Semua mata tak lepas dari ketiga laki-laki yang sering di perbincangkan oleh siswi-siswi perempuan turun dari mobil, Selalu saja begitu, di manapun mereka berada mereka selalu mendapatkan perhatian dan tatapan kagum kaum hawa.
Walaupun kelakuan mereka minus, tapi wajah tampannya menutupi semua kelakuan buruknya. Selain itu ketiganya juga termasuk dari kalangan orang berada, maka dari itu para perempuan rela melakukan apapun demi dekat dengan salah satunya.
"Atan, kok gue gak bisa lihat apa-apa?!" Ucap Alka kalut.
Selatan melirik Alka sekilas. "Kacamata lo kan item. Gobs banget si lo?"
"Eh iya ya." Alka cengengesan, ia lantas membuka kacamata hitamnya.
"Huftt gue kira gue buta tadi,""Tolol." Komentar Kaivan dengan wajah datar.
Mereka meneruskan berjalan. Di sepanjang koridor sapaan sapaan disertai tatapan genit menyambut ketiganya.
Selatan yang dilahirkan sebagai laki-laki ramah membalas sapaan perempuan perempuan itu sesekali, sedangkan Alka membalas sapaan mereka dengan tatapan genit dan apabila matanya melihat perempuan yang menarik, Alka menghentikan langkahnya dan mereka akan bertukar nomor Wa. Kaivan sendiri hanya acuh dan meneruskan berjalan. Tidak penting menanggapi perempuan-perempuan itu. Lagipula hampir semua populasi perempuan di sekolah ini sudah pernah bersenang-senang dengannya. Dan Kaivan tidak akan mengulang untuk kedua kalinya.
"Gue dapet nomer wa nya Siska bro!"
"Siska yang montok itu?" Tanya Selatan.
"Ho oh. Lumayan lah buat ngangetin ranjang gue ntar malem hahahaha."
"Dada nya silikonan." Kaivan angkat bicara.
Alka melotot. "Hah? Serius lo Kai? Lo tau darimana?"
"Dia pernah telanjang di depan gue." Balas Kaivan tak perduli.
Selatan menertawai Alka. "Mampus lo mata keranjang!"
Alka bergidik. Laki-laki itu segera menghapus nomor siska dari ponselnya.
"Ngomong-ngomong Kai, itu bukannya si cupu ya? Dia manis juga ya kalau gak pakai kacamata," saat hampir masuk ke kelasnya mata Alka tak sengaja menatap Keynara yang berjalan ke arah koridor yang melewati kelasnya.
Kaivan memicingkan mata. Dari kejauhan dia bisa melihat kegugupan Keynara, antara ingin memutar langkahnya atau melanjutkan. Bahkan perempuan itu berjalan sangat pelan karena ragu-ragu.
Kaivan ingat. Kacamata Keynara tertinggal di laci kamarnya. Dan sialnya ucapan Alka ada benarnya, Keynara yang tidak menggunakan kacamata memang terlihat sangat manis. Apalagi pagi ini perempuan itu tidak mengepang rambutnya melainkan menguncirnya jadi satu ke atas sehingga memperlihatkan leher putihnya.
"Hai." Sapa Alka begitu Keynara melintas di depannya.
Mendapat sapaan dari salah satu most wanted boy di sekolahnya justru membuat Keynara ketakutan. Keynara hanya takut di bully.
"Lo mau kemana?"
"Perpus."
Keynara bisa merasakan tatapan tajam dari seseorang, dan itu seolah membakar seluruh tubuhnya.
"Ehm gue boleh minta nomor lo gak?" Alka tersenyum manis. Laki-laki itu bahkan sudah mengeluarkan ponselnya dan berinisiatif mencatat nomor Keynara.
"Nomorku cuma satu, kalau kamu minta aku nanti pakai apa?"
Alka cengo sendiri.
Selatan tertawa geli. "Mampus lo cacing alaska!"
Alka menggaruk kepalanya yang tak gatal, "maksudnya gue minta nomor lo buat gue simpen di hp gue."
Keynara manggut-manggut. Rasa takutnya menghilang begitu saja, apa mungkin karena kehadiran Kaivan? Entahlah, tapi Keynara merasa baik-baik saja kalau di dekat laki-laki itu.
"Oh tapi buat apa?"
"Err kalau gue gak bisa ngerjain tugas kan gue bisa nanya lo."
"Tapi kita berdua kan beda jurusan?"
Alka kehilangan kata-kata. Kenapa disaat kaum hawa berebut nomor ponselnya justru Keynara biasa-biasa saja ya?
"Alka goblok di pelajaran matematika. Lo bisa kan ngajarin dia?" Kali ini Selatan yang menimpali. Selatan kasihan juga melihat sohibnya yang biasanya gombal sana sini jadi kicep dengan perempuan di depannya.
"Oh oke."
Alka berbinar. Laki-laki itu menyerahkan ponselnya pada Keynara, "lo catet nomor lo ya."
Kaivan masih menyimak dengan bersedekap dada. Laki-laki itu hanya diam dengan wajah acuh.
"Makasih ya... Nama lo siapa?"
"Keynara."
"Oke makasih Keynara, lo boleh pergi."
Keynara mengangguk dan berjalan menjauh.
"Buat apasih lo nyimpen nomornya cewek itu?" Tanya Selatan penasaran.
"Yah buat di simpen aja. Lumayan tu cewek kalau jadi pacar gue, bisa gue suruh-suruh ngerjain tugas atau... Gue ajarin yang mantap mantap. Habisnya dia polos banget sih," Alka cengengesan.
Selatan menggelengkan kepalanya tak habis pikir dengan otak brengsek temannya itu. "Tapi gue kayak familiar deh pas liat wajah Keynara. Mirip siapa ya?"
"Gue juga merasa kayak pernah lihat dia dimana gitu,"
Disaat mereka berdua sibuk berpikir, Kaivan menyambar ponsel Alka dan membantingnya ke lantai hingga layar ponsel berlogo apel digigit dengan tiga kamera di belakangnya itu retak.
"What the fuck men!" Alka melotot tak percaya. Pasalnya hp barunya yang seharga satu buah motor itu di banting oleh Kaivan dengan tak berperasaan, tanpa alasan pula.
"Kenapa hp gue di banting?!" Tanya Alka setengah gondok.Kaivan mengedikkan bahunya acuh. "Gue lagi kesel aja." Lantas Kaivan langsung masuk ke dalam kelas dan meninggalkan tatapan bodoh dari kedua temannya.
*****
Keynara baru saja mendudukkan diri di kursi perpus. Jam pelajaran satu hingga tiga nanti kosong, daripada tidak melakukan kegiatan apapun di kelas lebih baik dia pergi ke perpus, kan?
Keynara memilih pergi ke perpus karena ia merasa kesepian berada di kelas. Selama seminggu ini Diana tidak masuk sekolah, temannya itu izin pergi ke Prancis untuk menjenguk neneknya yang sedang sakit.
Keynara membaca materi di buku paketnya, namun getaran ponsel di saku nya membuatnya mengalihkan fokus sejenak,
Melihat nama pesan dari pengirimnya saja sudah membuat jantung Keynara berdegup tak beraturan.
From: Kaivan
Apa maksud lo caper caper sama Alka? Lo lupa posisi lo?
To: Kaivan
Maaf. Aku gak bermaksud gitu, aku cuma bersikap ramah sama temen kamu
From: Kaivan
Ramah ramah mata lo? Tunggu aja, lo akan dapet hukuman dari gue!
Keynara bergidik. Sumpah demi Tuhan, dia tidak bermaksud caper seperti yang Kaivan tuduhkan.
Keynara menarik nafas berat. Dia sedang dalam masalah besar.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVIL OBSESSION
Teen FictionKaivan Aeron Aldrich. Laki-laki berhati iblis yang bersembunyi di balik wajah malaikat. Mabuk-mabukan, berkelahi, balap liar, bahkan bermain wanita, itulah kesenangannya. Hingga suatu malam ia dipertemukan dengan perempuan berpenampilan kacau bernam...