13

57 11 0
                                    

Harumi duduk disamping Johan diacara peresmian hubungan pernikahan kakak dari Johan. Dirinya tanpa sadar terbawa suasana disana hingga mencoba untuk menahan air matanya dan beberapa kali mencoba menghapus air matanya yang mencoba keluar dari celah-celah mata, pokoknya gaboleh nangis kalau gamau make up full face yang udah di dandanin MUA itu luntur

Johan melirik ke arah Harumi dan tersenyum, ia mendekatkan wajahnya ke wajah Harumi yang sedang menunduk sambil mengelap air yang keluar di ujung-ujung matanya. "Ciee nangis", ucapnya dengan Nada pelan

Harumi mendorong wajah Johan pelan untuk menjauh dari wajahnya, orang lagi terharu malah diketawain, kan euforianya jadi berkurang

Johan tidak akan membantah perasaannya yang menyatakan bahwa Harumi hari ini cantik sekali dimata nya, bahkan pengantin wanita kalah cantik dengannya. Johan bahkan sempat terfikir, salah kah jika ia menyukai sahabatnya sendiri?

Johan berdiri dari duduknya menghampiri pelayan hotel. Kebetulan kakaknya menyewa ballroom salah satu hotel di kawasan Jakarta pusat. Johan meminta tissue kepada salah satu pelayan yang berjaga dipinggir ballroom, tapi malah dikasih satu pack, mau ngakak tapi masih dalam acara peresmian pernikahan kakaknya

Ia duduk kembali di bangkunya lalu memberikan satu pack tissue tersebut ke arah Harumi. "Makasih, tapi banyak amat",

"Gatau tuh pelayanan ngasih gue satu pack, dikira gue skalian buat bungkus in makanan kali ya", Harumi terkekeh pelan sambil menyenggol kaki Johan dengan kakinya. Kan, udah rusak dah suasana terharunya, Harumi untuk terlanjur nahan ngakak abisan

Acara peresmian selesai, Johan lalu mengajak Harumi untuk melipir ke stand-stand makanan ringan. Johan paham banget kalo Harumi suka es krim, dia ga berhenti-henti ambilin es krim buat Harumi,

Langkahnya terhenti, padahal kedua tangannya memegang 2 cup es krim untuknya dan untuk Harumi. Matanya melihat Harumi dan Riki yang berpelukkan, ada yang beda dari tatapan Riki hari ini. Entah kenapa ada perasaan aneh di diri Johan melihat itu hingga memilih untuk cepat-cepat menghampiri mereka berdua

"Mi, ini es krim nya gece keburu meleleh. Lagian makannya es krim mulu"

"Gue ga nyuruh yah", Harumi mengambil salah satu es krim dari tangan Johan lalu memakannya

Jungwon duduk disamping Harumi dan melakukan hal yang sama, "Ya gue ga tega aja, lu kan demen banget es krim",

"Kamu mau juga Riki? Ini kita berdua aja",

Johan menoleh melihat itu, ia lalu menghampiri Riki. "Nih makan punya gue aja"

Riki melihat kedua seniornya bergantian lalu menggeleng pelan. "Maaf kakak-kakak, Riki lagi ga kepengen es krim. Mau makan dulu ini, laper", Riki mengelus perutnya sambil berdiri dan pergi begitu saja dari hadapan Johan dan Harumi











🐥

Johan masih senang memperhatikan foto yang ia pajang di meja belajarnya, foto yang hanya diberi selotip kecil diatasnya itu terkesan indah. Fotonya dengan Harumi dihari pernikahan kakaknya Beberapa Minggu lalu. Semenjak itu perasaan aneh selalu datang hingga ia tidak bisa mengontrol mereka

Pintu kamarnya terbuka, menampilkan sosok kakaknya yang sudah resmi menjadi suami orang. Kakaknya itu menghampiri Johan sambil tersenyum, ia memberikan Bungkus kado untuk Johan

"Apaan nih bang?", Johan menerimanya sambil tersenyum, karena tidak biasa-biasa nya abangnya ini memberikan hadiah kalo ga lagi ulangtahunnya, itupun ditagih dulu

"Kado ulangtahun buat lo"

"Besok aja napa sih, biar pas lagi hari ulangtahun nya gitu", Abangnya menggeleng

"Besok gue malah udah pergi honeymoon ya sorry hehehe", Johan mengejek cara tertawa abangnya tetapi tangannya membuka bungkusan kado itu

Sebuah sepatu bermerek yang pasti harganya cukup mahal, sepatu yang terlihat besar dan Johan cukup terkesan melihatnya. "Makasih bang, semenjak nikah baik hati lu nambah. Tapi yakin bukan pencitraan doang di depan istri lu kan bang?"

Abangnya Johan memukul kepala adiknya sambil mengumpat pelan, takut terdengar oleh kedua orangtuanya. Johan hanya tertawa meledek menanggapi hal yang sudah menjadi kebiasaannya itu

"Tapi bang gue mau tanya deh, kalo kita suka sama orang tuh reaksi dari tubuh kita gimana sih?"

"Ya, yang pasti tubuh lu bereaksi berlebihan sih kalo di deket orang itu. Jangankan di deket orang itu, disebut namanya aja udah bikin lu deg deg an"

Johan tersenyum kecil. Deg deg an ya?, iya dia merasakan hal itu. Tapi ia belum bisa memastikan nya

"Emang siapa cewek yang lu suka?"

"Ada deh"

"Perasaan yang gue tau cewek yang deket sama lo cuma Harumi deh"

"Bang", Johan menatap abangnya tajam, tapi saat ditatap balik Johan malah mengalihkan pandangannya sambil menahan agar bibirnya tidak mengembang didepan abangnya

"Oh jangan-jangan orang yang lu maksud Harumi?",

"Hah, apaan sih lu bang dah lah ga nyambung"

"Dih?"

Abang nya ini termasuk jejeran cowok green flag alias suka memperlakukan perempuan layaknya princess dan memberikan semua perhatiannya jika sudah suka dengan satu perempuan, bisa dibilang ia salah satu cowok Peka anti gengsi gengsi club. Jadi ia bisa tau arti dari salah tingkah adiknya ini, apalagi adiknya ini sama-sama cowok jadi ia ngerti

"Suka sama sahabat sendiri boleh tapi kayaknya harus mikir dua kali deh",

Johan menoleh ke arah abangnya itu. Efek dari ucapan abangnya itu masih terekam jelas dalam pikirannya hingga keesokan harinya. Bahkan saat melihat Harumi ia teringat pesan abangnya itu, mengapa kalau suka dengannya harus berfikir dua kali? Apa karena ia tau jika Harumi tidak ingin berpacaran walaupun ia suka nonton film romance

"Rumi"

"Hmm?", Johan tersenyum mendengar jawaban singkat dari Harumi yang masih belajar disampingnya. Johan menyanggah kepalanya menggunakan tangannya sambil menghadap ke arah Harumi

"Lu gaada niatan buat pacaran? Kan lu demen film romance gitu", Harumi meletakkan pulpennya lalu terlihat berfikir

"Ada sih", jawaban itu membuat Johan semangat, dirinya seperti ada angin positif untuk mendekati Harumi sebelum akhirnya di jatuhkan tepat ke kerak bumi oleh kenyataan

"Tapi males ah ujung-ujungnya sakit hati", Johan tersenyum kecut melihat Harumi yang melanjutkan belajar nya,

"Lagian mana ada yang mau sama gue"

"Ada gue", Harumi menoleh ke arah Johan. Beberapa detik setelahnya tawa Harumi pecah hingga membuat penghuni kelas sempat melirik ke arah mereka berdua

"Bercanda lu lucu sumpah"

Lah? Udah confess gitu dibilang bercanda










🐥

Fate And Hate - Nishimura RikiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang