1

4.9K 184 0
                                    

Gadis itu berlari melewati setiap koridor kelas yang cukup ramai, melesat dan meliuk-liuk melewati siswa siswi yang memandangnya aneh dan kesal karena tak jarang dia hampir menabrak mereka yang belum siap menghindar

"RIN LO MAU KEMANA???" Gadis yang dipanggil Rin itu menoleh

"RUANG OSIS" balasnya ikut berteriak pada gadis lain yang berada di ujung sana

"GUE PINJEM BUKU MATEMATIKA LO YAK"

acungan jempol Karina berikan, lalu bergegas membuka pintu ruangan di depannya, ia coba menenangkan nafasnya yang masih memburu dan jantungnya yang berdetak kencang

"Sorry gue telat" katanya setelah berada di dalam ruang OSIS, matanya memicing salah tingkah karena semua teman-temannya yang berada di dalam kini menatapnya

"gapapa, salah gue yang gak ngasih tau lebih awal, duduk Rin"

Karina mengangguk, ia berjalan cepat menuju bangku kosong yang terdekat, Yeji yang duduk disampingnya menyambut dengan tersenyum

"jadi kayak yang gue bilang tadi, pak kepala sekolah kurang setuju sama ide kita kemarin, kata beliau tema kostum tidak cocok untuk anak SMA kayak kita apalagi acaranya di adakan malem hari, gak ada yang bisa menjamin juga nanti ada yang make kostum aneh-aneh atau nggak, karena kan anak-anak sekolah ini cukup bebas juga"

"menurut kalian gimana? Kita tukar tema atau gak usah pake tema aja?"

"Yaaaahhhhh"

Para siswa yang berada di ruangan itu bersorak kecewa, mereka yang tergabung dalam organisasi sekolah alias OSIS ini memang sudah merencanakan acara ulang tahun sekolah nanti diadakan dengan mengusung tema kostum dan mereka juga sudah berharap kalau kepala sekolah setuju, namun ternyata pil pahit harus mereka telan, kepala sekolah malah menolak

"ssstttttt, semua tenang dulu, kita masih bisa ganti tema lain, masih banyak tema lain gak sih??"

Jihoon si ketua OSIS mencoba menenangkan anggotanya itu, laki-laki dengan pin khusus di dada kirinya ini sudah menjadi ketua OSIS 3 bulan belakangan, masih baru memang tapi dia cukup cekatan dan jiwa kepemimpinan nya sangat terasa, siswa kelas sebelas itu menjabat setelah menang telak di pemilihan ketua OSIS sebelum penaikan kelas kemarin.

"Udah gue duga sih, soalnya kepala sekolah kita kan orang tua banget, mana tau dia trend jaman sekarang gimana" celetuk Haechan yang di angguki teman-teman di sekitarnya

"Gak boleh gitu Chan, kepala sekolah ada benernya juga, gimanapun kita masih harus ngikuti norma, lagipula orang tua kita juga pasti gak setuju"
Haechan berdecak dan menoleh ke samping, enggan menatap Jihoon yang dalam hati dia benarkan ucapannya

"Tema Nusantara aja gimana? Sama aja pake kostum tapi pake baju adat Indonesia gitu"

"Pasti tema itu udah pernah dipake gak sih? Nanti kalau para alumni dateng terus mereka bilang kita ngikut konsep mereka gimana?"

"Oh atau nggak gini aja, kita pake tema Nusantara tapi versi modern nya aja, kan banyak tuh baju-baju adat yang udah dimodifikasi jadi lebih kekinian, tema nya itu aja, kan sejalan sama tema Bazaar kita yang ngangkat jajanan khas Indonesia"

Karina beserta anggota OSIS lain mengangguk-angguk setuju, ucapan Lia dan ide Sulyoon ada benarnya juga

"gue setuju sih, yang lain gimana? atau ada ide lain?"

"padahal pake tema kostum bebas juga bisa make baju adat" celetuk Sunwoo

"iya sih, tapi kan lebih pasti aja kalau gak akan ada yang make kostum aneh-aneh"

Sunwoo menaikkan bahu "who knows?"

"Jangan kayak gitu, kita harus saling percaya dan gak boleh pecah gini, ide nya boleh juga nanti gue coba nanya ke kepala sekolah lagi, kalau dia acc ya oke tapi kalau masih ditolak juga, ya dia sendiri aja deh yang kita suruh bikin tema nya"

Karina tertawa kecil, begitu juga teman-temannya yang ikut terkekeh, benar juga kan, kalau ide mereka masih ditolak mending kepala sekolah sendiri aja yang bikin temanya, ngapain ribet

"oke! Sekian untuk rapat dadakan ini, gue minta maaf karena ngambil waktu istirahat kalian yang berharga tapi gue jamin akan ada hasil dari keikhlasan kalian hari ini, so thank you, and see you soon for the next meeting"

Setiap anggota OSIS mulai berdiri dan meninggalkan ruang OSIS satu persatu, kecuali Karina yang berjalan ke tempat Jihoon

"jadi soal rancangan dana nya juga harus dirombak lagi ya Jie?"

"Oh iya, lo udah bikin rancangannya ya?"

Karina mengangguk

"gak usah dirombak total, kalau tema baru nya udah fiks lo bisa ngilangin dana yang gak penting aja, tapi kayaknya harus ngitung ulang juga sih, kalau lo susah gimana kalau dibantuin Jeno aja?"

Mata Karina membulat, dia langsung menggeleng "gak usah deh Jie, gue kerjain sendiri aja"

"Eh gapapa, lo jago kan soal ngitung menghitung kan Jen?"

Bisa Karina rasakan Jeno di belakangnya mengangguk karena Jihoon kini tersenyum padanya

"Gapapa, Jeno gak gigit kok Rin, lagian lo berdua juga kan tugasnya saling berkaitan satu sama lain tuh, bisa lah sama-sama bantu dikit"

"Iya iya gue ngikut" Karina pasrah, dia tidak bisa menolak lebih banyak karena masih banyak orang disini, kalau hanya berdua dengan Jihoon sudah dari awal dia mengatai ketua OSIS nya itu

"yaudah, gue pamit duluan deh, mie ayam gue udah ngembang tuh di kantin"

"Hehehe sorry ya Rin, besok gue traktir deh"

"halah, tapi kalau mau traktir sih gue gak nolak , mekdi kan?"

"lambe mu, mie ayam lah"

"dih orang kaya pelit lu, udah ah gue cabut dulu"

Tanpa ba-bi-bu lagi Karina berbalik dan meninggalkan ruangan itu bersama Giselle yang menunggunya di depan pintu

"Thanks me later Jen"

"Sialan"

Jihoon tertawa, tangannya menepuk bahu Jeno akrab. Wakil nya itu langsung menjauh dan berjalan meninggalkannya tanpa pamit

"masih aja denial"

___
tbc

4WallsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang