12

799 75 3
                                    

Bukan pertanyaan ini yang Jeno inginkan, bukan situasi ini pula yang dia harapkan. Awalnya dia hanya berniat melarikan diri dari Haechan dan Sunwoo lalu tak sengaja bertemu dengan Jihoon yang berujung dimintai tolong membawa kotak, dia pikir gadis ini tak akan ada di ruang OSIS jam segini namun ternyata takdir mereka memang harus bertemu.

Dia tau Karina sejak tadi pagi mencarinya, ya jelas wong Karina hampir menanyai satu persatu teman sekelasnya, tapi Jeno berusaha tidak peduli, seperti biasa dia tetap bersembunyi dan tak bertanya ada apa dan kenapa dia mencarinya.

Dia pikir Karina akan paham, namun insiden pap cantik itu malah terjadi, hati Jeno ketar ketir dibuatnya, ucapan cewek makin cantik saat jadi mantan itu nyata 100 persen Jeno akui, ya walaupun sejak dulu Karina memang sudah cantik tapi perempuan itu terlihat semakin bersinar seolah memanggil-manggil untuk dia gapai lagi.

"Lo gak kangen sama gue?"

Kangen banget lah gila, kalau bisa udah gue kekep lo gue masukin kantong biar gak ada yang bisa pisahin kita.

Tapi Jeno tak menjawab, dia hanya diam dan lagi-lagi menjauh, memilih mendekati Soobin bergabung duduk di sampingnya.

Karina tak menahan, dia hanya menatap kepergian laki-laki itu dengan nanar, padahal dia hanya harus menjawab iya atau tidak, apa sesulit itu? Dia kan tidak minta mereka balikan lagi.

Baik Soobin maupun yang lain tentu merasa ada hawa yang tidak enak dan atmosfer di ruangan itu terasa canggung, tentu mereka bisa menebak apa yang sedang terjadi diantara dua dua orang itu. Namun tak ada yang berniat membuka mulut, mereka hanya membiarkan dan lebih memilih memperhatikan saja, tak ingin terlalu ikut campur dalam urusan teman masing-masing.

...

Giselle bersenandung kecil melewati lorong-lorong kelas dengan santai, pelajaran pak Doni sudah selesai saatnya melipir ke ruang OSIS, Jihoon bilang mereka sedang bekerja disana.

Ah kalau bicara tentang cowok ganteng itu, hari ini pun dia memakai kacamata lagi, aura ganteng nya makin keluar dan Giselle cukup khawatir saat melihat perempuan-perempuan gatal di sekolah ini menatapnya dengan cinta secara terang-terangan, Giselle cemburu dan dia tidak ikhlas pemandangan favoritnya juga dinikmati perempuan lain.

Jadi Giselle sedang on the way merebut perhatian ayang Jihoon, kalau mencintai secara diam-diam sudah tidak zaman, maka Giselle kini beralih cara centil dan cerdik, dia harus pintar memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin. Mana momentnya pas banget lagi, tolong doakan agar mereka berdua tiba-tiba terkunci di ruang OSIS. Awww membayangkan nya saja Giselle sudah mesem-mesem.

"Selle, lo mau ke ruang OSIS ya?" Giselle berhenti, dia tersenyum sekilas pada Sullyoon lalu mengangguk

"iya nih" dalam hati Giselle berdecak, diantara ribuan siswa disini kenapa dia harus bertemu dengan perempuan ini sih

"Gue boleh minta tolong nggak?"

Hadeeh minta tolong segala lagi "Boleh, apa yang bisa gue tolong?"

"tolong kembaliin ini ke Jihoon dong, tadi ketinggalan di perpus"

Mendengar nama Jihoon, mood Giselle langsung terjun bebas

"kok bisa ada di perpus?" Giselle menerima Pin khusus ketua OSIS yang Sullyoon sodorkan

"Iya tadi dia bantu-bantu di perpus dikit, gak tau gak sengaja lepas atau gimana"

"oooh gitu" Giselle mengangguk mengerti, dalam hati bertanya-tanya kenapa Jihoon bisa punya waktu membantu orang lain di perpus diantara tugasnya yang seabrek

"makasih ya Selle, kalau gitu gue duluan" pamit Sullyoon dan berlalu melewati Giselle.

Giselle tak ingin terlalu banyak berpikir, jadi mengesampingkan rasa penasarannya, dia kembali melanjutkan langkahnya seperti semula.

4WallsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang