VII

341 44 0
                                    

"Jadi, malam ini nggak tidur di sini?"

"Tidak apa 'kan? Katamu tidak bisa ikut tadi."

"Ya nggak apa sih, aku punya tugas banyak soalnya. Kalo aku ikut yang ada tugasku nggak kelar-kelar lah."

"Yakin?"

"Iya."

"Besok pagi aku udah kesini lagi, Gguk."

"Iya tau, titip salam aja buat Ibu ya."

"Siap."

Malam ini, Kim Taehyung harus pulang ke kediaman Sang Ibu lantaran permintaan beliau. Katanya, wanita paruhbaya yang masih terlihat cantik itu ingin bertemu. Sudah lama Taehyung tidak datang sekalian juga beres-beres beberapa barang yang akan Taehyung bawa nantinya.

Jeongguk tidak bisa ikut, dia memiliki tugas dari dosen nya yang menumpuk. Harus rampung malam ini karena di kumpulkan besok pagi.
Kesal memang, Jeongguk juga ingin bertemu Ibu Taehyung tapi keadaan nya tidak mendukung sama sekali.

Jika sudah bertemu Ibu dan mengobrol bersama, Jeongguk tahu dia akan lupa waktu. Jadilah dia mengalah, tidak apa katanya. Masih ada besok dan hari-hari berikutnya untuk pertemuan bersama Ibu Taehyung.

Karena semua hal itu pula Taehyung kini tengah bersiap untuk pergi. Penampilan sederhana tapi tidak pernah gagal mencuri atensi Jeongguk. Pria dewasa ini selalu saja terlihat menawan di mata nya.

Jeongguk mengekor di belakang langkah Taehyung menuju pintu, menilik gerak gerik pria itu yang tengah kenakan sepatu sambil duduk berjongkok di depan nya.

Setidaknya ada rasa puas di hati Jeongguk sebab perut Taehyung sudah terisi dengan makan malam bersama nya tadi. Kemungkinan pria itu tidak akan merasa lapar di tengah malam. Karena untuk hal se sederhana itu saja, Jeongguk selalu merasa khawatir.

Hening, tidak ada percakapan diantara mereka sama sekali.

Kemudian, ketika sepatu itu sudah terpasang apik di kaki yang lebih tua, Taehyung berdiri, menepuk beberapa bagian pakaian nya guna merapikan yang semula terlihat kurang baik.

Dia melempar tatap pada Jeongguk, menilik wajah ayu itu dari jarak dekat. Cantik dan tampan menyatu, selalu saja membuat Taehyung tidak bosan melihatnya setiap hari. lalu sebelah tangan nya memanjang, meraih bahu pemuda itu untuk dia bawa ke pelukan. Kedua nya menyatu tanpa sekat, selami aroma masing-masing yang menyerbu indra penciuman.

"Cemilan punya mu masih ada 'kan?"
Taehyung tahu Jeongguk gelisah karena dia pun sama.

"Masih banyak."
Jawab Jeongguk pelan.

"Baiklah. Nanti aku kabari ketika sudah sampai di rumah Ibu."

"Harus, jangan sampe lupa"

"Iya."

"Beneran ya, Tae."

"Iyaaa."

Jeongguk merelai peluk mereka dan menangkup wajah Taehyung di telapak nya.

Mata bulat itu satu-satu bergantian menatap mata tajam Taehyung yang juga sama tengah melihatnya dengan pandang hangat.

"Boleh cium nggak?"

"Boleh, mau cium di mana?"

Jeongguk sedikit memanyunkan bibir nya kedepan Taehyung, dia tidak berkata apapun tapi dia yakin Taehyung mengerti. Mata tajam pemuda itu ikut turun melirik labium Jeongguk yang maju sedikut. Tentu saja, karena setelah itu, respon yang lebih tua adalah terkekeh geli kemudian menarik tengkuk Jeongguk menggunakan sebelah tangan nya dan menyatukan bilah mereka dalam kecup hangat yang sedikit basah.

AGAIN (Taekook) END ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang