notes: buka WP, busyeeett... rajin banget yah kalo dijanjiin fast update. ya udah, ya udaah, sekarang klik VOTE dulu baru lanjooot.12.
Kiara bangun dengan pemandangan indah Osaka, dan meskipun pemandangan dari kamar hotelnya mengagumkan, ia tetap menarik nafas berat, berharap yang semalam semuanya mimpi.
Bertemu Marvin, itu yang ia harap adalah mimpi buruk.
Kiara mengambil ponselnya dan menemukan beberapa pesan, ucapan selamat pagi dari Jenar dan Ajra yang membuat hatinya tenang, Nindy yang mengabari bahwa ia sudah pergi sarapan di restoran hotel, dan yang terakhir... Marvin.
Marvin: Jam 4 sore gimana? disini ya [location]
Hanya pesan dari Jenar yang kiara balas, selebihnya ia tinggalkan begitu saja sementara ia membasuh wajah untuk menyusul Nindy pergi sarapan.
Kiara bersandar didinding lift sambil mengingat pertemuannya dengan Marvin, ketakutan Kiara soal Marvin akan mengamuk karena Kiara menghilang ternyata tidak terbukti. Dan ada satu hal yang Kiara ga bisa jelaskan, tapi sikap Marvin begitu baik padanya, mereka hanya mengobrol sebentar sembari Marvin meminta nomornya dan mengajaknya ngopi sembari catch up.
"Gue punya surprise buat lo." ujar Nindy.
"Ga suka surprise." jawab Kiara singkat.
"Liat dulu baru putusin suka apa ga." Nindy mengunyah omeletnya.
"Apaan emangnya?"
"Ambil sendiri yah di lobby."
"Yaelah, males ah." Kiara bersandar ke kursi makan sembari menyesap kopi yang ia pesan.
"Buruan, kayanya udah sampe tuh paketnya." Nindy mendorong Kiara.
"Belom juga makan."
"Nanti ajaaa... buruan, keburu basi."
"Apaan sih? kue??" Kiara agak ketakutan, jangan-jangan Marvin mengiriminya macam-macam.
Kiara berjalan malas kearah lobby, ia langsung menuju resepsionis untuk menanyakan paket untuknya tapi, kemudian seseorang memanggilnya, "Kiara."
Ia menoleh dan seketika hatinya hangat, "Jenar?"
"Hai..." laki-laki itu mendekat.
"Kok ada disini??" ia menoleh ke kanan dan kiri, "Ajra mana?"
"Ketinggalan dipesawat, ini lagi coba telfon petugas bandara."
"JENAR!"
"Bercanda..." Jenar tertawa.
"Jadi? Mana Ajra?"
"Dia ga ikut." jawab Jenar.
"Aku serius nih." Kiara mengerutkan alis.
"Aku juga ga bohong, Ajra ga ikut..."
"Terus dia dimana? Sama siapa??"
"Tenang dulu dong..." Jenar membelai lengan Kiara, "kemarin tuh... pak Yudith dateng sama pak Dian... terus... untuk melengkapi observasi ke keluarganya sepupu aku... Ajra harus nyoba tinggal sama mereka."
Hati Kiara langsung kempis, pundaknya turun, "Ya ampun..."
"Lusa Ajra akan kembali sama kita kok."
"Belum tentu dong, Jen, gimana kalo sepupu kamu ternyata memenuhi syarat dan Ajra happy sama mereka??" Kiara memekik khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Accidentally Parents
RomanceKiara dan Jenar pernah bertemu dipernikahan kakak-kakak mereka, usaha mengobrol dengan satu sama lain membuahkan kesimpulan bahwa mereka tidak cocok. Menurut Kia, Jenar itu sok pintar, menurut Jenar, Kia itu berandal. Namun pertemuan kedua membawa p...