5: Beatbox

1.9K 389 98
                                    




notes: hello ayaang, sky&satellite-nya mandeg banget gara-gara mau RAKER tengah taun nihh jd gue ga sempet nulis sama sekali, nah kalo AcPar kan enak tuh tinggal ganti nama sama ganti-ganti ini itu dikit2 jadi AcPar ada untuk jadi ganjel sementara nunggu S&S ya ayaangs...






5.


Mereka tiba di Itaewon sekitar jam 11, area depan club itu sudah sangat ramai, apalagi seperti kata Nilam Attic dan Ruby Republique adalah dua club yang sedang paling trendy hari ini, keduanya bersebelahan sehingga selalu membuat macet.

Ia melirik kearah Kiara yang berusaha memotong antrian panjang didepan mereka, gadis kurus itu memakai jeans warna gelap, tank top yang longgar, dan jaket jeans stylish, rambutnya yang panjang dibuat bergelombang dan riasan wajahnya cukup menonjol. Perempuan itu juga kerap menyapa dan disapa, bersalaman atau toss dengan banyak orang yang tampak sangat mengenal Kiara.

"Blue!" panggil seseorang.

Mereka berdua menoleh, "Hey Bay!" jawab Kiara.

Blue?

"Gue sama temen ya." ia menunjuk Jenar.

Laki-laki besar bernama Bay itu meneliti Jenar dari atas sampai bawah, Jenar betul-betul ga memalukan, nyatanya jenar malah justru diatas rata-rata. Jenar memang bekerja di Rumah Sakit tapi itu ga membuat dia jadi laki-laki yang suka pakai baju rapih, tapi malam ini Jenar memakai kemeja putih yang kebesaran, yang sengaja ia buka beberapa kancing paling atasnya agar tidak terkesan kaku tapi hal itu membuat tulang selangkanya jadi terlihat dan membuat banyak mata melirik kearahnya, apalagi jenar memang punya potongan wajah maskulin yang menarik.

"Welcome to Attic, man, temen Blue temen gue juga!" ia menepuk punggung Jenar dengan ramah.

Jenar meringis karena muka sangar Bay ga sejalan sama senyum ramahnya untuk Jenar.



Attic ga terlalu besar untuk sebuah night club, lantai satunya bisa mengakomodasi 300 orang dan ada void besar dengan crystal ball besar dan laser-laser yang saling menabrak. disebelah kiri ada bar dan tepat ditengah ada DJ booth diatas panggung yang cukup tersorot. Jenar melirik sedikit ke arah DJ booth yang memiliki banyak alat-alat yang sepertinya rumit, ia tidak percaya Kiara bisa mengoperasikan alat-alat itu, karena saat ini sedang ada seorang DJ yang cukup ganteng, dengan rambut warna pirang terang hampir putih sedang dengan lihai memutar-mutar tombol mixer. Dibelakang DJ itu ada LED besar dengan tulisan RVN, pasti nama DJ itu.

Orang-orang yang mengenal Kiara (atau Blue) menyapa perempuan itu agak terlalu akrab dan Jenar lihat Kiara bahkan ga kenal separuh dari orang-orang tersebut, ia hanya tersenyum seadanya sambil terus lanjut menuju belakang panggung meski beberapa berusaha menghentikan Kiara dan mengajaknya ngobrol atau memberinya minum.

Dibelakang panggung Kiara menunjuk meja penuh minuman dan makanan kecil, "ambil aja kalo mau, ada kopi, ada minuman alkohol juga sama snack, semuanya compliment buat DJ."

Jenar diam saja sampai Kiara memberinya sebotol bir.

"Kiara." seseorang masuk dan melihat kearah Jenar, "oh bawa temen?"

"Iya." jawab Kiara melihat Nindy masuk.

"Ga biasa-biasanya dibawa sampe backstage, pasti special ya?" Nindy nyengir.

Ya iyalah spesial, kita ngasuh anak bareng, apalagi yang lebih spesial dari itu coba? pikir Jenar.

"Ndy, ini Jenar, Jenar Nindy ini manajer gue." ujar Kiara.

Accidentally ParentsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang