VI

399 41 0
                                    


Karena hari ini Jeongguk tidak punya jadwal kelas seharian penuh pun Taehyung yang sudah mulai mengambil cuti panjang dari Kantor, keduanya jadi bisa pergi keluar bersama. Setelah sarapan dan pastikan Taehyung menelan obat nya dengan baik, mereka berjalan beriringan ke arah loby untuk berangkat pergi. Kali ini memakai mobil Taehyung, Jeongguk yang ajukan. Katanya lelaki itu masih belum cukup sehat dan tidak boleh banyak menerima angin bebas. Yang mengemudi mobil pun Jeongguk, Taehyung hanya duduk diam di sisi nya dengan pasrah. Tidak menolak sedikit pun pada semua titah Jeongguk, membiarkan anak itu melakukan semau nya sendiri.
Padahal, semua orang tahu, harga diri Taehyung setinggi semesta bahkan dia paling anti di setir dan di atur orang lain seperti ini.

Tapi ini Jeongguk, Jeon Jeongguk si berisik yang mengisi hari nya tanpa henti. Seorang yang special. Mungkin Taehyung sudah menjadi bucin, dia tidak bisa bilang tidak pada anak itu. Tapi, jika memang begitu nyatanya, Taehyung pun tidak keberatan sama sekali.

Laju mobil berada di kecepatan sedang ketika Taehyung memanjangkan tangan dan meraih punggung lengan Jeongguk untuk dia genggam lembut. Menyalurkan kenyamanan dan cinta yang sangat mustahil bisa dia ucap dari celah mulutnya.

"Mau mampir untuk membeli cemilan?"
Tanya Taehyung.

"Iya nanti berenti dulu di depan sana. Aku turun sebentar, kamu di sini aja ya."

"Oke."

"Ada yang di perluin nggak? Nanti sekalian aku beli."

"Tidak ada, cukup kamu saja cepat kembali."

Jeongguk tidak menjawab, dia hanya mengangguk pelan sembari menyetir mobil.

Kemudian mereka benar-benar berhenti di depan sebuah minimarket dan Jeongguk turun untuk keperluan yang dia butuhkan. Diantara tatap Taehyung sampai punggung itu akhirnya hilang di telan pintu, Taehyung masih memaku tempat itu dalam diam. Entahlah, rasa rindu yang tidak dia mengerti tiba-tiba saja menyerang nya. Rindu yang tabu dan juga sangat aneh. Taehyung kebingungan sendiri dan dia tidak punya apa-apa untuk rindu yang dia miliki di hatinya saat ini.

Rindu pada Jeongguk, rindu yang seperti terhalang sesuatu yang besar yang membuat nya kesulitan untuk bicara. Padahal Jeongguk ada disini, ada di dekatnya dan akan berada di dekatnya lagi setelah anak itu selesai mengisi penuh plastik nya dengan cemilan.

Tapi perasaan ini benar-benar menyiksa, merajam nya tanpa tahu aturan sampai membuat Taehyung kewalahan. Jadilah ketika Jeongguk kembali masuk ke dalam mobil dan melirik sekilas kearah nya, radar peka anak itu meningkat drastis dan dia bisa menangkap hal lain dari sikap Taehyung.

Jeongguk memilih tidak dulu mencerca, menodong dengan pertanyaan ketika kini dia melihat jika pria itu melempar pandangan nya ke arah luar dan asyik melamun sendirian. Jeongguk malah kembali melajukan mobil dan mengemudi menuju tempat yang akan mereka kunjungi hari ini. Sebuah bukit luas dan hijau di pinggir kota yang seperti sengaja di rawat untuk tempat wisata atau hiburan akhir pekan bagi beberapa remaja.

Taehyung yang merekomendasi kan beberapa hari yang lalu dan Jeongguk mengiyakan tanpa banyak tanya.

Lagipula Jeongguk pun suka tempat seperti itu. Apalagi kali ini musim gugur, pemandangan di sana pasti jauh lebih indah meski secara pribadi Jeongguk lebih menyukai musim dingin dan salju.

Taehyung bilang itu seperti sebuah gurauan, dimana Jeongguk begitu menyukai musim dingin tapi anak itu akan mudah sakit jika musim dingin tiba.

Dan Jeongguk diam-diam justru menggambarkan hal itu jauh di dalam hatinya seperti Taehyung. Dimana dia yang begitu mencintai pria itu dalam diam tapi harus dulu merasakan sakit untuk bisa menggapai nya agar bisa bersama.

AGAIN (Taekook) END ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang