notes: ini udah deket banget sama end lho... kayanya udah waktunya buat mikirin cerita lain. heheheh. VOTE dulu hayo!22.
"Balikan yuk..."
Kiara Mengerjapkan matanya, sinar dari lampu-lampu laser yang menyilaukan bukan jadi alasan Kiara mendadak bodoh, tapi kalimat Jenar, kalimat pendek yang membuat Kiara kebingungan setengah mati.
Apa ini yang ia mau? Ia dan Jenar kembali bersama, tapi LDR-nya gimana? Apa mereka bisa bertahan? Apa Ini hanya akan jadi bom waktu?
"Kiara..." gumam Jenar saat melihat begitu banyak ragu dimata perempuan itu, "ga mau ya?"
"B-bukan, bukan gitu, astaga... Jenar, ini..." Kiara menelan ludah, "ini... banyak yang harus didiskusiin!"
Jenar tertawa, ia mengusap kepala Kiara, "it's okay, aku tau ini susah buat kita, aku cuma..." Jenar menunduk, "aku cuma masih sayang banget sama kamu dan Ajra, aku pengen kita bareng lagi." ujarnya, tapi ia lanjutkan dengan cepat, "tapi aku paham banget concern kamu, aku tau dimana letak keraguan kamu, aku-"
Jenar terkesiap saat Kiara menarik kerah baju Jenar dan mencium bibir Jenar.
"Kiara??" ia terkesiap saat kecupan itu berakhir, ia tau riuh tepuk tangan dan sorakan disekitarnya itu ditujukan padanya dan perempuan kurus yang berani mengambil tindakan barusan.
"Balikan atau engga-nya kita pikir nanti, kita duduk dirumah dan diskusi soal itu, tapi..." Kiara terkekeh, "kamu lucu banget kalo cerewet kaya tadi, aku gemes pengen cium."
Jenar tersenyum, telah berminggu-minggu mereka terpisah, Jenar rasanya sulit bernafas, ternyata ini oksigennya selama ini, Kiara, senyumnya, sosoknya, dan ciumannya, "yaudah cium lagi."
"Idih?!"
~~
Kiara menatap satu botol parfum dimejanya, disitu ada ukiran namanya. Parfum yang Jenar buat untuknya dari Scentific. Ia telah coba semprotkan sedikit kemarin, tak ada reaksi alergi. Jenar memang hebat.
Ia menoleh saat melihat Jenar muncul dibingkai pintu denagn Ajra dalam gendongan, "pagi." sapanya.
"Hai, pagi, gimanan bobonya sama Ajra?"
"Nyenyak." Jenar masuk kedalam kamar utama itu dan duduk diatas kasurnya, "hari ini rencananya kemana?"
"Ketemu sama orang leasing, soal sewa Scentific, sekalian cari-cari agen lelang buat isi toko." ujar Kiara.
"Oh, iya, harus tutup ya?" tanya Jenar, dan ia menerima anggukan dari Kiara. "Padahal menarik banget... aku pengen banget bisa lanjutin toko itu."
Jenar meletakan Ajra dan membiarkannya merambat kesana kemari diatas kasur sebelum ia mengambil ponselnya yang berbunyi.
Jordan
Jen, Prof ngajak ketemu, ngobrolin yang kemarin, hari ini bisa?
Jenar membalas chat Jordan, menyatakan bahwa ia bisa ketemu, lalu fokusnya kembali kepada Kiara, "Ki, aku boleh ikut ke Scentific ga?"
"Kamu suka banget ya tempat itu?"
"Iya, soalnya bahan yang ada disana kan familiar tapi selama ini aku fokusnya ke obat, seru aja nemuin hal baru yang bisa dibuat dari chemicals itu." jelas Jenar,
"Oh gitu..."
"Apa ga bisa diundur tutupnya?"
"Ga bisa Jen, ga ada yang ngurus."
KAMU SEDANG MEMBACA
Accidentally Parents
RomanceKiara dan Jenar pernah bertemu dipernikahan kakak-kakak mereka, usaha mengobrol dengan satu sama lain membuahkan kesimpulan bahwa mereka tidak cocok. Menurut Kia, Jenar itu sok pintar, menurut Jenar, Kia itu berandal. Namun pertemuan kedua membawa p...