bertanya sesuatu kepadamu. Aku ingin tahu siapa sebenarnya orang yang bernama Moreo itu? Sepertinya dia sangat hebat.”

Arion tampak tenang. “Mantan kekasih Joy, dan, dia memang hebat. Jangan khawatir. Joy tidak akan mau untuk berbalikan dengan Moreo. Bertemu saja dia tidak mau.”

“Oh, benarkah? Padahal aku sudah insecure tadi.”

[]

Di tengah-tengah jajaran pohon yang tinggi, Joy dan Marc masih berjalan di belakang Fred. Sesekali, keduanya berbincang tentang hal yang kurang penting untuk mengisi kejenuhan. Namun, lama-kelamaan, mereka merasa resah gelisah karena tak kunjung sampai di desa Fred. Hari sudah mulai siang, tetapi Fred selalu berkata tidak lama lagi akan sampai ketika ditanya.

“Marc, ssepertinya, ada yang tidak beres. Bagaimana kalau ternyata Fred berbohong? Atau, bagaimana kalau ... mereka mempunyai tradisi yang menyeramkan? Misalnya menjadikan orang yang mereka temukan sebagai tumbal, atau dijual sebagai budak di suku atau klan lain?”

Marc menghela napas. “Fred, cuando llegaremos?”²³

“Hemos llegado.”²⁴

“Hm?”

The AmazoniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang