ll

922 67 4
                                    

Mata Jeongguk mengikuti bibir nya ketika tersenyum begitu lebar.
Melihat Taehyung yang sudah duduk di atas moge Jeongguk dan anteng mengurusi ponsel, total acuh pada keadaan sekitar. Bahkan pada beberapa mahasiswa yang terlihat sedang terang-terangan berusaha mencuri atensi nya.

Terkadang Jeongguk juga sedikit merasa aneh, di usia Taehyung yang terbilang sudah cukup dewasa, Jeongguk belum sekalipun melihat pria itu menggandeng seseorang untuk berkencan. Hari nya penuh dengan agenda bekerja atau rewelan Jeongguk yang nampak tidak menjadi masalah sama sekali untuk yang lebih tua.

Jeongguk sempat bertanya apakah itu menjadi sebuah masalah, dia hanya merasa takut dan khawatir saja Taehyung terbebani dengan berisik nya yang tidak tahu waktu.

Namun, nyatanya Taehyung bilang tidak. Pria itu hanya tersenyum dan menggeleng. Jeongguk masih ingat bahkan Taehyung berkata kepadanya,
"Aku bukan golongan orang yang akan dengan senang hati membuat orang lain senang. Kamu lebih tahu aku akan langsung menolak dan tidak segan bilang 'tidak' jika aku tidak nyaman."

Kaki nya sampai di depan Taehyung membuat pemuda itu mendongak dan suguhkan senyum tipis. Jeongguk hanya berdecih, meraih helm yang Taehyung sodorkan menggunakan sebelah tangan nya yang nganggur.

"Niat banget pamer wajah di Kampusku, udah sadar diri nya kalo kamu itu tampan?"

Sarkas, Jeon Jeongguk memang seperti itu.

Taehyung tanggapi dengan kekehan, sekilas mengelus pipi Jeongguk lalu naik lebih dulu ke moge yang terparkir apik. Kemudian di susul Jeongguk yang nyamankan diri di jok belakang.

"Mau pegangan boleh?"

Taehyung berdehem dari balik helm hitam nya, tangan nya memanjang menarik tangan Jeongguk untuk di lingkarkan di perut. Namun Jeongguk menolak dan memilih lebih menyimpan nya di pundak pria itu.

"Begini lebih enak. Pantat ku nanti kemana-mana kalo pegangan ku sama pinggangmu."

"Punya kaki emang?"

"Hah?"

"Katamu pantat mu kemana-mana. Lari-larian maksudmu?"

Jeongguk mendengus, sedikit mencubit leher Taehyung buat pria itu meringis nyeri.

"Otakmu nggak sedangkal itu ya buat paham ucapan ku."

"Kan cuman nanya."

"Heleh."

Taehyung terkekeh, sebuah kebiasaan menjahili Jeongguk dan membuat anak itu kesal adalah kesukaan nya. Respon anak itu selalu terlihat lucu walau sedang kesal. Dan hal itu entah sejak kapan menjadi terlihat lebih menarik di mata Taehyung.

Setelah nya, kedua anak adam itu melesat pergi meninggalkan area kampus dan puluhan hati dengan asumsi masing-masing yang beragam.

.
.
.

Sebelum pergi ke tempat yang Jeongguk mau, Taehyung berhenti dulu di sebuah restoran bergaya klasik berniat agar kedua nya makan siang terlebih dahulu. Entah bisa di sebut makan siang atau mungkin sore, Taehyung tidak peduli.

Dia hanya tau suara perut Jeongguk yang bergemuruh dan rengekan anak itu untuk berhenti dan mengisi mulut mereka dengan makanan.

Jadi mereka memilih satu tempat dekat jendela yang hadirkan pemandangan jalanan kota yang masih ramai. Ini musih gugur. Vibes yang entah bagaimana begitu cocok dengan suasana hati Jeongguk ketika mengingat ucapan Taehyung tempo hari.

"Mau habiskan sisa satu minggu kita dengan apa, Gguk?"

"Beneran terserahku?"

"Iya. Terserahmu."

"Baiklah. Tapi jangan protes oke. Cukup turuti aku. Aku 'kan yang bakal di tinggalin."

"Okay."

Makanan datang lebih cepat dan itu sedikit nya bisa merubah keadaan menjadi lebih baik. Jeongguk tenggelam bersama nikmat rasa makanan di lidah nya dan seakan lupa dengan keadaan sekitar. Hanya saja, ya, hanya saja, pemuda itu tidak sadari jika mata Taehyung pun tidak pernah luput melihat segala gerik tingkah nya.

Taehyung tahu Jeongguk menyimpan lara, mata secemerlang galaksi itu tidak pernah bisa berbohong walau anak ini terlalu bisa mengendalikan perasaan dan bersikap jauh lebih dewasa dari apa yang terlintas di otak Taehyung. Dia pintar menyimpan semua keluh kesah nya sendiri bahkan terlihat sangat misterius untuk Taehyung di beberapa potongan waktu. Di tambah cara berfikir yang tidak kebanyakan orang miliki hingga membuat Taehyung menamainya makhluk langka.

Karena memang Jeongguk sungguh berbeda. Taehyung benar-benar baru bertemu dan mengenal seseorang seperti Jeongguk di hidupnya.

Seperti obrolan malam itu ketika Jeongguk mengerjakan tugas dan Taehyung tidak bisa tidur.

"Aku tau semua orang punya cara sendiri untuk mengungkapkan cinta. Tapi jujur aja aku nggak suka jika seharian kita harus selalu kasih kabar sama pasangan."

"Kenapa kayak gitu?"

"Ya kaya ngerasa di kekang aja. Kaya gak punya waktu buat sendiri. Tapi ini bukan berarti harus di bebasin juga. Ada waktu-waktu yang memang harus di habiskan berdua."

Taehyung ingat obrolan itu mengalir begitu saja malam itu dan dia jadi mengerti bagaimana cara Jeongguk menanggapi sebuah ikatan hubungan bersama seseorang yang melibatkan cinta di dalam nya.

Sebuah hubungan yang juga Taehyung idamkan selama ini. Seseorang yang juga Taehyung inginkan bersama nya menghabiskan sisa waktu....

.
.
.

Selesai mengisi perut mereka, Taehyung kembali membawa laju moge nya menuju tempat yang Jeongguk inginkan. Sempat mampir sebentar ke Apartemen mereka guna mengganti pakaian Jeongguk karena Taehyung yang memaksa. Perkiraan mereka akan melakukan perjalanan sampai malam hari. Jadi, Jeongguk di minta untuk mengenakan jacket alih-alih kaos hitam polos berlengan panjang seperti ketika pulang dari kampus.

Lagi pula itu untuk kebaikan Jeongguk, Taehyung tau anak itu tidak terlalu tahan udara dingin dan akan mudah terserang flu di keesokan hari.

Perjalanan kedua nya jadi lebih terasa menyenangkan ketika senja mulai terlihat terbentang di langit. Angin musim gugur melatari laju moge yang Taehyung kemudikan dengan pegangan tangan Jeongguk yang mengerat di pundak nya.

Musim gugur adalah kesukaan Taehyung. Pria itu menyukai salah satu musim itu entah karena apa.
Dan Jeongguk mulai berfikir jika saja Taehyung benar-benar begitu teliti bahkan untuk sebuah pamit yang rinci.

Sementara itu, bersama roda ban yang berputar dengan aspal jalan,  fikiran Taehyung maupun Jeongguk sama-sama ikut berkelana jauh.

Tidak di tempat dan sama sekali tidak mau saling di ketahui.

Kedua nya sama-sama terluka, sama-sama menyimpan duka.

Tbc.

AGAIN (Taekook) END ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang