05

126 13 0
                                    

Riki menatap Harumi tidak percaya, waktu itu dia bilang kalau dirinya tidak ingin mempunyai hubungan karena akan merasa terkekang, sekarang pemandangannya justru berbeda. Ia dan Johan bahkan mengambil jarak yang cukup jauh sambil memperhatikan Harumi yang fokus melihat seniornya yang sedang berlatih futsal

"Mi, pulang ga?" Tanya Johan sekali lagi, karena sebelumnya ia sudah bertanya sekitar sejam kemudian, jawaban Harumi tetap sama

"Tar dulu. Bentar lagi kelar"

"Kalo nungguin kelar sampe Maghrib Mi, udah ah gue pulang aja capek nungguin lu", Harumi bangkit sambil menghadang Johan menggunakan kedua tangannya

"Pliss lah sebentar lagi. Ini gue ngasih ini an doang", Harumi menunjukkan botol air mineral ditangannya. Nungguin ngasih botol aja sampe sejam? Johan Sangat yakin jika seniornya itu pasti juga udah punya air minumannya sendiri

"Siniin deh botolnya"

"Buat apa?"

"Udah gece"

"Jangan lu minum ya, Jo--" Johan tidak menanggapi ucapan Harumi, ia nekat untuk mendekati lapangan futsal dan memanggil seniornya itu

"Nih gece ambil dari Harumi. Dia nungguin lo kelar latihan kak sampe capek gue nemenin nya", Johan melempar begitu saja botol yang berada ditangannya kepada Jake. Jake tersenyum ke arah Harumi hingga perempuan itu salting sampai memukuli Riki yang berada disampingnya

"Sakit kak",

"Eh iya maap hehehe", Harumi nyengir, merasa bersalah juga karena salting nya jelek suka mukulin orang

Johan menghampiri Harumi dan Riki yang mengajaknya pulang, "Lu mah bikin malu gue aja Jo, ah tadi kan gue salting sampe mukulin Riki",

"Ya salah lo sendiri lah, lagian ngasih air aja sampe nungguin sejam",










🐥

"Kak Harum, kak Johan. Riki mau ikut club komputer deh",

"Bagus tuh", ucap Johan, Harumi mengangguk

"Yang penting kamu udah tau apa kemampuan kamu dan di kembangin dek", Riki mengangguk mendengar kan ucapan Harumi

"Tapi hari ini kamu ga diapa-apain lagi kan?"

"Enggak kak paling cuma di ancem kecil-kecil aja, Riki udah gatakut kok", bohong. Riki bohong pada 2 seniornya itu. Tadi pagi saat Riki baru saja datang ke sekolah, ia mendapati kursinya yang sudah bau busuk, ia yakinin itu bau bangkai tikus, mejanya juga banyak pasir yang terdapat beberapa jarum pentul hingga ada 2 jarum yang menuncap ke tangannya hingga berdarah, untungnya cuma perih saat dibasuh menggunakan air

"Bagus deh", Harumi mengangguk sambil melanjutkan makanannya, Riki beberapa kali menunduk saat matanya tidak sengaja melihat orang yang sudah membullynya hingga saat ini, Harumi tentu tidak melihat gelagat Riki yang duduk didepannya karena dirinya sibuk mengobrol dengan Johan yang duduk disampingnya

"Iya kan Rik?"

"Hah apa?"

"Pantai lebih bagus daripada gunung?"

"Mmmm, maaf kak sebetulnya Riki lebih suka gunung", Johan tersenyum menang sambil menunjukkan wajah songongnya kepada Harumi. Ia puas mendapatkan belaan dari Riki, Johan saja sampai mengajak tos Riki yang langsung disambut baik oleh anak itu

"Tau Yeflin ga? Dia adeknya kak Jake"

"Tau tau, kenapa?"

"Dia ngajakin gue ke bromo abis UN kakaknya nanti", hal pertama yang Harumi lakukan adalah mengejek Johan, sepertinya adiknya Jake itu menyukai Johan, itu yang dipikirannya

"Apaan sih, ngajakin gue berarti ngajakin kalian berdua juga kali. Ikut ga kalian? Kalo kalian ga ikut gue batalin",

"Ikut lah gue, yakan dek?"

"Aku.... Bilang mama dulu ya kak", Harumi mengangguk merespon ucapan Riki

"Tapi gimana lu sama Jake?"

"Gimana apaan nya?"

"Lah lu bukannya lagi pedekate?"

"Gatau. Lier aing anyink"

"Heh kasar!"

"Ya gue taunya bahasa sunda gitu doang hehehe". Riki memperhatikan perdebatan seniornya itu dengan tersenyum, lucu aja gitu melihat mereka yang suka debat bahkan dengan hal yang sepele

Pulang sekolah, Riki memberanikan diri untuk datang ke ruang club komputer, dirinya sudah bulat untuk masuk ke club itu. Sebelumnya ia masih bimbang antara masuk club dance atau komputer, dirinya juga pernah mampir untuk melihat anak-anak dance berlatih, dirinya melihat pelaku yang sudah membullynya. Langsung saja Riki batal untuk masuk ke club tersebut

"Permisi", seorang perempuan berkacamata yang duduk didepan komputer itu menoleh sambil tersenyum, ia menghampiri Riki yang baru saja masuk ke ruangan club

"Haiii. Kenapa? Perlu bantuan?"

"Kak aku mau join club komputer bisa?"

"Boleh, sini isi dulu formulirnya", Riki mengikuti perempuan itu, dirinya memperhatikan isi ruang club komputer yang tampilannya seperti warnet, berbeda dengan ruang club taekwondo yang suka ia masuki, disini banyak sekali barang-barang elektronik hingga Riki berjalan dengan hati-hati, takut dirinya menyenggol device yang berada disana

"Sebelumnya nama kamu siapa?"

"Riki"

"Aku Yumna", Riki mengangguk ia lalu memberikan formulir yang sudah ia isi ke perempuan tersebut

"Eh? Kelas 10? Lo juga kelas 10. Ih kita seumuran. Yang anak kelas 10 cuma kita doang tau Rik, susah banget pada join, kebanyakan pada masuk club dance, siaran radio, club band, puisi tapi taekwondo", Riki mengangguk mengerti

"Lo udah lama join club komputer?"

"Engga lama sih baru sebulan juga, gue kira gabakal ada yang join lagi, nanti gue kirim deh formulirnya ke ketua club"

"Kalo gitu gue boleh pulang?", perempuan itu menganggukkan kepalanya sambil tersenyum disaat Riki pamit kepadanya

Baru saja keluar dari gedung central ekstrakulikuler, dirinya melihat Johan dan Harumi yang meneduh dibawah pohon dekat pintu masuk

"Riki!", Riki melambaikan tangannya sambil menghampiri seniornya itu,

"Udah daftarnya?" Riki mengangguk, dirinya sudah sering dirangkul tiba-tiba oleh Harumi, tetapi masih aja kaget

"Oiya, kalian nanti pulangnya berdua ya gue ada urusan", Johan dan Riki menoleh ke arah Harumi, tumben banget anak ini ada urusan sendirian biasanya ngajak-ngajak

"Tumben"

"Yoi, masalah perempuan. Tuh orangnya"

Harumi melambaikan tangannya ke arah perempuan yang ikut melambaikan tangannya dipintu gerbang, perempuan yang sangat familiar karena mereka pernah satu kelas bersama

"Udah lama Yef?", Yeflin mengangguk pelan, ia kemudian merangkul lengan Harumi dengan tangannya

"Yuk Mi keburu rame ga kebagian barangnya"

"Loh emang kalian mau kemana?", Johan cukup terkejut melihat Harumi yang tiba-tiba saja dekat dengan Yeflin yang notabenenya adik kandung Jake. Dulu mereka bertiga pernah sekelas tetapi Harumi hanya sekedar kenal dan sesekali bertegur sapa dengan perempuan itu, tidak sampai tahap jalan bareng

"Berburu skincare ori yang lagi diskon",











🐥

Fate And Hate - Nishimura RikiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang