21

598 51 0
                                    

Jeno menaikkan alis “kenapa gue?”

“menurut lo mereka bakal bantu atau malah makin nganggep kita lemah?”

“karena gak berhasil dapet sponsor dari perusahaan gede dan malah ngemis ke mereka?”

Jihoon tertawa kecil, tak menjawab pertanyaan Jeno dia malah memandang satu persatu anggotanya

“kalau menurut kalian?”

Karina, Sakura dan Ryujin saling pandang, sementara Soobin dan Jay hanya diam tak berekspresi

“lebih baik kita balik ke opsi kedua aja” ujar Soobin menjawab

“yang mana?”

“pasrah dan gak ngandelin sponsor”

....

“Menurut lo gimana? Masih kurang nggak sih?” tanya Ningning pada Haruto yang masih menatap ponselnya meskipun Video yang baru mereka tonton sudah berhenti berputar.

Itu adalah Video hasil dari latihan band mereka kemarin, Ningning ngide memvideokan karena ingin melihat sendiri bagaimana hasilnya lewat kamera

“kayaknya suara bass Jay kurang kenceng dan ketutupan sama suara drum gue terus”

Ningning mengangguk-angguk “gue juga mikirnya gitu sih, padahal disini kan point nya itu ya suara bass nya”

“lagian anaknya main ogah-ogahan kayak gitu, gimana mau bagus”

Ningning memicing menatap Haruto tak suka “mulai deh, lo kayaknya julid mulu sama Jay dari kemarin”

“Bukan julid, gue cuma ngungkapin fakta, liat aja noh ekspresi nya”

Ningning melihat lagi hasil rekamannya, dalam hati juga mengiyakan kalau performa Jay memang sangat lemah di sana

“mungkin dia kecapean aja, nanti kita atur waktu lagi yang pas sama mood dia”

“kenapa kita harus sesuaiin sama mood dia? Kenapa nggak dia yang harus sedikit lebih effort sama band ini?”

“lo tau dia juga anggota OSIS Ru, dibanding kita dia jauh lebih sibuk, apa salahnya sih”

“salah kalau lo cuma mentingin dia”
Haruto berdiri dan tanpa kata lagi meninggalkan Ningning sendiri di ruang musik, tak lupa membanting pintu dengan cukup kencang. Ningning tau sahabatnya itu pasti sedang kesal, dan dia hanya harus membiarkan saja hingga kemarahannya mereda. Nanti juga dia akan balik lagi.

Sunyi langsung menyapa dan tinggallah Ningning dengan isi pikirannya. Berulang kali Ningning terus menyakinkan kalau apa yang dia lakukan ini sudah benar, dia harus yakin kalau semua akan berjalan sesuai apa yang dia mau, tapi apakah memang begitu?

Bukan Ningning menutup mata tapi memang jauh di lubuk hati nya dia sadar kalau Jay tak punya sedikitpun hati untuk band ini, apa karena dia sudah terlalu memaksa? jadi Jay hanya mengikut saja tanpa memberi seluruh perhatiannya?

“kenapa nggak ada orang?”

Ningning menoleh dan Jay ada disana, akhirnya setelah puluhan pesan yang dia kirim dan puluhan menit yang dia habiskan untuk menunggu, akhirnya dia datang

“Tadi kita latihan cuma sebentar dan mereka pada masuk kelas lagi karena ada tugas”

“Kenapa nggak bilang dari awal?”

“apa?”

“harusnya bilang kalau kalian bisa latihan tanpa gue jadi gue gak perlu repot-repot dateng lagi” ujar Jay datar, namun matanya menyorot tajam dan ada ekspresi marah disana

4WallsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang