8: breakdown

2.2K 411 123
                                    




notes: hai hai hai... seneng banget gue hari ini dapet libur dari kantor, jadi long wiken deeh, tapi ga getaway kemana2, mau tidur2an aja wlwkwk eh yang met baca ya, jangan lupa vote dl yah, sama komen juga yaa





8.


Jenar dan Kiara tau, mau ciuman dimobil, atau ciuman ringan sepulang kerja, mereka ini cuma akting, segala yang terjadi dirumah ini semuanya settingan. Terlebih keduanya ga ada yang berani membahas.

Pagi itu, hari Sabtu yang cerah ditengah musim semi, Jenar keluar kamar masih dengan mata setengah tertutup, ia mendapat shift malam yang cukup panjang kemarin karena ada stock opname, laki-laki itu berjalan tergesa menuju kamar Ajra, "iyaa sabar..."

"Maaf ya neriakin lo pagi-pagi, tangan gue kotor semua nih, lagi nyoba resep baru eh tau-tau Ajra ngamuk." ujar Kiara saat melihat Jenar keluar kamar menggendong bayi gempal yang masih memble itu.

"Ajra sayang kenapa sih?" tanya Jenar ke bayi itu, "kok tumben teriak-teriak? Biasanya anak manis?"

"Cek giginya deh, Jen, dari kemarin agak rewel."

Jenar mendudukan Ajra dipangkuannya sebelum mengecek dalam mulutnya. "ga ada gigi baru tuh."

Kiara melirik dari dapur dan menyadari bahwa Jenar hanya pakai celana panjang piyama tanpa atasan, dan bahwa tubuh Jenar cukup terbentuk oleh otot.

"Ajra cuma ga suka bangun sendirian ya? Iya cantik?" tanya Jenar. "padahal nanti kalo udah gede terus lagi pergi clubbing sampe mabok besokannya pasti kamu berharap bangun sendiri dari pada nyesel malemnya ngapain..."

"Bisa ga, ga ngomong gitu didepan Ajra?" Kiara mengerutkan alis.

Jenar tertawa, "sorry, sorry, terlalu deskriptif ya buat lo?"

"Gue? Sorry ga pernah ngerasa gitu soalnya ga pernah too wasted to be reckless and regret it the next day." ujar Kiara, "elo kali jangan-jangan yang kaya gitu, kan elo si paling party animal."

Jenar tertawa, "I'm not a one night stand kind of guy, Kiara, buat gue hal-hal kaya gitu ya harus dilakuin secara sadar dan dengan perasaan yang bener dari kedua belah pihak."

Kiara terdiam sejenak oleh penjelasan Jenar, "yaaa cuma karena gue DJ juga bukan berarti gue bandel, Jenar."

"Dulu katanya bandel?"

"Ya dulu, yang dulu mah dulu aja, kan dulu masih muda, masih bego," dan patah hati. pikir Kiara dalam hati. "Waktu gue masih DJ baru, tiap kelar kerja selalu minum sampe ga sadar, biasanya yang jagain biar ga dibawa orang sembarangan ya Revin..."

Jenar memandang Kiara dengan Ajra dipangkuannya, wajahnya muram, "lo harusnya ga usah ceritain hal kaya gitu ke gue..."

Kiara membalas pandangan Jenar, kenapa ga boleh cerita? Jenar marah? ga suka? cemburu??

"...didepan Ajra," lanjut Jenar, "ya ampun Ajra denger ga sih tadi? Kiara wild banget Ajraaa... sereemmm, Ajra ga boleh gitu kalo udah gede! no, no!" ia memegang kedua sisi tubuh mungil AJra sambil menciumi perutnya sampai Ajra cekikikan dan jemari gendutnya menjambak rambut Jenar.

Kiara ga tau harus apa, antara kesal oleh Jenar yang selalu membuat hatinya salah paham, atau harus gemas melihat interaksi dua orang didepannya. "Jen, tanyain Ajra, mau piknik ga hari ini."

Jenar menggendong Ajra kearah dapur, "piknik kemana?"

"Kan lagi spring, pasti di taman-taman lagi banyak Sakura."

"Yuk." ujar Jenar, ia duduk di kursi tinggi didapur, tepat didepan Kiara yang masih sibuk, "ini lagi bikin apa?"

"Dumpling, pangsit tapi isinya ikan dory, moga-moga Ajra suka ya?" ia melipat kulit pangsit tipis perlahan. "kemarin-kemarin sih udah pernah gue bikinin bubur ikan, dia suka ikan sih, ternyata Ajra bukan vegan."

Accidentally ParentsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang