3: tetangga

2.1K 403 80
                                    




notes: hai gue datang lagi dengan cerita ini... baca terus vote dan komen dong ayaang...






3.


Apartemen Jess dan Ken yang saat ini ditinggali Jenar dan Kiara berada digedung apartemen empat tingkat dan cuma empat unit, yang berarti cuma ada tiga keluarga, atau mungkin individu yang tinggal selain mereka. Jenar dan Kiara tidak peduli sama sekali, tapi sepertinya Ken dan Jess sangat ramah pada tetangga.

Suatu sore ketika Jenar pulang kerja, dia bertemu dengan seorang perempuan muda dihalaman apartemen, tepat setelah dia memasuki pos keamanan (karena Jenar lebih suka bus atau taksi daripada membawa kendaraan sendiri ke kantor) Perempuan muda itu menyapa dan bertanya apakah dia adalah orang baru itu menempati rumah Ajra.

Jenar mengangguk.

"Aku Nilam, aku dari lantai satu." Dia berkata. "Nice to meet youu."

Jenar dengan sopan mengangguk, perempuan itu jelas jauh lebih muda dari jenar yang usianya hampir 26.

"kak Jenar, aku turut berduka ya soal kak Ken dan kak Jess, aku datang ke pemakaman mereka, aku liat kamu tapi aku ga sempet nyapa."

Ada keramahan berlebihan yang ditawarkan oleh remaja ini, dan hal tu membuat Jenar agak ga nyaman.

"Kakak harus undang aku sama tetangga lainnya untuk kenalan sama kak Jenar lhoo," katanya sambil menyentuh lengan Jenar, dan Jenar tersentak, "maksudnya, bukannya aku maksa kakak untuk ngadain pesta atau apa gitu, tapi kak Ken dan kak Jess adalah orang yang paling bersosialisasi di gedung ini. Digedung ini tuh ada aku, aku tinggal dilantai satu sendirian, kakak tau kan lantai satu disewain perkamar sama landlord kita? Nah kamarnya baru keisi satu, baru aku aja... terus diatas aku ada kak Jenar, atasnya kak Jenar ada keluarga satu lagi, terus paling atas, dilantai empat ada si landlord, anaknya yang punya gedung ini sama istrinya." jelas Nilam tanpa diminta. "Kita semua akrab lhooo..."

Jenar sedikit mundur untuk melihat Nilam mengedipkan mata. Ini gue barusan dicentilin anak SMA nih??? Jenar makin ngerasa terancam padahal didepannya adalah anak remaja dengan dandanan imut.

"Nilam!" seorang remaja laki-laki datang, "kok lo ninggalin gue ditempat les sih? Mau bolos lagi ya!"

"Apa sih, Kev, berisik ah."

Kevin, si remaja laki-laki menoleh lalu melihat Jenar dari ujung kepala hingga kaki. Ada apa sih sama anak-anak kecil ini. Batin Jenar. Pada ga punya sopan santun apa ya?

"Siapa nih, om-om?" tanya Kevin.

Jenar menarik nafas, berusaha untuk ga ngamuk dibilang om-om.

"Yeee... ini tetangga baru gue, namanya kak Jenar~" ujar Nilam centil. "Jadii..." sekali lagi Nilam menggerakkan telapak tangannya yang kecil di sepanjang lengan Jenar, "kakak bakal ngasuh Ajra sendirian?"

"Gue disini sama istri gue." Jenar berseru bahkan tanpa memikirkannya dan ini semua gara-gara kedipan mata Nilam.

"Istri?" Nilam melebarkan matanya, "Iiih sebel... dia beruntung banget suaminya ganteng kaya kak Jenar..." desis Nilam sambil memindai Jenar dari ujung kepala sampai ujung kaki seperti mesin xray.

"Apaan sih ganjen!" seru Kevin.

"Apaan sih berisik!" balas Nilam.

Jenar dengan cepat mengucapkan selamat tinggal sebelum Nilam menyentuhnya lagi entah di mana.





Ia masuk ke dalam unit dan disambut oleh pemandangan Ajra yang sedang tidur diatas bean bag bayi besar di lantai dan Kiara di balkon menggantung cucian baju Ajra di jemuran.

Accidentally ParentsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang