XII

269 28 0
                                    


Dulu, mungkin satu tahun ke belakang, Jeongguk pernah memohon satu permintaan kepada semesta di suatu malam. Ketika resah hati nya tidak kunjung menemukan sebuah arti, Jeongguk meyakini satu hal.

Dia telah jatuh cinta karena rasa nyaman.

Sesuatu yang belum pernah dia dapatkan sebelum nya di seluruh waktu usia dia menjalani hidup. Jeongguk tahu dia menyimpan harapan lebih pada pria berstatus teman se Apartemen nya yang juga menjadi orang yang mempekerjakan nya demi dia mendapatkan uang untuk menyambung hidup.

Bukan tidak bisa memberikan secara cuma-cuma, tapi Taehyung bilang Jeongguk pun harus punya usaha setidaknya memasak sarapan dan makan malam untuk pria itu.

Dan tanpa di sadari, justru kesepakatan tersebut berdampak lain pada pemuda Jeon. Menimbulkan percikan-percikan aneh yang menjadikan nya menginginkan lebih.

Beruntung logika si manis segera mengambil alih, hingga dia sebisa mungkin mengontrol perasaan nya sendiri agar semuanya tidak semakin menjadi. Tidak lagi ada debaran, tidak lagi ada rasa gugup. Mereka hanya teman se apartemen, seharusnya begitu dan akan tetap seperti itu.

Perasaan nya biar di simpan sendiri, bertingkah seolah tidak ada apapun.
Atau mungkin lebih baik di hilangkan.

Opsi terakhir terdengar lebih masuk akal. Dimana dia akhirnya kembali menjalani hari bersama Taehyung tanpa ada rasa apapun karena berhasil dia tekan.

Bahkan pernah di suatu malam, mereka berdua melakukan deep talk karena tidak bisa tidur.
Berakhir duduk berdua di balkon Apartemen dengan secangkir cokelat hangat di sisi Jeongguk dan secangkir kopi di sisi Taehyung.

"Tae, aku mau tanya."

"Apa?"

"Kalo seandainya aku jatuh cinta sama kamu, gimana?"

Hening, Taehyung membisu sesaat.
Pria itu menarik nafas panjang, tidak tahu apa yang terlintas di fikiran nya sampai memberikan reaksi seperti itu.

"Jangan Gguk..."
cicit Taehyung kemudian.

"Kenapa?"

"Aku tidak bisa menjanjikan apapun."

"Apapun? Maksudnya?"

"Sesuatu yang kamu harapkan. Seperti tersambut nya rasa cinta milikmu itu."

Jeongguk menggeleng pelan, "Aku nggak minta di bales, lagian ini kan cuman seandainya."
Kekeh Jeongguk.

Taehyung tanggapi dengan menatap wajah ayu Jeongguk yang menawan.
"Kalo pun iya, ada baik nya kamu hapus saja perasaan nya. Aku tidak bisa menjanjikan apapun untuk hal itu, Gguk. Aku tidak bisa memberikan apapun yang kamu mau dengan keadaan aku yang seperti ini."

"Kalo aku ngotot sama kamu?"

"Tetap tidak.."

"Udah di tolak aja."

"Bukan begitu..."

"Iya aku ngerti kok, tapi gimana kalo aku masih nyimpen rasa nya, kamu gimana? Marah kah?"

"Tidak, aku tidak punya hak untuk marah hanya karena kamu punya rasa cinta sama aku. Itu bukan bagian kita, mengendalikan perasaan bukan lah urusan kita."

"Bener juga sih."

Jeongguk membawa cangkir cokelat hangat nya mendekat ke mulut, meneguknya pelan setelah meniup sebelum nya. Rasa manis dan hangat melebur legit di indra perasa Jeongguk, sontak membuat pria itu sejenak memejam mata demi menikmati rasa yang ada. Lalu, dia menyimpan kembali cangkir itu di atas meja.

AGAIN (Taekook) END ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang