01

537 30 0
                                    

"Yoai Johan brother"

"Yoai", Harumi menghampiri Johan yang sedang membereskan alat-alat latihannya setelah mengganti pakaiannya. Mereka berdua bertos ria

"Gua duluan ya, gila sukses banget tadi kita gebyar ekskulnya. Kalian udah jadi kakak kelas nih", Kakak tingkat Johan dan Harumi pamit duluan setelah latihan. Kakak sekaligus pelatih itu mengacungkan jempol kepada Johan dan Harumi karena mereka berdua yang berperan penting dalam penampilan saat promosi ekskul nya saat MOS. Tahun ini Harumi dituntaskan menjadi sekretaris club taekwondo dengan Johan yang ditunjuk menjadi ketuanya, tadinya Harumi yang ditunjuk menjadi ketuanya tapi perempuan itu nolak

"Gue juga duluan ya pak ketu",

"Iya.... Eh inget, tugas lo nanti bareng sama gue ke kelas-kelas 10 buat ngedata anak-anak yang minat masuk ke club yak", Harumi mengacungkan jarinya yang membentuk huruf O dengan jari jempol dan telunjuknya. Harumi bangga kepada Johan dan melihat perkembangannya selama setahun, Johan yang korban bullying berubah menjadi Johan yang cerdik dan lihai menyerang, ia dan Johan sering berlatih bersama dihari libur

Harumi berjalan pelan sambil meminum es cappucino cincau di genggamannya, Harumi sengaja jalan di gang samping sekolahnya karena tukang yang jual cappuccino cincau disana

Tapi di ujung gang, Harumi melihat anak laki-laki yang dikerubungi oleh anak-anak laki-laki lain yang saling menendangnya, Harumi geram lalu mendekati segerombol anak laki-laki itu

"Heh! Berani keroyokan lo pada kayak binatang" anak laki-laki yang berjumlah 4 orang itu terhenti lalu tersenyum remeh ke arah Harumi

"Lo cewek gausah ikut campur. Gue gamau berantem sama cewek soalnya",

"Banci dong lo",

Gara-gara ucapan Harumi itu, salah satu laki-laki mendekatinya dengan nafas berburu lalu mengangkat tangannya mencoba untuk memukul Harumi. Dengan cekatan Harumi menahan tangan pria itu dengan cara menangkisnya dengan salah satu tangan, kakinya lalu langsung menendang kemaluan milik laki-laki yang berada didepannya hingga jatuh bersimpuh dihadapan Harumi

"Lagian ngapain sih bullying. Muka lo aja jelek",

Harumi terkejut melihat kedua teman pembully yang lain menghampirinya, dengan terpaksa Harumi melempar cappucino cincau yang baru ia minum sedikit ke arah salah satu dari mereka dan berlari ke belakang. Kedua orang itu mengejar Harumi sambil tersenyum karena merasa Harumi berlari ke jalan yang salah

Padahal diujung gang buntu sana ada rumah yang baru saja dibangun bulan lalu dan belum selesai, Harumi mengambil balok kayu berukuran besar disana

"Kuat juga lo jadi cewek"

"Kuat lah. Emang gue cewek lembek", Harumi langsung memukul kedua orang itu dengan balok kayu dan beberapa tendangannya hingga, Harumi tidak berniat membuat laki-laki itu babak belur, ia cuma mengincar leher bagian belakangnya saja agar langsung pingsan walaupun pasti efeknya pasti sakit banget, paling parah kalo ga pendarahan di otak ya amnesia daripada cuma bikin bonyok

"Huh, banci kan! Sama cewek aja kalah lo", Harumi menghela nafasnya kasar sambil memaki kedua orang yang sudah tumbang di depannya, ia kemudian mengembalikan kayu itu ke tukang bangunan. "Makasih mang", ucapnya sambil tersenyum, padahal tukang bangunan yang lagi ngecat itu takjub melihat perkelahian Harumi

Harumi berlari ke arah tempat sebelumnya, ia menemukan korban bullying tadi yang masih duduk disalah satu dinding rumah warga sambil memegangi perutnya. Harumi menghampirinya lalu mengalungkan tangan anak laki-laki tersebut ke pundaknya

"Makasih kak",

"Gapapa", Harumi tersenyum, ia sedikit kasihan melihat adik tingkatnya itu, keadaannya seperti ia pertama kali melihat Johan sebagai korban bullying satu tahun lalu, tetapi ini lebih parah

"Masih sakit ya? Kamu mau aku anterin pulang ga?" Harumi mendudukan anak itu di tempat duduk tempat teman-teman menunggu angkot di pintu masuk gang

"Gausah kak, makasih nanti aku naik ojek aja gapapa"

"Oke aku pesenin ya", Harumi mengaktifkan ponselnya lalu memesan ojek untuk adik kelasnya itu bermodalkan alamat yang ia tanyai langsung

"Hati-hati ya cungkring", Harumi melambaikan tangannya kepada adik kelasnya itu yang sudah menaiki motor

Anak itu tersenyum sambil meringis, ia terkejut mendengar ucapan Harumi, ingin tertawa tetapi perutnya masih sakit. Ingin mencoba mengucap kan namanya saja ia sulit

🐥

Harumi mengambil kertas yang sebelumnya sudah ia print, agak sebel juga kenapa tugas club di limpahin ke dia semua mentang-mentang sekretaris, mau kesel sama Johan tapi anaknya imut

"Haru", Harumi menoleh ke arah pintu, ia melihat Johan yang menganggukkan kepalanya. Segera ia memasukkan kertas-kertas ke dalam map biru yang akan ia bawa untuk ngedata murid baru yang akan masuk club

Tujuan pertamanya adalah kelas 10 IPS 1, murid yang diseleksi disini pinter-pinter makanya pas masuk ke kelas sini anggota kelasnya langsung pada diem, ketua kelasnya juga pinter menginterupsi kan teman-temannya saat ada orang yang akan berbicara didepan kelas, pokoknya kelas unggulan memang beda

Johan memperkenalkan club taekwondo nya dengan memperkenalkan diri sebagai ketua club tersebut, ia juga memberitahukan kapan dan jam berapa saja club biasa latihan, tempat dan benefit yang akan didapatkan. Semua anak terfokus pada Johan, terutama anak-anak perempuan yang mendengarkan penjelasan Johan sambil senyum-senyum itu

Harumi maju dan menaruh map yang sudah terbuka diatas meja guru, yang minat silahkan langsung menulis nama dan nomer telpon disana, beberapa murid maju dengan agak riuh membuat Harumi mundur hingga ke belakang kelas

Hanya ada satu orang yang duduk di bangku paling belakang yang tidak maju. Harumi yang penasaran itu menghampirinya, "Kok ga maju?"

Anak kelas itu menoleh, Harumi kaget tetapi ia langsung tersenyum lebar, "Lah dek cungkring, sekolah disini juga dek", ucapnya girang tanpa sadar, ternyata anak ini murid baru sekolahnya dan termasuk ke dalam salah satu murid kelas unggulan?

"Maju dek biar bisa ngelawan kalo dibully ya", anak itu menggeleng dan berkata tidak perlu

"Kamu mau babak belur terus? Ikut aja dek nanti ketemu kakak lagi kok, disana gaada yang akan ngebully kamu", tangan Harumi terangkat dan ia taruh diatas pundak anak laki-laki itu

"Haru, ayok", Harumi menoleh ke arah Johan yang sudah merapihkan kertas-kertas dan dimasukkan kembali ke dalam map

"Duluan ya dek cungkring", baru beberapa langkah tetapi anak itu langsung memanggilnya dengan sebutan 'kak'

"Nama aku Riki kak bukan adek cungkring"



🐥

Fate And Hate - Nishimura RikiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang