03

181 18 0
                                    

"Dek", Riki menoleh ke belakang dan mendapati Harumi yang sudah berdiri disampingnya

"Mau ke kantin ya? Bareng kita yuk", Riki menatap Harumi dan Johan bergantian, ia lalu menggeleng, takut jika menganggu waktunya bersama Johan

"Loh Emangnya kenapa? Kita temenan kok, kan kalo ada kamu enak tambah rame, iyakan Jo", Johan sebetulnya bingung kenapa tiba-tiba si Harumi ngajak adek kelas yang bahkan ia baru liat baru-baru ini karena dekat dengan Harumi. Tetapi Johan hanya mengangguk-angguk saja menanggapi ucapan Harumi

"Kelamaan, kantin keburu penuh. Yuk", Harumi menggandeng Riki dan Johan dikedua tangannya, banyak siswi yang sirik melihat hal itu, tetapi Harumi tidak perduli

"Kamu kenal Johan kan dek?" Riki melirik ke arah Johan lalu mengangguk pelan

"Temen kak Haru"

"Betul"

"Taunya temen Haru doang dong?", Sekarang Johan yang membuka suara, jadi kalau bukan temennya Harumi dirinya tidak terkenal gitu?

"Ketua club taekwondo juga kan kak?", Kali ini Johan mengangguk antusias, ia senang mendengar jawaban dari Riki

"Kamu Riki kan? Aku udah denger ceritanya kok dari Haru, sans aja ya anggep aja kita kakak kamu", Riki mengangguk lalu melanjutkan makanannya. Harumi tersenyum melihat interaksi antara Johan dan Riki, itu tandanya Riki udah nambah teman baru sekarang

"Nanti pulang kita mampir ke toko buku bareng yuk",

Semenjak ucapannya itu dan mereka berdua menyanggupi ajakan Harumi. Johan maupun Riki malah sedikit menyesal karena pasalnya mereka berdua tidak ada kepentingan membeli buku novel Korea bergenre romansa ini malah gabut, mau keluar pun bingung kemana dan alhasil terpaksa Ngikutin Harumi kemanapun perempuan itu pergi

"Mi, masih lama?", Harumi menoleh ke arah Johan, ia kemudian menggeleng lalu membawa 2 buku tebal yang ada ditangannya ke kasir, daritadi aja kek kayak gitu

"Mau kemana kita sekarang?", Tanya Harumi saat mereka bertiga sudah keluar dari toko buku. Harumi melihat-lihat ke sekitar mall sambil memainkan tas belanjaannya

"Shabu shabu bisa kalik" ucap Johan, sepenglihatan dia, restoran shabu-shabu yang berada di dekat supermarket itu ramai pasti enak

"Kalau Riki mau makan apa?"

"Riki ngikut aja kak"

"Oke berarti kita makan ramen"

"Laaaah", Johan seperti tidak terima dengan keputusan Harumi, ia sampai menoleh terkejut melihat ke arah temannya itu

"Lah ngapa? Gue maunya makan ramen",

"Yaudah iya ramen dah hayuk", Harumi tersenyum menang sambil memperlihatkan wajah songongnya yang tak lama terkejut melihat aksi Johan yang langsung mengambil tas belanjaan yang berisi buku-buku yang habis dibelinya

Harumi kemudian tersenyum sambil mengucapkan terimakasih, Johan juga membalasnya dengan tersenyum sampai matanya menyipit. "Gemes banget sih lu Jo, rasanya pengen gue taro di rel kereta manggarai", Harumi tidak bohong mengatakan bahwa ia gemes dengan Johan. Kadang kalau Johan terlihat menggemaskan dimatanya, tangannya langsung mencubit pipi Johan, sama seperti yang ia lakukan sekarang

"Udah ah sakit pipi gue"

"Biarin biar merah, makin gemes gue. Boleh ga pipinya potong aja biar gue jadiin squishi", Johan langsung menghempaskan begitu saja tangan Harumi dari Pipinya dengan tatapan ngeri

"Serem amat. Noh ada si Riki, gangguin dia aja jangan gua"

Harumi menoleh ke arah Riki sambil tersenyum, Riki hanya meliriknya sekilas lalu melihat ke arah depan. Harumi beralih mendekati Riki lalu merangkulnya tiba-tiba membuka badan Riki membungkuk karena tinggi badan mereka yang cukup jauh jaraknya, mengapit leher Riki menggunakan kedua tangannya

"Kak", Riki masih mencoba menyeimbangkan jalannya karena Harumi dengan tidak santainya menarik begitu saja hampir membuat Riki terjatuh, tetapi bukannya meminta maaf Harumi malah tertawa sambil mengacak rambut Riki tidak santai, "Gemes banget adikkuuuuuuh"

🐥

"Enak kan Jo ramennya", Johan mengangguk dan memperhatikan Harumi yang sedang mengelus perutnya karena sudah kenyang

"Enak ga dek?", Harumi beralih ke arah Riki dan puas ketika mendapat anggukan darinya

"Pulang ya kita", ucap Johan dan keduanya mengangguk

Mereka berjalan beriringan, Johan dan Harumi lebih banyak berbicara ketimbang Riki yang memilih untuk diam, ia tidak akan membuka suara jika tidak ditegur duluan

"Dek, kamu pulang bareng aku aja mau?"

"Loh emang kak Johan mau kemana kak?"

"Gue nebeng temen Rik, ini udah mau dijemput. Duluan kawan-kawan", Johan melambaikan tangannya ke arah Harumi dan Riki

"Yuk", Harumi berjalan bersama Riki beriringan, sesekali Riki mendengarkan Harumi yang bercerita singkat,

"Emang iya kak?"

"Iya, terus ya....", Riki juga tidak segan-segan menanggapi semua cerita yang Harumi lontarkan kepadanya termasuk guyonan aneh yang menurut Riki lucu

Riki memperhatikan wajah Harumi dan tanpa sadar senyumannya ikut mengembang bersamaan dengan senyuman Harumi yang tak luput dari bibirnya

Kak Harumi cantik

Tiba-tiba saja kata itu terlintas diotak nya, melihat bagaimana cara Harumi menatapnya, memberikan perhatiannya dan menganggapnya seorang adik. Anggap lah Riki memuji kakaknya sendiri, ia tidak ingin mempunyai perasaan khusus untuk kakak kelasnya itu. Sebagai laki-laki, diam-diam ia tau maksud perlakukan Johan kepada Harumi, walaupun tidak terlihat jelas, tetapi Johan memberikan perhatiannya kepada Harumi dan Riki lihat itu selama jalan bersama mereka berdua

"Kakak udah punya pacar?" Obrolan yang Harumi ceritakan panjang lebar tiba-tiba terputus

"Kakak gamau pacaran"

"Kenapa?"

"Menurut kakak, pacaran cuma nyakitin doang. Kakak bahkan punya pikiran gamau nikah, karena takut punya tanggung jawab yang besar", Riki tentu cukup terkejut mendengar jawaban dari Harumi, disaat perempuan lain bercita-cita ingin menikah dan menjadi seorang ibu, Harumi malah takut berada di fase itu

"Tapi kan kakak perempuan"

"Tau. Kakak pengen bebas tanpa kekangan"

"Kakak ngerasa hubungan itu sebuah kekangan?" Harumi mengangguk, ia menatap Riki yang bingung karena jawabannya

"Berarti kakak gapernah pacaran?"

"Enggak", Riki tambah terkejut mendengarkannya, perempuan supel seperti Harumi belum pernah pacaran? Wajar jika Johan memiliki perhatian lebih pada perempuan ini, jika ia jadi Johan mungkin akan berbuat hal yang sama

"Jangan bilang siapa-siapa loh. Cuma kamu doang yang tau hal ini, bahkan orangtuaku dan Johan gatau",




🐥

Fate And Hate - Nishimura RikiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang