notes: gimana so far? sesuai janji gue kan kalo ceritanya ringan banget, ya udah bumbuin dikit kali ya? jangan lupa vote & komen yaah4.
Oke, Ajra suka tahu, tahu kukus. Ajra suka labu kukus, tapi Ajra ga suka ayam. Dan sampai hari ini Ajra masih mengidolakan pisang. Jadi Jim mengirimi Kiara dan Jenar kue pisang yang ia buat ramah untuk bayi, tidak pakai gula berlebih dan glutten free. Bisa ditebak kalau kue itu jadi makanan utama Ajra dua hari ini.
"Ajra, kamu vegetarian ya? Ngaku deh." gumam Kiara dan hanya dibalas gumaman kecil Ajra yang sedang mengunyah snack puff.
Kiara memotong-motong labu kukus untuk ditaruh dipiring kecil yang akan diletakan di meja kecil milik Ajra, biasanya sih Ajra lebih doyan makan kalau ia punya kebebasan mengacak-acak potongan makanan didepannya. Kiara harus ikhlas melihat Ajra makan berantakan walaupun itu artinya ia harus berperang sama jiwa OCD dan clean freak-nya.
Perempuan kurus itu melirik sebuah pesan dari Nindy dan ia ingat harus menyiapkan lagu baru untuk performancenya yang padat weekend ini, jadi ia pastikan Ajra kenyang dan mengantuk, ia putar lagu pengantar tidur dari si awan ungu lalu diletakkan Ajra yang sudah pulas didalam baby crib sebelum berjingkat menuju kamar sebelahnya. Kiara menyalakan laptop dan memasang headset, disebelahnya ada monitor baby camera agar ia tetap bisa mengawasi pergerakan Ajra.
Sebetulnya Kiara punya satu set alat mixing lagu yang kecil diapartemennya, tapi berhubung ia ga mungkin berisik disini jadi ia harus cukup dengan aplikasi mixing dan headset. Gadis itu memilih-milih lagu disebuah web tempat ia biasa membeli lagu dasar, meng-klik satu lagu ke lagu lain sampai ia tiba disebuah lagu yang bertema summer, entah kenapa lagu itu mengingatkannya pada Jenar. Kiara mendengus. kenapa Jenar sih?
Mungkin karena wangi Jenar seperti musim panas, fresh dan musky. Kira-kira apaan ya parfum dia? Gumam Kiara dalam hati. Ada senyum kecil saat ia memutuskan membeli musik bertema summer itu, entah buat apa tapi ia menyimpan musik itu dalam sebuah folder judulnya: Beatbox.
SET!
Tiba-tiba ada yang menarik headset Kiara dengan kasar dan membuat perempuan itu terlonjak kaget. Ia melompat berdiri dan menarik nafas tajam saking kagetnya, lalu ia melihat Jenar dengan Ajra menangis histeris dalam gendongannya. Bayi itu memeluk leher Jenar dan menenggelamkan wajah kecilnya dipundak Jenar.
"UDAH GILA YA LO??" bentak Jenar tanpa aba-aba. "pake headphones dengan volume segede itu pas sendirian sama bayi dirumah??? BISA MIKIR GA??"
Seketika oksigen rasanya hilang dari dada Kiara, kata-kata seperti tersangkut dikerongkongan.
Kiara masih berusaha mencari nafasnya, ia menoleh cepat kearah monitor baby camera dan dilihatnya bahwa alat itu menyala tapi ia terlalu larut dalam bekerja, terlalu larut memilih lagu dan memikirkan orang yang ga seharusnya ia pikirkan; Jenar.
"Gue-" Kiara ketakutan, entah karena ia melihat Ajra menangis padahal bayi itu jarang histeris saat bangun tidur, atau takut melihat Jenar yang mukanya sudah merah menahan amarah.
"Gimana kalo gue ga dateng tepat waktu tadi?? Elo bakal biarin dia ketiduran lagi karena kecapekan nyariin lo yang sibuk dengerin lagu kenceng-kenceng??" musik masih menyala dan keluar dari sisi headphones Kiara. "Jadi gini cara lo ngurus Ajra tiap hari waktu gue kerja??? Waktu lo kerja gue update ke elo terus tiap jam Ajra lagi apa, tapi elo malah tega ninggal Ajra sampe nangis gini, Kiara??? Gila ya!?"
Kiara ingin membela dirinya, ingin menyemprot Jenar balik tapi ia melihat bagaimana mata Ajra basah oleh air mata, pipinya makin merah kelelahan berteriak, rasa bersalah memenuhi tengggorokan Kiara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Accidentally Parents
Lãng mạnKiara dan Jenar pernah bertemu dipernikahan kakak-kakak mereka, usaha mengobrol dengan satu sama lain membuahkan kesimpulan bahwa mereka tidak cocok. Menurut Kia, Jenar itu sok pintar, menurut Jenar, Kia itu berandal. Namun pertemuan kedua membawa p...