06

103 11 0
                                    

"Kak Johan!", Johan menoleh mendapati Riki yang berjalan ke arahnya dengan membawa tas besar, Johan kebetulan sedang memasukkan barangnya ke bagasi mobil milik Jake dibantu oleh Yeflin, semalam Riki memang sudah mengabarinya jika dirinya diizinkan ikut ke bromo bareng senior-seniornya

"Kak Haru udah dateng?", Riki memberikan tasnya kepada Johan agar langsung dimasukkan ke Bagasi mobil Jake

"Belom"

"Daripada kelamaan nanti kita jemput aja dia", ucap Jake yang langsung menutup pintu Bagasi mobilnya, ia menyuruh yang lain agar masuk ke mobil dan melaju ke arah rumah Harumi

"Bentar bang gue mau pipis. Kalo mau duluan aja kalian nanti gue nyusul sekalian nitip motor dirumahnya Haru", Jake mendecak ada-ada aja, mana Johan numpang pipis di sekolahnya yang sepi itu, maklum lagi libur UN, jake juga tinggal nunggu kelulusannya

"Kan yang tau rumahnya lo doang Jo",

"Lah mang iyak? Lo tau kan Rik?" Riki menggeleng, sudah berbulan-bulan ia berteman dengan Harumi tetapi tidak pernah sekalipun ia ditunjukkan alamat rumah seniornya itu

"Numpang pipisnya dirumah Harumi aja sekalian Jo, biar ga kelamaan juga", Johan terlihat berfikir sebentar sebelum akhirnya mengiyakan saran dari Yeflin

Riki memandangi perkomplekan yang baru saja ia masuki, terlihat familiar dimatanya, mungkin karena perkomplekan rata-rata sama konsepnya?. Dirinya dikejutkan dengan Johan yang menunjuk-nunjuk bangunan berwarna abu-abu yang rumahnya hampir mirip dengan samping kanan-kiri nya, bedanya rumah yang ditunjuk Johan banyak tanaman hijau disamping garasi yang tidak terpagar

Johan turun terlebih dahulu lalu menyapa ibunda Harumi, ia langsung saja izin ke kamar mandi tanpa basa basi, Riki iri, Johan tidak merasa Canggung dengan ibunda Harumi, berbeda dengannya yang kadang suka Canggung dengan orang lain

"Si Johan ngapain sih lari-lari gitu bun?"

"Kebelet pipis katanya", Harumi mendecak, ia menghampiri mobil Jake dengan senyuman yang mengembang yang selalu Riki lihat, kali ini senyumannya bukan untuk nya maupun untuk Johan, matanya langsung terfokus pada Pria berbaju hitam panjang dengan rambut agak kebulean

"Udah lama kak?", Jake tentu menggeleng, entah dasar apa Harumi memperkenalkan orang-orang baru kepada ibundanya, sebelum Jake membawa barang-barang Harumi untuk dimasukkan ke garasinya, terlihat cukup banyak karena ia membawa bahan-bahan makanan juga untuk tambahan nanti

Johan keluar dari rumah Harumi dengan wajah yang terlihat lebih santai daripada sebelumnya, Awalnya Jake ingin Harumi yang duduk disamping kursi pengemudi bersamanya, tetapi adiknya lebih tau jalan menuju ke tempat tujuan, dan akhirnya Harumi harus berdempetan di tengah-tengah Riki dan Johan

Johan harus menahan pegal-pegal dipundaknya karena Riki yang tertidur dipundak Harumi, dan Harumi yang tertidur dipundak Johan, hingga Johan mau tidak mau menaruh kepalanya diatas kepala Harumi daripada ia bersandar ke jendela mobil

Jake memberhentikan mobilnya ketika hari sudah petang, bahkan adiknya yang ia andalkan itu ikut tertidur dibangkunya sendiri. "Aduuuh pegel banget"

"Sama"

"Ya lu tidur di pundak gue ya", Johan agak nyolot mendengar Harumi yang katanya pegal, pegal an mana sama dirinya yang berjam-jam diposisi yang sama

"Tau nih Riki juga tidur dipundak kakak", Harumi merenggangkan tubuhnya lalu menghampiri Yeflin yang akan pergi ke toilet

"Heh mau kemana?", Johan memberhentikan Riki yang akan membuka pintu mobilnya

"Mau ke luar"

"Gausah, lu pijitin gue aja, tolong", Riki mendecak melihat Johan yang sudah memasang posisi membelakangi tubuhnya agar dapat dipijitin oleh Riki sambil tersenyum puas

Setelah dari toilet, Harumi dan Yeflin ke mini market yang berada di rest area tersebut, lalu menghampiri Jake yang sudah duduk disalah satu bangku yang tersedia di pelataran mini market

"Kak kita udah sampe mana sih?, Masih jauh apa?"

"Udah di Jogja, dikit lagi kok Yef, paling besok udah sampe", Jake mengusap kepala Yeflin untuk menenangkan adiknya, wajar jika Yeflin bawel bertanya-tanya terus karena dirinya jarang jalan jauh, paling jauh ya ke Bogor, beda dengan Harumi yang ayahnya orang luar pulau Jawa

"Harumi pegel ga?"

"Kenapa emangnya kak?"

"Tadi sepanjang jalan kakak perhatiin kalian bertiga tidur ga gerak-gerak. Cuma kamu yang dikit-dikit gerak risih tapi tetep tidur", Harumi harusnya senang sekali, ia harusnya merasa telah diperhatikan oleh Jake, tetapi sekarang ia malah bingung harus merasakan apa

"Gapapa kak"

"Yakin? Kalau butuh apa-apa bilang ke kakak ya", Harumi mengangguk

Mereka bertiga terdiam beberapa saat, Jake yang sibuk dengan ponselnya dan Yeflin yang sibuk dengan cemilannya, Harumi nyesel ninggalin ponselnya dimobil karena sekarang dia malah ngelamun, bingung mau ngapain

Jake mendesah pelan lalu mengeluarkan sebatang rokok dari kantung jaketnya, Harumi tentu kaget melihat itu, ia baru tau jika Jake seorang perokok aktif

"Kakak ngerokok sejak kapan?"

"Baru sih, baru setengah tahun", Harumi mengangguk, ia saja kenal Jake baru beberapa bulan juga. Karena waktu itu ada tragedi anak taekwondo yang mau latihan outdoor di lapangan sekolah tetapi bentrok sama anak futsal yang juga ada latihan bulanan disana, jadi ricuh dan ngundang perdebatan antar 2 club tahun lalu

"Kak Jake. Kedepannya jangan ngerokok lagi ya, ga baik buat tubuh", Harumi menasehatinya dengan suara yang terdengar sangat halus ditelinga Jake

"Tuh dengerin!", Yeflin mengompori kakaknya yang malah bengong

"Bawel lu, gue bilangin Johan ya",

"Heh!", Yeflin mengambil ancang-ancang ingin menumpuk Jake dengan ciki ditangannya sebelum pertanyaan Harumi terlontarkan dan membuat Yeflin kikuk

"Emangnya kenapa sama Johan?"

"Ada deh, ga gratis tapi. Bayar pake ini", Jake menunjukkan ke arah pipinya sambil tersenyum lebar ke arah Harumi, Yeflin tertawa sambil mengetuk-ngetuk meja didepannya melihat Harumi yang terlihat seperti orang salting

"Bercyandaaaaaa", tambah Yeflin seolah sepemikiran dengan kakaknya itu

"Kenapa nih? Suara lu sampe kedengeran sampe mobil", Johan tiba-tiba datang bersama lalu menyomot ciki yang berada ditangan Yeflin. Anak itu tiba-tiba saja berubah diam sambil merapihkan posisi duduknya, "Kepo lu!"

Johan mendecak ke arah Yeflin lalu pergi memasuki supermarket diikuti Riki, "Beli apaan Jo?", Tanya Harumi

"Beli camilan buat di jalan, sama beli air putih, lu kan seneng minum air putih"

Sepeninggalan Johan, Jake tersenyum penuh arti ke arah Yeflin. Harumi mengerti tatapan mata Jake, hingga ia mengambil kesimpulan

"Suka kan lu sama Johan"










🐥

Fate And Hate - Nishimura RikiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang