22

61 7 0
                                    

Riki menoleh ke arah tribun penonton disamping lapangan futsal, dirinya lantas tersenyum melihat perempuan yang melambaikan tangannya ke arah dirinya

Tepat sekali karena sesi latihan rutin club futsal sudah selesai, jadi Riki langsung menghampiri Harumi yang membawa botol air mineral dan duduk di sampingnya

"Kakak gak pulang?"

"Loh kenapa? Kakak mau liat kamu main futsal loh. Kamu ga bilang-bilang soalnya kalo kamu join club futsal kalo ga aku liat kamu di gotong ke uks waktu itu", ahh mengingat hal itu dirinya langsung teringat saat bibir Harumi yang terasa hangat menempel ke bibirnya untuk memberikan nafas buatan, tetapi yang terisi malah hatinya

"Nih", Harumi langsung memberikan air mineral yang berada di genggamannya ke arah Riki, Riki menerimanya tanpa mengucapkan terimakasih. Padahal di tas nya sudah tersedia air mineral, sebelum latihan sudah ia beli, tapi karena Harumi memberikan air kepadanya. Air yang sudah ia beli akan dibawa kerumah saja

"Kamu mau pulang sekarang? Langit udah senja", Riki menoleh ke arah Harumi sambil meneguk minumannya, Harumi langsung membuang pandangannya saat mata mereka bertemu

"Kakak mau pulang sekarang? Yaudah ayo", Riki menutup botol minumannya dan berdiri

"Eh gausah deh, nunggu beberapa menit dulu biar badan kamu adem an. Senja di sekolah ga buruk juga, aku kira vibes nya bakalan horor", Harumi menahan tangan Riki agar ia duduk kembali

"Kak, gimana hari ini?", Harumi melirik ke arah Riki

"B aja"

"Maksud aku, ada cerita apa hari ini?", Riki menunggu Harumi bercerita, karena sejujurnya Riki suka mendengarkan Harumi bercerita panjang lebar tentang hari-harinya

"Tadi aku abis dihukum, sama Johan suruh nulis sampe 100X coba. Sampe keriting ini jariku", Riki tertawa pelan

"Kok bisa?"

"Ketauan makan roti, anak kelas ada yang cepu", Riki tertawa kali, apalagi melihat wajah kesal Harumi

"Terus Rik, kamu tau gak Yumna temen kamu"

"Yumna anak club komputer? Iya kenapa?"

"Dia lagi deketin Johan tau selama ini, pas setelah aku nolak dia"

"Wah gila, minta pj yuk kak ntar"

"Iya ya kita tungguin aja hahaha", Harumi dan Riki sibuk bercerita hingga tidak sadar lapangan sudah kosong tidak ada orang, langit juga sudah gelap. Kalau gak ditegur penjaga sekolah mereka belom sadar

Keadaan bus penuh mengingat jam pulang kerja, kalau nungguin bus selanjutnya bakalan lama dan pasti penuh juga. Jadinya Riki sama Harumi terpaksa ikut berdempetan dengan penumpang kantor

Riki otomatis memegangi pundak Harumi dan terlihat seperti sedang merangkulnya, Harumi yang kaget langsung memberi jarak antara dirinya dari Riki. "Kenapa kak? Aku bau ya?",

'Bukan bau Riki, tapi hati aku aneh'

Harumi menggeleng, "Engga bau sama sekali kok", Harumi beberapa kali menekankan matanya tiap supir bus mengerem, tubuhnya bertabrakan dengan tubuh Riki. Ia sudah memperingatkan hatinya, seharusnya ia tidak begini

"Kak"

"I-iya?"

"Ayo turun, jangan bengong", Harumi langsung turun disusul oleh Riki, mereka berjalan berdua menuju rumah Harumi

"Mau mampir dulu gak Rik? Kebetulan bunda belum pulang", Riki terkekeh kecil mendengar penuturan Harumi yang ambigu

"Emangnya kita mau ngapain kalau bunda kakak belom pulang?",

Harumi terlihat berfikir, ia juga gatau mau ngapain tapi yang jelas lumayan lah karena ada temen ngobrol

"Gatau"

"Gausah kak, aku mampir nya kapan-kapan aja. Kalau mau ditemenin nanti malem aku telfon deh, kalau dirumah berduaan takut khilaf"

"Emang mau ngapain kita sampe kamu khilaf?", Sekarang giliran Riki yang terdiam, lah iya juga ya mau ngapain emang di dalem? Ini pikiran Riki atau emang gimana yang agak bengkok?










🐥

Harumi merendahkan tubuhnya di bath tub yang sudah ia isi dengan air hangat, air ia biarkan mengalir dengan ukuran kecil

Ponselnya berbunyi, ia segera mengangkatnya takut jika yang menelfonnya Riki, tetapi ia malah takut saat melihat bahwa Riki mengajaknya vidcall, langsung pencet tombol merah lah si Harumi

Tiba-tiba si Riki nelpon lagi, tapi untungnya kali ini panggilan suara yang masuk

"Kenapa dimatiin? Bunda kakak udah pulang?"

"Bukan"

"Terus?.... Bentar kok aku dengar kucuran air ya? Kakak lagi mandi atau gimana?"

"Iya lagi mandi, Makanya aku matiin"

"Udah malem kak, mandinya cepetan biar gak masuk angin",

"Iya bentar"

"Sekarang kak, kalo engga aku samperin nih biar di grebek warga", Harumi mendecak, ia menaruh ponselnya begitu saja di meja samping bath tub tanpa memutuskan panggilannya

Dirinya keluar dari bath tub dan memakai handuknya, dirinya kemudian keluar dari kamar mandi dan memakai baju. Harumi lalu melompat ke atas ranjangnya

"Udah nih", ucapnya pada Riki, layar ponselnya berubah karena Riki mengajaknya untuk vidcall dan langsung diangkat oleh Harumi

"Hai kak Haru, apa kabar, udah lama gak liat, kemana aja bu?", Harumi tertawa

"Baik, udah lama ya ga ketemu. Terakhir pas kamu anterin aku beberapa jam lalu",

"Halah bilang aja udah kangen gitu"

"Dih ke geer an banget sih kamu dek"

"Kak Haru ih, kan udah dibilang jangan panggil aku dak dek dak dek lagi"

"Iya maap, terus panggilannya apaan dong?"

"Riki aja", Harumi mengangguk, mereka sempat melanjutkan cerita tentang Johan dan Yumna lagi terus lanjut cerita tentang pr Riki yang belum selesai karena katanya mau vidcall dulu sama Harumi,

"Pr mah gampang, otak aku encer ini"

"Shombong", Harumi melihat Riki yang terkekeh

"Iya buktinya aku ada di kelas A terus", sambil tertawa

"Kak" lanjut Riki, ia berhenti tertawa sekarang

"Apa?"

"Salah gak sih kalo ada cowok yang suka sama cewek yang lebih tua?"

Harumi terlihat berfikir sambil merubah posisinya agar terasa lebih nyaman, "Engga sih. Umur mah bukan penentu jodoh apa enggaknya Riki"

"Terus menurut kakak aku gimana?"

"Kamu baik sih, walaupun kadang agak suka bikin kesel", bikin salting juga

"Kak Haru"

"Hmm?"

"Harumi"

"Kenapa manggil gitu?", Harumi gak marah ke Riki, cuma merinding aja dengerinnya karena suara Riki yang agak berat daripada tadi siang

"Ngantuk gak sih?"

"Iya nih lumayan. Kamu udah ngatuk ya?"

Riki mengangguk sambil mengusap kedua matanya. Lucu, lucu banget dimata Harumi, "Iya, Tidur yuk kak",

"Yaudah aku matiin ya"

"Iya, tapi aku mau tanya sekali lagi boleh? Mumpung besok libur"

"Apa?"

"Salah gak sih kalau Riki suka Harumi?"









🐥

*Menuju akhir

Fate And Hate - Nishimura RikiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang