Bab 15 : Rahasia

16 12 0
                                    

[Bahasa Spanyol di sini dibantu oleh Google Translate. Terima kasih.]

---

Hening.

Untuk beberapa saat, Jeremy dan timnya tidak saling bicara. Dave tampak seperti menunggu balasan dari Gerry atau Arion untuk perkataan Jeremy, sedang Earlene masih tidak menemukan cara mengatasi kekacauan yang dia buat beberapa saat lalu.

“Memang apa yang bisa kaulakukan?” tanya Arion.

“Apa pun. Bryan pasti sudah menemukan resepnya, resep obat untuk virus itu. Kita harus menggagalkan idenya itu. Ini bahkan baru setahun dari Covid-19.”

Arion menunduk. “Kau tidak tahu, dengan siapa kau berhadapan. Kalau kau benar-benar kembali untuk hal itu, berarti kau memang pantas berada di nomor dua.”

“Hei, kenapa membawa-bawa peringkat?!”

“Oh, ya ampun. Apakah aku harus menjelaskannya?” sarkas Arion. “Jika polisi tidak bisa melakukannya, kau juga tidak akan bisa. Di balik Bryan dan Ayah Natalie ada orang-orang dari kelompok elit politik. Ini bukan urusanmu, Bung. Aku yang menjamin masalah Bryan akan segera diurus dan diselesaikan.”

“Oh, wow. Dan siapakah yang akan melakukannya?” sahut Gerry dengan mata melebar.

“Moreo.”

Mendengar itu, Jeremy seketika terdiam. Gerry juga tidak membalas lagi. Di kesempatan itulah Earlene merasa harus segera menyelesaikan perdebatan ini. Dia berdeham dua kali, lalu melirik Jeremy dan Arion bergantian.

“Khem-khem. Maaf, aku berubah pikiran. Yang tadi, aku hanya sedikit kelelahan, dan khawatir dengan keadaan Jeremy. Aku setuju saja pencarian ini dilanjutkan.”

Arion melirik Earlene penuh selidik, dengan sorot tak terdefinisikan, membuat Earlene kesulitan memahaminya. Entah itu sedang bertanya apa yang terjadi, atau semacam kode yang berarti akan kuhancurkan hidupmu gadis manis.

“Baiklah,” ujar Jaremy pada akhirnya.

“Sebenarnya siapa Moreo itu?” tanya Dave.

“Psst, diam,” sahut Gerry.

“Lebih baik kita makan!” Earlene berjalan mendekati tenda dan mengambil tas oranye yang ada di sudut tenda. “Aku tidak tahu, apakah ini cukup untuk kita berlima. Tapi, ya, jika kurang, sebaiknya kalian bisa membantu.”

Gerry penasaran. “Apa buah lagi?”

“Yap!”

Earlene membuka tasnya, kemudian terlihat banyak buah di dalamnya. Buah-buah itu terbilang banyak, sampai obat-obat dan barang lainnya di sana tidak terlihat karena tertindih.

“Whoa, luar biasa!” Gerry heboh.

“Kapan kau mengambil semua itu?” tanya Jeremy.

“Bukan aku, tapi Arion yang mengambilnya.”

[]

Sudah satu jam ini, Jelena hanya bersandar di kepala ranjang dengan selimut menutup kaki hingga pinggang. Dia menghela napas dengan teratur sambil sesekali mengusap leher. Angka pendingin ruangan di unit apartemen ini baru saja dia kurangi, tetapi dia sudah kedinginan saja, padahal tadi sangat berkeringat.

Setelah kembali mengatur angka pendingin ruangan menjadi normal, Jelena memilih untuk turun dari ranjang. Namun, perempuan berwajah pucat pasi itu tidak kunjung melangkah. Tubuh terasa tidak imbang. Pegangannya pada nakas pun gemetar.

“Kenapa aku seperti ini?” desisnya. “Tidak. Aku pasti bisa. Ini hanya karena belum makan.”

Perlahan, Jelena mulai menguatkan pijakan kaki, lalu mulai melepas pegangan. Dia melangkah dengan hati-hati, setapak demi setapak. Namun, di tengah sana, ketika tidak ada sesuatu yang dapat dia pegang, dia tersungkur.

The AmazoniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang