XV

286 28 0
                                    

Perasaan itu tetap tidak bisa Jeongguk atasi hingga keesokan hari atau memang mungkin dia benar-benar tidak berniat mengatasi. Fikiran nya penuh sampai keesokan pagi dan Jeongguk pergi ke kampus di lengkapi penampilan yang benar-benar acak-acakan walau hal itu tetap tidak mengurangi kadar ketampanan nya sama sekali.

Meski begitu, lingkar hitam samar di bawah mata dan sikap nya yang jauh terasa lebih acuh membuat Mingyu akhirnya berani mengambil langkah untuk bertanya lebih dahulu.

Berlatarkan kantin kampus yang lumayan ramai walau itu tidak berefek apapun pada kacau di hati Jeongguk, Mingyu menyimpan ransel nya di atas meja tepat sebelah teman nya tersebut. Lalu mata itu membola, membidik pada sebelah tangan Jeongguk tepat di jari telunjuk dan tengah yang tengah mengapit sebatang rokok menyala. Mengepul asap dari celah bilah Jeongguk yang sedikit terbuka menambah nilai plus jika pria itu tengah benar-benar sedang menikmati batang tersebut.

Mingyu berdecak, sepertinya level setres Jeongguk sudah berada di atas rata-rata sampai berkelakuan berani seperti itu. Yeah bukan rahasia lagi jika pria manis di sisinya itu memanglah perokok, tapi seingat Mingyu Jeongguk jarang melakukan nya di area kampus. Itu pun hanya di lakukan sesekali jika pria Jeon benar- benar membutuhkan nya.

"Badai apa yang sebenarnya sudah memporakporandakan warasmu, Kook?"

Mata bulat Jeongguk hanya bergulir malas, melirik Mingyu sekilas lantas acuh kembali dan menghisap batang nikotin itu entah hitungan ke berapa.

Berdecak, respon yang lagi Mingyu lakukan. Dia lantas membalas acuh dan fokus pada ponsel ditangan yang baru saja dia tarik dari saku celana di kaki kanan nya.

"Sudah seperti pria yang baru saja putus cinta."
Celetuk Mingyu lagi.

"Tapi kan kamu nggak punya pacar ya Kook. Mana ada putus cinta. Oh! Atau baru aja di tolak, gitu? Halah kasian banget!"

Ocehan Mingyu di biarkan mengudara begitu saja. Jeongguk tidak menjawab atau belum, dia belum bisa menjawab. Semuanya berantakan dan sangat bingung harus memulai dari mana. Tidak ada yang tahu bagaimana perasaan asli Jeongguk pada Taehyung selain dirinya dan mungkin Taehyung? Ya, itu juga mungkin.

Hanya sebatas teman se apartemen dan betapa baiknya pria itu membayar Jeongguk untuk segala kebutuhan yang Jeongguk punyai, hanya sebatas itu tahu Mingyu.

Walau kadang suka bertanya penasaran jika mungkin saja Taehyung menaruh rasa lebih, ini Mingyu melihat dan memperhatikan dari setiap cerita pria Jeon, Jeongguk pasti kuat menyangkal. Katanya, ada banyak orang lain yang akan setara dengan Taehyung dan sudah jelas itu bukan Jeongguk.

Bukan dirinya dan akan tetap bukan dirinya.

"Kook?"

Jeongguk menoleh, tanpa sadar batang rokoknya sudah sisa sedikit dan dia mematikannya di atas bungkus yang memang tergeletak di depan nya dan sudah kosong. Mingyu beranggapan mungkin itu dari kemarin atau entah kapan bungkus rokok itu sudah kehilangan seluruh isinya.

Lalu Jeongguk berjalan dua tiga langkah menuju tempat sampah dan melempar benda tersebut begitu saja. Kembali ke tempat di mana Mingyu berada dan meraih satu gelas minuman yang sempat dia beli hingga tandas.

"Oke kan, Kook? Aku ada sih kalo mau cerita." Tawar Mingyu. Tidak memaksa, jika pun Jeongguk tidak tertarik sama sekali dengan tawaran nya itu bukan lah masalah besar.

Jeongguk menatap Mingyu sebentar dan menggeleng, "masih bisa beresin sendiri kayaknya aku jadi nggak papa belum mau cerita."

"Aslinya?"

"Ngapain juga bohong"

"Cuman mastiin."

"Nggak papa Mingyu, aku baik."

AGAIN (Taekook) END ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang