notes: secepet itu kalian pada komen, hmm, anyway sayangkuu maaf ya baru up hari ini, kemarin ga sempet banget buka laptop untuk edit-edit, nih update-nya, jangan lupa VOTE duluu
13.
Enam orang dewasa duduk diruang tamu apartemen tempat Ajra tinggal ditemani Kiara dan Jenar. Seperti janji pak Yudith bahwa Ajra akan dibawa pulang kembali setelah sekitar dua hari tinggal dengan pasangan kandidat lain yaitu Dave dan Jihan. Jadi disinilah Kiara dan Jenar menyambut kembali Ajra yang datang bersama pak Dian, pak Yudith, Jihan dan Dave.
"Gimana percobaannya?" tanya Kiara kepada Jihan. Jujur hati kiara ga karuan saat melihat Jihan datang dengan suaminya dan mereka membawa serta Ajra dalam gendongan mereka. Keluarga itu nampak harmonis dan ideal.
"Ajra itu malaikat, dia kooperatif..."
Kiara tercekat, tangannya digenggam oleh Jenar, mereka tidak memperdulikan bagaimana Dave terus-terusan melirik kearah interaksi dua ipar ini.
"...Ajra manis banget, ya Dave ya?" Jihan menoleh kearah suaminya lalu Dave menggeleng pelan yang membuat Jihan menenggelamkan wajahnya kedalam kedua telapak tangannya, "Ajra nangis terus, Ajra ga mau makan, dia bad mood terus, walopun Jenar udah bawain mainan spatula kesayangannya, mainan itu dibuang, Jenar juga udah bilang kalo Ajra suka pisang, Ajra nangis sampe muntah, pisangnya dimuntahin... Ajra ga mau tidur padahal udah diputerin lagu tidur Ajra yang dibuat sama Kiara." Jihan menarik nafas panjang, "Sayaaang..." ia merengek kearah suaminya
Dave langsung dengan sigap memeluk istrinya, "it's okay, it's okay." ia mengusap punggung Jihan.
"Jihan..." Kiara hendak membuatnya tenang tapi Jihan mengangkat tangannya.
"Gapapa! Gapapa! Kata Dave itu bukan karena kami ga capable untuk mengasuh Ajra tapi karena memang belum akrab aja. Wajar Ajra menolak kami. Wajar... Wajar..." ia menenangkan diri sendiri.
"Jadi kalian akan trial lagi?" tanya Jenar.
Kini Jihan menggeleng keras, "kami..."
Dave menggenggam jemari istrinya, "sepertinya ga ada gunanya kalau kita melawan wasiat dari Ken dan Jess..." ujarnya lebih tenang, "sebaiknya memang ga menjadikan ini sebuah kompetisi, biar Ajra yang memilih."
Diwaktu yang sama, Ajra yang tadinya sibuk duduk dikarpet sambil mainan dengan beberapa boneka minnie kemudian merangkak ke kaki Jenar, "empahh?"
"Apa sayang?" Jenar mengangkat Ajra dan mendudukannya bayi itu dipangkuannya.
"Epah!"
Kiara yang biasanya paham bahasa Ajra kini agak bingung.
"Sayaaaang..." Jihan merengek lagi.
Kiara makin bingung, "ada apa sih?"
"Kemarin itu..." Dave nampak malu, "kami iseng aja ngajarin Ajra manggil kami papa mama."
"Tapi Ajra ga mau, Ajra malah ngoceh yang lain." sambung Jihan.
"Jadi yang barusan itu...?" Kiara melotot.
"Ajra bilang Papah?" Jenar mengangkat Ajra, "Papah? Iya sayang? Ini papah Ajra?" ia menunjuk dirinya sendiri.
"Epah!" Ajra tertawa.
Dave kira ia akan melihat istrinya cemberut lagi, tapi ia salah, justru diseberangnya ada perempuan yang wajahnya ga kalah merah karena menahan marah.
"Ga adil!" Kiara menaikan suaranya, "aku mulu yang sama Ajra tapi Jenar mulu yang dapet kredit dari Ajra! SEBEL!" Kiara berdiri lalu pergi ke kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Accidentally Parents
RomanceKiara dan Jenar pernah bertemu dipernikahan kakak-kakak mereka, usaha mengobrol dengan satu sama lain membuahkan kesimpulan bahwa mereka tidak cocok. Menurut Kia, Jenar itu sok pintar, menurut Jenar, Kia itu berandal. Namun pertemuan kedua membawa p...