20: christmas eve

2.2K 333 91
                                    




notes: hai ayang, suka cerita ini ga sih yang? buat pembaca baru, pembaca lama, tolong tetep vote dan komen yah, that's the least you can do to make my daaay... luv!








20.

Kiara pikir detak jantungnya yang tak beraturan karena Jenar tiba-tiba datang akan membuatnya sulit tidur juga ternyata salah, ia bahkan tidak ingat apa mimpinya semalam.

"Pagi." Jenar menyapa dengan senyum diwajahnya, pagi-pagi ia sudah bangun dan langsung pergi ke kamar Ajra untuk mengganggu bayi itu, saking kangennya.

"Pagi..." balas Kiara masih canggung, "mau sarapan apa?"

"Aku bikin telur mata sapi, kamu mau aku masakin sekalian?" tanya Jenar.

Kiara menggeleng, "aku makan roti aja."

"Ehm, Kiara." panggilnya.

"Ya?" Kiara menjawab terlalu cepat. tolol Kiara cool dikit bisa ga?? umpat Kiara dalam hati.

Jenar melihat kearah jendela, sudah masuk musim dingin tapi ia ingin sekali pergi jalan-jalan, "nanti siang sibuk ga? Aku pengen jalan-jalan sama Ajra."

Kiara menggeleng setelah pura-pura berpikir, "engga kok" lalu ia menyambung, "kamu kok tiba-tiba ke sini? sekolah kamu lagi libur?" tanyanya.

"Sekolahnya belum mulai Ki, masih awal tahun depan, terus sekarang libur natal..."

"Oh iya bentar lagi natal ya..." gumam Kiara yang lupa bahwa lusa sudah tanggal 25 desember.

"Iya..." gumam Jenar

Dan Kiara manggut-manggut.

Keduanya mengumpat pada diri sendiri dalam hati soal bagaimana mereka bisa secanggung ini. Jenar bahkan mulai bertanya-tanya apakah keputusannya untuk datang sudah benar atau justru salah.

"Maawh!" Ajra memecah kecanggungan sembari menunjuk TV.

"Belum sayang, ini baru jam 8, lagu mama masih jam 9, masih satu jam lagi, sa-tu jam la...?"

"Giii!" sahutnya.

Jenar memperhatikan keduanya yang bisa berkomunikasi begitu lancar, "lagu apa, Ki?" tanyanya sembari berjalan menuju karpet dimana dua perempuan itu duduk.

"Jingle yang aku buat, biasanya diputer jam 9 pagi, Jen."

"Ajra tau itu lagu kamu?"

Kiara menggeleng sambil tertawa ringan, "enggalah... tapi udah sebulan ini aku sering kasih dia tonton itu, kayanya sih Ajra suka dan aku juga bilang kalo itu lagu mama, jadi dia antusias juga."

"Kamu hebat Kia..." gumam Jenar tanpa memudarkan senyum diwajahnya.

Kiara tau wajahnya memerah.

"Aku denger dari Nindy kamu lagu cuti dari residen di Attic ya?" tanya Jenar.

Kiara mengangguk, "iya..."

Mereka terdiam sampai Jenar memecah sunyi, "maaf ya..."

"Ha? Kenapa?" tanya Kiara.

"Gara-gara aku kamu jadi kesulitan, sampe harus berhenti dulu dari pekerjaan di Attic yang aku tau itu kesenangan kamu."

Entah karena Jenar minta maaf atau apa, tapi dada Kiara jauh lebih ringan sekarang, "Aku udah mikirin keputusannya untuk cuti ini cukup lama kok... bukan karena Ajra ga ada yang jagain, Gina berkali-kali bilang kalo dia siap banget dititipin Ajra, tapi..." Kiara terdiam, sedikit malu untuk bilang bahwa Jenar benar, pekerjaan menjadi seorang Dj bukan pekerjaan yang bisa jadi selamanya untuk seorang Kiara. Perempuan itu mengangkat Ajra kepangkuannya, "gaji di baby TV lebih oke." Kiara tertawa menandakan candaan ringannya.

Accidentally ParentsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang