bonus chapter 1

369 30 1
                                    



Pulang.

Tidak tahu seperti apa bentuk yang sebenarnya dan nama apa yang lebih pantas di sematkan untuk perasaan Kim Taehyung saat ini. Yang pasti dia merasa sangat nyaman, nyaman yang benar-benar tidak bisa di jelaskan oleh kata-kata sesimple apapun.
Nyaman yang selama ini selalu menjadi pertanyaan di otak Taehyung apakah rasa itu ada nyatanya atau bualan orang-orang saja.

Nyaman yang bermuara pada kata pulang, pada kata rumah dan juga kehangatan di dalamnya.
Taehyung merasa dia sudah menemukan dermaga nya. Pemberhentian yang akan terus berulang ketika dia sudah jauh ke sana kemari berkelana.
Tempat yang akan Taehyung tuju ketika dia telah lelah mengelilingi dunia.

Taehyung sudah menemukan nya, sudah menggenggam nya dan itu benar-benar nyata kini di dalam pelukan.

Seorang pria manis yang akhirnya terlelap, benar-benar tidur dengan dengkuran halus yang terdengar sampai ke telinga Taehyung. Anak itu terlihat benar-benar kelelahan. Kelelahan yang tercetak jelas di wajahnya bukan hanya omong kosong semata, membuat Taehyung sontak menarik senyum tipis di bibir. Semakin mengeratkan pelukan yang di hadiahi geram halus dari sosok dalam rengkuhan. Namun sama sekali, hal tersebut tidak mengusik Jeongguk sedikitpun.

Jeongguk tentu saja lelah. Lelah yang di bagi menjadi beberapa bagian di ruangan kosong otak dan hatinya. Lelah yang bertambah setiap hari dari aktifitas dan perasaan yang di tekan sendirian.
Lelah yang seperti itu. Lelah yang membuat Jeongguk ingin berlari pergi tapi lupa bagaimana cara melangkahkan kaki. Lelah yang memaksa nya bertahan dengan kepala di penuhi overthinking yang menyesatkan. Taehyung tahu betul semua hal itu dan dia diam-diam merasa sedikit banyak nya menyesal pada kesalah fahaman yang terjadi diantara keduanya.

Lantaran Taehyung pun sama, Taehyung pun dilanda gundah gulana yang menyiksa. Ini bahkan bukan satu dua hari, mereka menyimpan rapat kemelut itu berbulan-bulan lamanya.

Mungkin jika untuk hubungan orang lain, semuanya akan langsung kandas tidak tersisa. Mungkin akan hancur berkeping. Mungkin akan secepatnya berakhir. Mungkin juga akan menjadi asing satu sama lain tanpa repot mencari apa yang menjadi alasan di baliknya. Mungkin seperti itu.

Tapi ini Jeongguk dan Taehyung.

Ini mereka.

Dua manusia rumit dengan segudang keanehan yang tidak semua orang miliki.

Alih-alih melakukan semua kemungkinan yang menjadi pilihan, mereka malah dengan suka rela beradu mulut dengan amarah milik si yang lebih muda dan emosi tertahan milik si yang lebih tua. Mewarnai wajah dengan satu dua kali pukulan dan lalu setelahnya berniat kabur saja sebagai opsi yang di anggap terbaik dalam pilihan.

Itu terdengar seperti drama, tapi baik Taehyung maupun Jeongguk justru menganggapnya adalah perjuangan. Dimana ketika si manis berani mengambil dua langkah untuk kepastian, Taehyung hadiahkan delapan langkah untuk menjemput pengakuan.

Mungkin sebenarnya ini bukan lah akhir, tapi Taehyung juga menganggap ini adalah sebuah perpisahan. Perpisahan dengan segala gelap kehidupan yang selama ini dia imani sendiri. Dia sadar jika uluran tangan Jeongguk tidak sesederhana kelihatan nya. Pemuda itu, sejak awal mengambil banyak resiko untuk berenang di dunia milik Taehyung yang memang sudah kelam.

Dia dengan suka rela turun dan membasahi dirinya dengan air kehidupan Taehyung yang keruh. Tanpa takut jika pakaian nya akan kotor atau kulit nya akan gatal-gatal. Tanpa merasa khawatir matanya akan memerah atau dia harus kehilangan nafas normal di paru-paru nya karena keruh nya air kehidupan Taehyung.

Jeongguk tetap melakukan nya. Tetap berenang dan tenggelam di sana tanpa ragu sedikitpun. Kemudian dia menyelam, kemudian muncul lagi ke permukaan. Terus seperti itu tanpa memperdulikan keselamatan nya sendiri.

Lalu, setelah semua itu, apakah akan ada poin yang masih membuat Taehyung untuk meragu?
Meragu dalam hal jika saja dia benar-benar membuka diri dan membawa Jeongguk masuk ke jalan hidupnya adalah bukan masalah besar.

Kemelut hatinya pasti akan membaik, Jeongguk pasti akan membersamai nya dan tidak akan menghakimi jika perasaan nya sedang berantakan. Jika warasnya sedang terguncang, jika ketakutan-ketakutan itu sedang berkunjung merusak sel otak nya. Jika dia sedang tidak baik-baik saja. Jeongguk tidak akan menghakimi, Jeongguk akan menerima.

Kemudian Taehyung akan menjadi lebih baik. Kemudian Taehyung akan bisa mulai berdamai dengan diri sendiri. Kemudian Taehyung akan mulai merasa jika melanjutkan hidup adalah pilihan yang baik. Terus seperti itu bersama kemudian-kemudian lain nya yang menyenangkan.

Pasti akan seperti itu. Akan seindah itu. Pasti akan semenyenangkan itu.

Setelah melakukan penerimaan kepada Jeongguk di hidupnya secara terbuka, Pasti Taehyung akan merasa bisa lebih bernafas dengan benar.

Pasti seperti itu cara kerjanya dan Taehyung merasa tidak apa-apa jika dia mencoba nya.

.
.
.



AGAIN (Taekook) END ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang