24

622 63 0
                                    

“Ruto..... bener-bener nggak mau nih maafin Ningning?”

Haruto mendelik, dia memutar tubuhnya semakin membelakangi enggan melihat wajah sahabatnya yang sedang berlutut di samping kursinya itu

“Ruto.... Ningning bawain stick drum baru nih khusus buat Ruto, ada namanya lagi liat! Ningning...”

“Kenapa lo tulis namanya Ningning kan buat gue”

“Ya biar Haruto inget kalau Ningning yang ngasih”

Haruto menoleh melewati bahu, dan seketika menyesal karena wajah Ningning yang terlihat memelas membuatnya luluh seketika

“Emang lo salah apa sampe harus minta maaf?”

Ningning menaikkan bahu “nggak tau, Haruto marah ya Ningning minta maaf aja” ujarnya menatap Haruto polos

“Cih” laki-laki itu mendecih namun tetap meluruskan kembali tubuhnya membuat Ningning dengan cepat berdiri dan mendudukkan pantatnya di samping Haruto

“Ruto gak suka ya kalau Ningning lebih merhatiin Jay?”

“jelas lah, lo apa-apa selalu dia, dia gak latihan di cariin, dia belum dateng ditungguin, dia sibuk orang lain yang lo suruh ngikutin jadwal dia, mana keadilan lo sebagai ketua?”

“Ya maaf, dari awal kan Ningning udah bilang nggak akan bikin band tanpa Jay, kalau sekarang Ningning agak pilih kasih kan emang begitu dari awal”

“iya tapi bisa gak sih lo sedikit aja mikirin orang lain? Anggota lo gak cuma dia aja, setidaknya lo harus teges kalau dia masih mau jadi anggota kita ya dia harus bisa ngatur waktu sendiri dong”

“iya iya, nanti Ningning marahin dia, udah ah Ruto kok jadi ngomel-ngomel gini”

“bukan ngomel Ning, gue cuma ngingetin lo doang biar gak terlalu ngikutin perasaan”

“perasaan apa sih” Ningning membuang pandangan, enggan menatap langsung mata Haruto yang menatapnya menyelidik

“Apapun itu, cuma lo yang tau Ning”

“udah ah Ningning pergi aja, udah ya ini stick nya dan jangan ngambek lagi”

kalau sudah begini lebih baik dia segera melarikan diri kalau tidak ingin khilaf dan malah cerita semuanya pada Haruto

“gue nggak ngambek”

“Iya iya Ruto gak ngambek, dah Ningning mau ke Karina dulu” Ningning melangkah cepat menuju pintu, dia sama sekali tak menoleh ke belakang dan hanya fokus bagaimana secepatnya dia harus pergi dari sini.

Sebenarnya sih Ningning bisa saja cerita tentang perasaannya pada Haruto dan dia yakin sahabatnya itu pasti akan mengerti, tapi dia belum siap dengan pandangan orang-orang padanya dan lagipula ini bisa jadi hanya perasaan sesaat saja yang mungkin beberapa lama lagi dia akan lupa jadi lebih baik semua dirahasiakan saja.

Namun seolah semesta sedang mengajaknya bercanda, setelah berhasil melarikan diri gara-gara seseorang, orangnya malah kini ada di depannya sedang bicara berdua dengan cewek lain.

Itu chaehyun, ketua ekskul drama kebanggaannya kepala sekolah, mereka berdua terlihat sedang membicarakan hal yang serius dan Ningning tidak suka dengan cara Jay menatapnya. Terlihat lekat seolah mereka sudah lama dekat.
Tak ingin mengganggu, Ningning putuskan untuk pergi saja namun tiba-tiba saja Jay menoleh dan mata mereka akhirnya bertemu

“uhm hai?” rasa canggung sangat kentara saat Ningning menyapa, dan entah hanya perasaannya saja tapi dia merasa Jay terlihat sedikit panik bahkan dia sampai meninggalkan Chaehyun begitu saja dan langsung mendekat kearahnya tanpa pamit pada cewek didepannya

“lo darimana? Mau ke ruang ekskul ya?”

“dari kelas, nggak sih mau jajan aja ke kantin”

“Oh gitu, ayo gue juga mau ke kantin”

“Hm? Oh iya ayo”

Meski bingung kenapa Jay mendadak sok akrab begini tapi Ningning tetap menurut, membiarkan Jay merangkulnya dan entah kenapa langkahnya seolah semakin cepat meninggalkan Chaehyun yang anehnya lagi hanya diam menonton

4WallsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang