10

62 7 0
                                    

Kepala Riki sudah mau pecah mendengar penuturan beberapa sambutan perlombaan desain poster antar SMA/SMK dan Mahasiswa ini, Riki lebih memilih untuk mengeluarkan ponselnya dan memainkannya. Ia membuka grup chatt yang berisi hanya 3 anggota, hari ini tanggal 8, tepat diadakannya pertandingan nasional Harumi dan Johan dan Riki juga ikut bertanding, bedanya cabang perlombaan dan kota dilaksanakannya. Padahal jauh-jauh hari Riki udah siap buat jadi penonton heboh kedua seniornya tetapi malah langsung meluncur ke Bandung, mana dikasih taunya 2 hari sebelum hari H

Johan
Gue sama Harumi maju
Nanti sore Rik, karena
Kan kita kelas senior 😎

Harumi
Gaya banget emang
Si Johan mah. Mudah"an
Kita bertiga menang✊🏻

Johan
Amin

Riki
Amin juga

Harumi
Riki jangan lupa
Aku nitip mochi

Riki tersenyum melihatnya, ia lalu beralih membuka aplikasi game, tidak memperdulikan orang yang sedang berbicara diatas podium maupun Yumna yang sekarang penasaran dengan Riki yang senyum-senyum sendiri,

"Riki ayok ke ke ke lab ruang 402, ruang lomba kita disana", Riki menoleh sebentar lalu mengangguk, ia mematikan ponselnya begitu saja dan mengikuti Yumna dari belakang sambil memperhatikan sekitar yang dipenuhi mahasiswa-mahasiswa universitas. Maklum, mereka lombanya di kampus

Selama hampir 12 jam Riki bersama dengan Yumna, membuatnya sedikit boring, entah kenapa pembawaan percakapan Yumna membuatnya bosan karena merasa Yumna hanya bercerita hanya dengan satu sisi, tidak mendengarkan sisi lain

"Lo mau pesen apa Ki?", Yumna memperhatikan kantin kampus disana, melihat-lihat tukang dagang yang membuatnya tergiur dengan dagangannya

"Bakso"

"Gue juga deh, tolong pesenin 2 ya gue yang cariin bangku. Gue ga pake sayuran ya", Riki hanya diam menanggapinya, abis mau ditolak gimana orangnya aja udah ngacir duluan ninggalin Riki. Ia terpaksa ikut ngantri bakso diantara para mahasiswa, untung Riki tinggi jadi ga ketauan banget kalo dia masih SMA

Riki menghampiri meja Yumna sambil membawa nampan yang berisi 2 mangkuk bakso, bukannya makasih tapi yang di dapati Riki adalah teguran dari perempuan itu, "Lah kok pake sayuran sih, kan gue bilang gapake", Riki kasian sama abangnya yang udah ngelayanin banyak orang, jadi ia gamau bikin ribet abang penjualnya

"Tinggal pisahin", ia mendengar Yumna mendecak lalu memisahkan sayuran ke beberapa lembar tissue, baru mencampur beberapa bahan penyedap ke mangkuk baksonya

Yumna menyantap baksonya sambil memainkan ponselnya, Riki menganggap hal itu tidak sopan karena di keluarganya kalau makan tidak boleh disambi oleh kegiatan lain

"Ini kita selesainya kapan sih?", Yumna menoleh ke arah Riki, lalu terlihat berfikir

"Sampe jam 6 sore. Kenapa? Lu ada urusan penting?", Riki mengangguk

"Yaelah pentingan juga lomba kita ini Rik", menurut Riki keduanya sama penting tapi dalam konteks yang berbeda

"Lu jangan kabur, tetep sama gue sampe akhir acara!"











🐥

Riki tetaplah Riki dengan kemauannya sendiri, buktinya ia tidak menuruti ucapan Yumna beberapa jam yang lalu karena saat waktu menunjukkan pukul 3, Riki langsung kabur dengan izin mau ke warteg depan kampus karena laper. Dirinya menaiki angkot ke arah stasiun dan memakai tiket kepulangannya untuk pulang lebih cepat ke Jakarta

Di stasiun Bandung, Riki menyempatkan untuk membeli mochi dari toko yang menjual oleh-oleh didalam stasiun, walaupun agak mahal tapi gapapa, uang saku yang diberikan ketua club nya masih ada

Beberapa telfon dari Yumna ia dapatkan dan satu kali telfon dari seniornya saat ia baru saja menyalakan ponselnya ketika sudah cukup jauh dari kota Bandung, ia yakin jika Yumna ngadu ke ketua klub kalau ia kabur

Riki berlari keluar dari stasiun Senen sambil membuka aplikasi ojek online nya agar langsung sampai ke tempat pertandingan Johan dan Harumi. Untungnya ia sempat minta sharelock sama Johan jadi ga buta arah banget

Tempat riuh sampai keluar yang mirip seperti stadium sepak bola itu terdengar hingga pintu masuknya, di pelataran GOR sudah terdapat banyak jajanan dan beberapa segerombol orang-orang yang memakai baju taekwondo

Riki membuka ponselnya lalu menelfon Johan Beberapa kali hingga akhirnya tersambung

"Masuk aja Rik, di pintu utara lurus terus sampe ada tulisan ruang atlet, gue tribun atasnya persis kok. Gue gabisa jemput lu sorry, ini si Harumi lagi maen. Kalo gatau tanyain orang aja"

Riki sampai menjauhkan ponselnya dari telinga mendengar suara Johan yang kencang bersahut-sahutan dengan suara suporter, Riki merinding hanya dengan mendengar itu, semenjak ia berhenti ikut bermain sepak bola dan ayahnya meninggal. Dirinya sudah tidak pernah ikut pertandingan manapun, jadi ia agak ragu setelah merasakan euforia stadium yang ramai

Untungnya Riki langsung menemukan tubuh pendek Johan yang sedang berloncat-loncatan bersama teman-teman satu club taekwondo satu sekolahnya

"Bang", Johan menoleh ke arah Riki sambil tersenyum senang, dirinya tiba-tiba dipeluk oleh Johan yang bertubuh sedikit lebih pendek darinya

"Kenapa sih bang malu ah, nanti disangka homo", Riki melepaskan pelukannya, Johan lalu menyenggol Riki menggunakan tangannya

"Si Haru menang Rik, ikut seneng gua", Riki tersenyum melihat Johan yang tersenyum senang hingga membuat matanya tertutup saking senangnya. Wajar jika Harumi kadang suka gemas padanya, dan perkataan Harumi yang mengatakan bahwa Johan seperti kucing itu diam-diam dibetulkan Riki didalam hatinya

"Ayok kita samperin", Johan mencolek tangan Riki lalu menunjukkan ke arah anggota club lain yang menyambut Harumi dari pinggir matras pertandingannya. Semua anggota club memberikan selamat padanya

"Selamat Haru, nih liat siapa yang dateng" Johan tersenyum lalu menyingkirkan dari depan Harumi untuk memberikan ruang untuk Riki

"Selamat kak. Nih hadiahnya", Riki menjadi orang terakhir yang memberikannya selamat sambil memberikan bungkusan mochi kepada Harumi

"Wih makasih banyak. Cuma bercanda doang padahal hahaha", Harumi dengan senang mengambil kotak yang sangat ia tau dalamnya berisi Mochi kesukaannya. Riki menggaruk kepalanya, ia merasa canggung saat melihat tatapan aneh dari beberapa anggota club taekwondo

Teman-teman club yang melihat itu menahan senyumannya, mereka bahkan satu sekolah sudah tau jika Harumi, Johan dan Riki berteman dekat. Tetapi agak aneh saat melihat hanya Riki yang memberikannya hadiah langsung setelah kemenangannya

"Riki aja ngasih, lu mana Jo sebagai temen masa ga ngasih hadiah"

Sekarang giliran Johan yang bertingkah canggung. "Gue nunggu traktiran dari Harumi nya dulu lah. Iya kan Mi?"

"Lu juga menang ya", Harumi menunjuk tepat kearah wajah Johan yang sedang tersenyum jahil

"Udah gausah berantem. Yang menang traktir kita semua yang ada disini"











🐥

Fate And Hate - Nishimura RikiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang