33

575 51 2
                                    

Hasil voting sudah diumumkan dan ada 5 ekskul yang berhasil melaju ke babak final, diantaranya ekskul Dance Karina dan ekskul musik Ningning, membuat gadis yang sejak tadi terus memandangi cuplikan hasil voting itu tak bisa melepas senyumnya seinci pun, ada 23 persen siswa di sekolah ini yang memilihnya, nomor tiga terbanyak dan itu merupakan prestasi yang tak terpikirkan bisa dia raih mengingat semua usaha yang sudah dia lakukan selama ini.

“Gak cape apa itu dipantengin mulu? Mending kita balik sekarang” Haruto mengambil ponsel Ningning dan meletakkannya ke atas meja agar perhatian gadis itu beralih padanya

“Ruto.... Ningning seneng banget hehehhe”

“iya iya, ayo pulang sebelum kita dikunciin disini”

“apa kita harus bikin perayaan ya? Ah iya kenapa tadi kita gak ngajak temen-temen yang lain buat makan-makan ya?”

“kita cuma baru masuk final? Bukan dapet juara”

“ya nggakpapa, gak harus juara dulu kan baru dirayain”

Haruto menghela nafas, Ningning dan segala apresiasinya untuk hal kecil

“Besok kalau udah juara, baru kita bikin perayaan”

“kalau kalah juga harus bikin dong”

“iya iya, ayo cepat berdiri”

Tas milik Ningning sudah ada di punggung Haruto bergabung dengan miliknya sendiri, tinggal membuat gadis ini mau berdiri dan mereka siap pulang meninggalkan kelas yang sudah kosong ini.

Ningning menyambut tangan Haruto dan keduanya melangkah beriringan keluar kelas dengan tangan tertaut yang sesekali dengan iseng Ningning ayun-ayunkan

“Jay udah tau gak ya kita masuk final”

“udah lah, dia kan adminnya”

“oh iya, dia pasti seneng banget”

“hmmm”

“Jay nyuruh Ningning dateng ke stand punya kelas dia besok”

“iya, pergi bareng gue”

“nggak ah, mau sendiri aja”

“jangan kelayapan sendirian besok, lo harus bareng gue atau lo bakal diculik”

“dih masih di sekolah juga, eh itu Jay!”
Ningning melepas tangan Haruto dari tangannya dan dia berlari kecil mendekati Jay yang baru saja keluar dari kelasnya.

Dari jarak ini Haruto bisa melihat saat Jay jelas terkejut melihat kehadiran gadis itu lalu perlahan tersenyum dan menepuk puncak kepala Ningning, saat mata mereka bertemu ekspresinya sedikit berubah namun masih tersenyum meladeni ocehan Ningning.

“ini semua karena kemarin Jay keren banget”

“iya ning, udah berkali-kali lo bilang gitu, di chat juga”

“ya namanya Ningning lagi seneng, bangga banget deh sama Jay, udah lah sibuk di OSIS tapi masih mau bantuin Ningning”

“kan lo yang maksa”

“hehehhe iya juga sih, yang penting Ningning bangga sama Jay, bintang sepuluh!”

Raut wajah Jay berubah, matanya menurun dan untuk sekali lagi tangannya terangkat menepuk kepala Ningning

“Makasih udah bangga sama gue”
Mata Ningning berkedip lebih cepat, secepat jantungnya yang berdebar dengan kencang

Apa tadi itu? Apa baru saja tatapan Jay berubah padanya?

“yok pulang, Jay harus istirahat” mengalihkan perhatian, adalah langkah paling tepat untuk situasi ini.

Jay mengangguk, mulai mengikuti langkah ringan Ningning. Jaket yang ada ditangannya ia bentang kan dan menaruhnya di punggung Ningning dengan kupluk nya yang pas di kepalanya. Ningning menoleh melewati bahu namun dengan cepat Jay menahan dan memutar kembali tubuhnya agar menatap ke depan semula.

4WallsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang