15

699 69 2
                                    

Winter mengerut marah, wajahnya bahkan sudah memerah, namun dibanding dia laki-laki di depannya ini terlihat seratus kali lebih marah, alisnya menyatu dan matanya menatap Winter tajam. Kedua tangannya bahkan sudah mengepal erat, dan winter sadar kalau tangan itu bisa saja melayang padanya andai orang di depannya ini bukan Jaemin.

Tapi ini Jaemin, laki-laki paling lembut dan tulus yang Winter kenal, seratus persen dia yakin kalau marahnya Jaemin hanya sebatas ini dan laki-laki itu tidak akan pernah menyakitinya, karena itulah Winter berani, lagipula..

"lo tau kan gue suka sama lo?"

Tanpa berpikir panjang Winter mengangguk, jarinya ia tekuk menyisakan tiga jadi telunjuk, tengah dan jari manis

"tiga tahun kan?"

Jaemin menutup mata menggeram, ia melepas kepalan tangannya mencoba terus sabar

"terus kenapa lo terus-terusan bikin masalah? lo malah deketin cowok lain di depan gue"

Winter membuang pandangan, diam-diam melirik sekitar berharap tak ada teman-temannya yang akan melihat dia dan Jaemin saat ini

"win, gue tau lo belum suka sama gue tapi please jangan siksa gue kayak gini"

setelah memastikan semua aman, Winter kembali menoleh dan menatap Jaemin yang sekarang wajahnya sudah berubah frustasi, menatapnya dengan nanar dan bahunya bahkan sudah terlihat lunglai

"gue pernah bilang jangan suka sama gue kan?"

"ya kenapa? Lo cewek gue cowok, lo jomblo dan gue jomblo terus kenapa gak boleh? Karena lo suka sama cowok lain? Jangan pikir gue bodoh, lo cuma pura-pura suka sama dia biar gue berhenti kan?"

"itu lo tau, gue bahkan pura-pura suka sama cowok lain biar lo mundur, terus apa? lo masih tetep kekeuh? Padahal gue se-serius itu gak suka sama lo"

"Kenapa? Apa salahnya gue Win?"

Jaemin bertanya hampir frustasi

"Lo tau salah lo Min, jangan paksa gue buat bilang semuanya disini"

Winter menatap Jaemin nanar, matanya berkaca-kaca dan Jaemin tak bisa menahan diri untuk memeluk gadis itu, namun belum sedetik dia merengkuh tubuh kurus Winter, perempuan itu langsung melepas diri

"jangan gila lo, ini sekolah"

dengan cepat Winter berbalik dan meninggalkan Jaemin yang masih berdiri menatapnya.

Jaemin tentu tau perempuan yang di sukainya itu pasti sedang tidak baik-baik saja, entah kemana dia akan pergi tapi Jaemin tak ingin mengikuti lagi karena kali ini dia yang bersalah, dia hanya bisa berharap perempuan itu bisa menyembuhkan dulu hatinya, sendirian.

Ini memang salahnya, laki-laki ini yang bersalah, tentang hilangnya kepercayaan Winter dan tentang kerasnya hati perempuan itu untuk kembali luluh padanya. Selama ini perempuan itu sudah terlalu baik untuk menganggap semuanya seolah tak pernah terjadi, itu dua tahun lalu dan Jaemin kira gadis itu sudah melupakan semuanya namun ternyata lagi-lagi dia salah. Dia yang tidak tau diri dan dia yang tidak sadar diri.

Menggapai Winter? Sama saja dia bermimpi menggapai bintang.


....

"kenapa muka lo gitu? Sepet banget kayak gagal orgasme"

Renjun menoleh kaget "anjing mulut lo" tangannya dengan ringan menempeleng kepala Eric

"Ya abis asem banget tuh mukanya"

Jaemin tak menjawab, dia menarik kursi dan duduk membelakangi mereka berdua, mengabaikan dua orang yang kini menatapnya aneh

"kenapa lagi nih anak? Perasaan tiap hari gak ada semangat-semangatnya sama sekali"

4WallsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang