XVIII

322 36 0
                                    




Mata bulat Jeongguk masih lah menatap nyalang, menghunus Taehyung yang kini hanya berdiri diam sambil menyender ke meja nakas yang di pajang persis di sisi kanan sofa dimana kini Jeongguk duduk membatu.

"Kamu masih belum menjawab pertanyaan ku, Gguk."
Ucap Taehyung.

Tenang, gelagat nya selalu seperti itu. Tidak pernah mampu di baca dan pria Jeon nyaris muak akan fakta tersebut. Sorot mata nya dalam dan berbinar lembut ke arah Jeongguk. Sepenuh nya abai bahkan jika saja pemuda Jeon serius tentang ucapan nya yang akan membunuh Taehyung sekalipun, nampak nya pria yang lebih tua tidak akan melawan sama sekali.

Berbanding terbalik dengan Jeongguk yang kini tengah menarik bar-bar ponsel dari saku celana dan melemparnya serampangan ke arah Taehyung. Beruntung tangan pria itu gesit menerima, jadilah ponsel Jeongguk berhasil mendarat di tangan nya alih-alih jatuh ke lantai dan berakhir secara mengenaskan.

"Apa maksud dari pesan sialan mu itu hah?!"

Taehyung membaca sekilas kolom chat Jeongguk di sana bersama nya. Ternyata pria itu sempat membalas, namun karena Taehyung lebih dulu mematikan ponsel bahkan sampai saat ini belum lagi dia hidupkan, membuat pria Kim tidak tahu bagaimana respon Jeongguk setelahnya.

"Jawab Taehyung"

Nada suara serak dan dalam sarat akan emosi tercekat di tenggorokan si manis Jeon. Masih menatap nyalang Taehyung yang kini membisu. Tidak menjawab atau memang belum mau menjawab atau mungkin memang benar-benar tidak akan menjawab.

Lalu langkah kaki itu mendekat. Menapak tegas di lantai yang dingin kemudian berada di depan Taehyung. Kedua tangan Jeongguk mengayun, meraih kerah kaos Taehyung dan mendekatkan wajah mereka berdua.

"Jawab pertanyaanku brengsek! Kau sudah menjadi bisu setelah setahun berada di sini?"
Desis Jeongguk.

Muak, dia muak pada bungkam nya Taehyung sementara dirinya sendiri nyaris habis terbakar di lalap api amarah yang membara.

"Bicara Taehyung, bicara ku bilang!"

Gigi Jeongguk menggeletuk keras,
Taehyung masih ada di pendirian nya. Diam dengan tatap lembut penuh kasih sayang pada si manis.
Dan itu bukan lah sesuatu yang baik untuk amarah Jeongguk yang meledak-ledak. dimana setelahnya pria itu menghempaskan Taehyung dan berjalan menuju sofa demi meraih ranselnya serampangan. Berniat pergi dari tempat sialan ini dan menghilang sekalian dari dunia milik pria Kim.

Langkah demi langkah nya terasa lebih cepat karena bagaimana pun keadaan nya, ini memang sangat mengerikan. Tapi Jeongguk merasa, bahwa cinta nya entah sejak kapan sudah mulai di campakan Taehyung dan tidak ada lagi Jeongguk di kehidupan pria itu.

Jadi dia ingin menghilang. Ingin pergi jauh dan tidak kembali sama sekali.

"Jangan pergi kemanapun."

Ayunan tangan Jeongguk yang sudah mencengkram pintu itu terhenti sejenak. Dia mendengus jengah, menjawab pahit pada Taehyung tanpa repot menoleh kan wajah sama sekali.

"Apa pedulimu? Ini urusanku."

"Tidak Gguk, kamu salah. Kamu sekarang menjadi urusanku. Kamu kesini, ketempatku. Jadi kamu sekarang tanggung jawabku."

Jeongguk terkekeh sumbang, apalagi sekarang, fikirnya.

Hatinya mulai lelah, kenyataan menghantamnya telak jika sampai saat ini saja dia belum bisa mengerti arah jalan fikiran Taehyung seperti apa.

"Omong kosong."

Jeongguk berniat benar-benar pergi tapi satu tangan lain nya di cekal Taehyung dari arah punggung nya.
Otomatis membuat pria Jeon benar-bemar kehilangan kendali dan berbalik untuk menonjok rahang Taehyung keras. Membuat pria Kim terjengkang kelantai dan Jeongguk menggunakan kesempatan itu untuk duduk di perut Taehyung dan menatap nyalang dengan tangan nya yang kini menarik kaos Taehyung lalu di genggam erat hingga kusut.

"Apa maksud semua ini brengsek?! Sampai kapan kau akan mempermainkan perasaan ku seperti ini?!"

"Kau membuat ku seperti orang linglung tanpa memberiku penjelasan sama sekali. Aku menunggu Kim, menunggu setidak nya kau berbicara terbuka apa yang sudah kau alami di sini dan libatkan aku, libatkan aku sialan! Libatkan aku juga dan jangan hanya orang lain. Orang lain siapapun itu termasuk Jimin!"

Isakan nya terdengar satu-satu dan Taehyung mulai khawatir jika si manis akan merasakan sakit pada dadanya.

"Aku ingin tahu dari mulut mu! Aku ingin kau sendiri yang berbicara padaku! Aku ingin itu, tolong jangan jahat padaku, Tae... tolong."

Mata bulat itu telak memerah, suara nya mulai tercekat dan Jeongguk pun benci pada betapa kalut keadaan nya saat ini. Semua yang dia tahan selama nyaris setahun membuncah hari ini di depan Taehyung. Meledak kuat dan Jeongguk tidak bisa berbuat apa pun lagi selain terseguk keras akhirnya.

Melihat ngeri memar di rahang Taehyung dan juga darah yang mengering di sudut bibir karena ulahnya. Sementara pria itu kini hanya menatap nya sendu dengan tangan yang mengusap halus pipinya.

Jeongguk akui dia kembali runtuh, menyerah pada segala kemisteriusan lelaki ini dan menangis semakin keras ketika Taehyung menarik nya lembut pada pelukan. Mengecup pucuk kepalanya sayang dan mengelus punggung nya yang bergetar.

"Tolong jangan jahat padaku.. jangan jahat padaku Kim Taehyung..."

Cengkraman erat pada pakaian Taehyung di area dada tersebut kemudian mengendur, berganti menjadi kepalan bulat yang bergetar. Lalu kepal tangan itu memukuli dada Taehyung walau dengan cara yang lemah. Jeongguk kewalahan dengan isi fikiran nya sendiri yang terlalu riuh. Ribut dan berisik sekali di tengah keadaan nya yang berusaha tetap waras menunggu Taehyung pulang.

Ya, Jeongguk tadinya tidak akan mempermasalahkan apapun pada Taehyung dan membuang semua jauh ke belakang kepalanya.

Sekali lagi mencoba memahami pria itu dengan sisa kepahitan yang ada.

Namun, kala kemarin ponselnya menerima pesan yang sumpah tidak ingin Jeongguk lihat lagi dari Taehyung setelah ini, bara di hatinya terasa seperti di sulut. Membuatnya kehilangan kendali dan memuntahkan semua hal yang sudah di bereskan rapi di sudut hatinya yang paling dalam secara mengenaskan.

Mengamuk pada Taehyung dan melukai pria itu. Membuat segala kekacauan dan berakhir berbaring di atas nya dengan pelukan hangat dan segukan tangis Jeongguk yang masih terdengar pilu.

Taehyung tahu, setelah ini dia harus menjelaskan semuanya secara rinci. Secara detail pada si manis agar pria ini tidak lari.

Karena lebih dari apapun, kehilangan Jeongguk adalah sesuatu yang paling Taehyung takuti di hidupnya.

.

.


AGAIN (Taekook) END ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang