11: Blue

2.3K 367 137
                                    




notes: hai hai, fast update nih, ayo ayo ayo vote dulu baru mulai bacaa..

Tambahan visualisasi

Tambahan visualisasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







11.

Jenar dan Kiara duduk dihadapan pak Yudith sang pengacara, pak Dian sang petugas sosial, dan disamping kedua orang itu ada ibu Kiara yang menggendong Ajra.

"Ini bukan salah keduanya, mereka terpaksa berbohong karena saat itu belum ada yang mau mengurus Ajra dan saya rasa paling masuk akal kalau mereka ngaku sudah menikah."

Pak Dian menghela nafas, "observasinya jadi ga relevan dong, bu." ia berkata kepada ibu Kiara lalu menoleh kearah pak Yudith. "jelas-jelas diwasiatnya tertulis bahwa jika terjadi apa-apa terhadap kedua orang tua Ajra, mereka ingin Ajra diasuh orang atau keluarga terdekat."

"Tapi mereka punya alasan kenapa mereka tidak bisa mengasuh Ajra." ujar ibu Kiara.

"Kalau begitu tolong tulis surat ketidak sanggupan biar saya bisa lanjut observasi pak Dave dan bu Jihan." ujar pak Dian, "berbohong itu bukan pilihan." ia menatap tajam pada Kiara dan Jenar, "pasangan suami istri..." pak Dian menggeleng pelan.

Pak Yudith akhirnya angkat bicara, "sebagai pengacara, saya akan membantu keduanya untuk membuat surat pernyataan tersebut, tapi tolong beri waktu sampai kami bisa menemukan orang tua asuh yang tepat untuk Ajra."

"Saya aja." ujar Jenar tiba-tiba.

Kiara menoleh cepat kearah Jenar, "Jen..."

"Saya siap jadi orang tua asuh Ajra."

"Jenar..." ujar Kiara lagi.

"Ajra ini manusia, bukan kucing yang bisa dititipkan sana sini, apalagi dengan keputusan kalau Ajra harus berada di panti asuhan selama proses pencarian orang tua asuh..." ia berhenti sejenak, "ga bisa, saya ga bisa bayangin Ajra dibiarkan berada disitu."

"Justru karena Ajra bukan kucing, Jenar, kita harus komitmen dalam membiayai Ajra sampai dia mampu membiayai dirinya sendiri lho, kita harus bayar biaya sekolahnya, biaya asuransinya, segala kebutuhan Ajra..." Kiara menahan Jenar.

"Aku tau, Ki, dan aku bersedia kerja lebih keras buat Ajra." Jenar menoleh ke Kiara, "terserah kamu mau ikut atau engga, aku bakal tetap asuh Ajra."

"Co-parenting diperbolehkan kok..." ujar pak Dian, "tapi yang jadi pertanyaan saya, bagaimana soal rencana masa depan anda berdua? Saat ini kan anda berdua masih single, tapi nanti ketika anda memutuskan untuk mulai punya pacar, lalu menikah dengan pacar masing-masing dan punya keluarga sendiri, posisi Ajra gimana?"

"Kami berdua se-"

"Kami akan pikirkan itu, tapi untuk saat ini saya juga ga keberatan untuk co-parenting dengan ipar saya ini." potong Kiara.











Accidentally ParentsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang