18

47 5 0
                                    

Johan benar-benar menepati omongannya, kala itu setelah berhasil membawa pulang Harumi, hari berikutnya ia benar-benar berubah. Bukan seperti Johan yang sebelumnya Harumi kenal, Johan bahkan terang-terangan memperlakukan Harumi layaknya seorang cowok ke ceweknya, Seperti pergi dan pulang sekolah harus bersamanya, terus tiba-tiba diajak ke mall buat nonton, tiba-tiba dibeliin roti sama susu, tiba-tiba di pakein helm, tiba-tiba dipegang tangannya, tiba-tiba mainin pipi Harumi, tiba-tiba mengelus kepala Harumi saat perempuan itu sedang belajar, pokoknya semua serba tiba-tiba bagi Harumi

"Hai calon pacar", Harumi mendesah pelan sambil menuju ke arah bangkunya yang sudah terdapat Johan lagi melambaikan tangannya, semua teman-teman sekelasnya menatap Johan dan Harumi dengan tatapan aneh, lebih tepatnya ke arah Johan yang sedang tersenyum lebar menatap kedatangan Harumi sih

"Johan semenjak sembuh, otaknya makin geser kayaknya", ucap salah satu teman yang duduk di depannya itu sambil terkekeh pelan

"Yeee dari pada lu. Bucin in cowok pang, diem aja deh cinta modal genjrengan gitar gak di ajak",

"Sialan lu",

Wajah suram Johan langsung berubah saat didepan Harumi, senyuman yang Harumi bilang mirip Hamster itu sekarang terlihat menyeramkan

"Nih roti, dimakan ya", Johan memberikan beberapa bungkusan roti yang taruh di atas meja Harumi

"Wih enak tuh, bagi atu lah",

"PUNYA HARU!!", Johan langsung menyambar begitu saja saat melihat teman sekelasnya mencomot salah satu roti yang berada di meja Harumi

"Ck, ga asik lo sekarang jadi kayak orang bucin abis", Johan hanya memonyongkan bibirnya ke teman sekelasnya nya, bodo amat dibilang apa juga yang penting ia sedang berusaha buat mendapatkan hati Harumi

Tak hanya itu masalah roti di kelas, Harumi dibuat bingung saat Harumi tak sengaja jatuh ketika sedang latihan rutin club Taekwondo. Johan langsung menghampiri Harumi dan membantunya berdiri

"Jo, jangan lebay deh. Gue udah sering jatoh kali", Harumi berdiri sendiri, ia malu mendapatkan perhatian dari seluruh anggota club Taekwondo

"Ada apa nih pak ketua sama bu sekretaris, cinlok kah?",

"Cuaaaaaks"

"Peje ya jangan lupa",

"Apaan sih. Diem deh kalian, kita gaada apa-apa", Harumi melanjutkan latihannya, pelatihnya agak bingung melihat Harumi yang tiba-tiba menjadi orang pendiam yang suka Nahan emosi

Setelah latihan, Harumi menemukan Johan yang sedang bersandar di pintu masuk club. "Hai, maaf ya yang tadi. Sorry alay, gue terlalu khawatir sama lo", Johan tersenyum tipis, ia takut salah omong lagi dan membuat Harumi ilfiel padanya

"Gapapa gue maafin, tapi gue mau ngomong sama lo", Harumi mengajak Johan untuk menjauhi ruangan club yang masih ramai anggotanya, ia memilih untuk berbicara di aula besar yang tidak ada siapa-siapa di dalamnya dengan pintu yang dibiarkan terbuka, tempatnya bersebelahan dengan ruang club Taekwondo, Johan udah senyum-senyum sendiri tanpa tau apa yang akan diomongkan oleh Harumi padanya

"Han, sorry sekali lagi. Maaf banget tapi kita bisa gak kayak dulu lagi?", Alis Johan menyatu

"Maksudnya?"

"Jujur, gue gak nyaman sama perhatian lo Han, kayak.... Lo tuh berubah dan gue gasuka, gue lebih suka Johan yang dulu", Wajah Johan tertekuk, ia menunduk, apa itu tandanya Harumi sudah mematahkan semangatnya dan menolaknya sebelum ia menembak nya?

"Gue... Suka sama lo"

"Tapi gue gada rasa sama lo. Lo tau kan gue gamau pacaran",

Johan mengangguk, "Tapi emangnya kenapa sih lo gamau pacaran? Apa yang lo takutin?, Ditinggal? Di selingkuhin? Apa di duain? Gue bakal berbuat kayak gitu ke lo. Percaya sama gue, gue sayang sama lo Haru"

"Han, maaf banget gue gabisa jelasin alasan yang pasti ke lo. Karena sekarang tekad gue udah bulat. Gue cuma mau kita kayak dulu lagi, semenjak lo berubah, lo ngerasa canggung ga sih ke gue?", Johan perlahan mengangguk

"Sama, gue juga ngerasain itu Han, itu ngebuat kita ngejauh tanpa lo sadarin. Dan gue gamau kita canggung lagi", setalah Harumi mengucapkan kata itu, suasana di aula mendadak menjadi hening, Johan maupun Harumi sibuk dengan pikirannya masing-masing

"Jadi... Gue gaada kesempatan lagi?", Harumi hanya terdiam menatap Johan, ia sendiri bingung harus menjawab apa

"Hah", Johan mendesah kencang sambil mengalihkan pandangannya ke sekitar aula sambil memaksakan senyumannya terbit

"Jadi sekarang, sahabat gue ini lagi suka ke sia----",

Ucapan Johan terhenti karena tiba-tiba banyak orang yang melewati pintu aula berseragam futsal membawa salah satu orang yang diangkat bersamaan. Harumi bukan orang yang kepoan sebenernya tetapi entah kenapa kali ini ia ingin tau siapa orang yang sedang diangkat oleh anak-anak futsal tersebut

Harumi menghampiri salah satu anggota futsal yang masih mengenakan sarung tangan, Harumi yakin jika ia penjaga gawang. "Itu siapa yang sakit?"

"Itu anak baru, siapa sih namanya lupa, siapa sih tadi namanya?", Anggota futsal itu mencolek salah satu teman se club nya

"Riki", jawab temannya singkat membuat jantung Harumi tiba-tiba terpacu

"Mumpung ada cewek nih, bantuin dah itu si Riki. Lo bisa bantuin kan Mi? Anak-anak club pmr udah pada pulang semua soalnya, uks kosong gaada yang nungguin",

"Bisa bisa", Harumi mengikuti anak-anak club futsal ke uks dengan cepat. Meninggalkan Johan yabg hanya tersenyum tipis melihat Harumi yang berlari meninggalkannya

"Sementara Riki di obatin. Kita lanjut latihan aja gess, biar pulang gak ke sorean. Haru nitip Riki ya, tadi itu anak main tapi ga fokus akhirnya kena bola terus pingsan", Harumi mengangguk, seluruh anggota club yang tadinya memenuhi ruang uks tiba-tiba sunyi

"Rik, woy bangun!. Dek, bangun dek!", Harumi menepuk-nepuk pipi Riki agak kencang, ia kurang tau cara menyadarkan orang yang pingsan, tapi melihat drama yang ia lihat kalau ga di tekan-tekan dadanya, ya kasih nafas buatan

Harumi menyatukan tangannya dan mulai menekan-nekan dada Riki Beberapa kali, melihat Riki yang belum sadarkan diri Harumi mendekati Riki

"Rik maaf banget ini mah kakak terpaksa", Harumi menempel bibirnya ke atas bibir Riki yang masih tertidur di atas ranjang uks

Tanpa disadari Harumi, Riki bahkan sudah sadar sesaat setelah Harumi menekan-nekan dadanya untuk mengembalikan detak jantung milik Riki, dirinya terkejut merasakan bibir Harumi yang mengenai bibirnya hingga Riki hanya bisa terdiam. Kalau tiba-tiba bangun kasian Harumi bakalan canggung










🐥

Fate And Hate - Nishimura RikiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang