IX

291 33 0
                                    

Night Ride yang kedua nya rencanakan berjalan dengan mulus.
Mereka pergi di jam yang hampir menginjak angka 12.00 malam. Sengaja, karena harapan untuk melihat matahari terbit ikut masuk pada list yang akan di lakukan, kedua nya tidak memiliki masalah untuk hal itu.

Jeongguk duduk tegak di jok bagian belakang dengan tangan nya yang bertengger apik di pundak Taehyung. Masih menolak untuk memeluk. Takut pantat nya terlihat kemana-mana, seperti alasan sebelum nya. Padahal tidak begitu juga, posisi jok belakang moge nya tidak setinggi itu hingga menjadikan nya akan terlihat setengah menungging jika duduk merapat memeluk pinggang Taehyung.

Mungkin hanya sebuah alibi, Jeongguk masih berusaha sekuat mungkin menjaga waras nya semenjak kejadian saling melumat di Apartemen beberapa jam yang lalu. Sontak seluruh wajahnya kembali memerah, sialan! Umpatnya dalam hati. Taehyung tidak main-main meninggalkan kenangan lebih intim bersama dirinya omong-omong.

Laju moge di bawa di kecepatan standar oleh Taehyung. Jeongguk yang tadinya sudah memakai helm membuka kaca bagian depan hingga wajah bulat itu terpampang nyata. Mata rusa nya terlihat berkaca-kaca, meniupkan uap berkali-kali sembari menggosok telapak tangan nya yang terasa nyaris membeku. Kini tengah lepas dari pundak Taehyung yang tadi di jadikan sebagai pegangan.

Jeongguk tidak sadar, jika resah tingkahnya di tatap Taehyung dari arah kaca spion. Lelaki yang lebih tua kemudian memelankan laju moge nya dan menepi ke sisi. Jeongguk menyerhit heran, ini masih jauh dari pantai.

"Kenapa berenti Tae?"

"Sebentar."

"Mau ngapain sih? Kamu nggak usah aneh-aneh. Ini jauh dari mana-mana loh."

"Tidak aneh, Gguk."

"Ya terus apa? Perasaan tadi kan bensin nya juga udah di isi penuh. Masa iya bensin nya udah abis?"

"Bukan bensin."

"Terus apaan? Kamu jangan nakut-nakutin dong ini berenti di tempat ginian ih!"

Taehyung tidak menjawab, pria itu menahan bobot motor dengan sebelah kaki nya dan meraih kedua tangan Jeongguk di belakang punggung nya untuk dia lingkarkan di pinggang. Secara otomatis membuat kedua nya merekat tanpa sekat. Dagu Jeongguk berlabuh di bahu Taehyung, dan karena hal itu pula, pria yang lebih tua menyimpan senyum tipis dari balik helm hitam nya.

"Meluk aku seperti ini tidak susah, Gguk. Apakah harus di ajarkan juga?"

Jeongguk masih tergugu, sejenak membeku memproses apa yang baru saja Taehyung lakukan dan ucapkan. Kemudian, ketika laju moge mulai kembali menapaki aspal, Jeongguk baru sadar jika Taehyung ingin membuat mereka lebih nyaman.

Angin malam memang lebih terasa menusuk walau pakaian keduanya sudah lengkap. Dan dengan menempelkan tubuh satu sama lain seperti ini ternyata menambah nilai plus untuk mengatasi rasa dingin nya.

Niat awal Jeongguk yang sudah melepas genggaman tangan nya di perut bagian depan Taehyung itu pupus saat sebelah tangan besar pria Kim menjalar dan di daratkan begitu saja di atas kepalan Jeongguk. Menyatukan genggaman hingga sedikit mengerat dan rasa hangat itu terasa manis.

Telapak kedua nya memang terhalang masing-masing sarung tangan hingga tidak bisa menyentuh kulit satu sama lain. Walau begitu, hangat yang hati mereka rasakan nyatanya jauh lebih menyenangkan dari apapun.

"Kamu modus banget."
Gerutu Jeongguk dari balik helm nya.

Entah Taehyung mendengar atau pun tidak, simanis enggan perduli. tapi yang pasti, tangan pria yang lebih tua semakin erat memeluk kepalan tangan Jeongguk di atas perut nya.

Paham betul akan sisa-sisa waktu terakhir, baik Taehyung maupun Jeongguk sama-sama ingin menggunakan nya dengan sangat baik. Menumpuk ratusan lembar kenangan di memory ingatan masing-masing sebagai tabungan jangka panjang yang pasti nya akan mereka buka ketika sudah tidak lagi saling bertatap muka.

AGAIN (Taekook) END ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang