Riang tawa tercipta di hari itu, cuaca cerah yang di sertai sejuknya hembusan angin seolah-olah tuhan menyertai dan mendukung niat baik kami berempat kepada anak-anak.
Di bawah pohon nan rimbun aku menari bahagia menghibur anak-anak, aku menari sembari melakukan trik sulap untuk menghibur mereka.
Riang gembira tawa mereka tampak manis di lihat dan sangat elok di pandang mata, meski yang kami lakukan berempat hanyalah hal-hal yang sederhana namun kami sangat berharap bisa membuat mereka lupa akan keras kehidupan yang mereka tempuh, walau hanya sesaat kami berharap mereka bisa melupakan beban yang sedang mereka pikul.
"Baiklah adek-adek sebelum kita belajar kakak mau kalian semua memperkenalkan diri kalian satu persatu dan berserta menceritakan cita-cita kalian," pinta tio di depan.
"Baik kak!!" Jawab anak-anak serentak, dan lalu tio memanggil mereka satu persatu untuk maju kedepan.
"Perkenalkan nama saya aji, umur saya 8 tahun dan cita cita saya ingin menjadi pengusaha sukses." Kata aji yang memperkenal diri beserta cita-citanya, ucapan aji mendapatkan tepuk tangan oleh kami dan teman-temannya.
Satu persatu telah maju kedepan memperkenalkan diri mereka masing-masing, ada yang ingin menjadi dokter, polisi, tentra dan guru.
Setiap anak-anak mempunyai cita-cita yang sangat mulia, di situlah tio raka lisa dan aku tambah bersemangat untuk mengajar mereka agar kelak ilmu yang mereka dapat bisa bermanfaat membantu mereka menggapai cita-cita mereka.
"Baiklah adik-adik sekarang pembelajaran kita mulai!" kata lisa.
"Siap kak!!" ucap mereka serantak dengan penuh semangat.
"Kakak ingin tau siapa di antara kalian yang belum lancar membaca?" tanya lisa.
"Saya kak!" jawab mereka serentak sembari tunjuk tangan.
"Baiklah untuk pembelajaran pertama kita akan belajar membaca," Kata lisa yang langsung menulis di papan tulis.
Lisa tampak bersemangat sekali mengajar anak-anak, raka tio dan aku terkesima melihat lisa mengajar, ia seperti lisa yang tak kami kenal karena kami tak pernah melihat ia berwibawa seperti selayaknya guru pada umumnya.
"I-ni bu-di, i-tu i-bu bu-di, i-ni ba-pak bu-di, i-ni a-dik bu-di." Eja lisa di papan tulis yang di ikuti semua anak-anak.
raka tio dan aku duduk samping anak-anak untuk membantu mereka mengerjakan tugas yang di beri lisa.
Dengan kehadiran lisa sangat membantu sekali untuk mengajar anak-anak, sangat bersyukur sekali aku karena lisa ingin membantu untuk mengajar.
*
*
*Warna langit sudah mulai berwarna jingga pertanda senja sudah menghampiri dan kegiatan mengajar hari ini mau tak mau harus di akhiri.
Lisa menyuruh anak-anak untuk pulang, tak mau khawatir lisa menyuruh raka dan tio untuk mengantar anak-anak kerumah mereka masing-masing menggunakan mobil raka.
"Dan kamu dawa pulang bersamaku saja!" pinta lisa.
"Enak saja kamu!! Kamu pasti mau jalan-jalankan?" cetus tio ke lisa.
"Aku ini perempuan lo, emang kamu enggak khawatir kalau aku pulang sendirian!" jawab lisa.
"Sudahlah ayok lekas pulang!" ujar raka yang melerai perdebatan lisa dan tio.
"Motorku jangan lupa di antar ke rumah," ucapku bahasa isyarat ke tio.
"Merepotkan saja kamu ini!" jawab tio malas.
Raka dan tio pergi bersama anak berserta membawa semua alat-alat mengajar, tinggallah aku berdua bersama lisa.
"Wa makan yuk lapar aku," ajak lisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Catatan Dawa
Fiction généraleDawa adalah seorang pria yang mempunyai keterbatasan fisik, dia bisu tak bisa berbicara, dawa merasa tidak ada hal yang istimewah dalam hidupnya. Namun pada suatu hari dawa bertemu dengan sosok wanita yang membuat dawa merasa hidupnya menjadi berwar...