15: cerita yang tertunda

2K 330 127
                                    


notes: ayaang... sayangkuu... my love, my heart, my world, maaf agak lama updatenya soalnya biasalah si boss clingy lembur ngajak-ngajak, giliran liburan engga. tapi weekend depan pas long wiken aku dikasih cuti dooong (baik juga si boss clingy). anyways, waiting for your 175 komen lagi dan kita cyusss update next chapter! tapi sekarang VOTE dulu bisa yaa..? 




15


"Lo udah gila ya? Elo dipilih terus lo bilang mau pertimbangkan??" ujar Ryan dengan kesal, mengikuti Jenar keluar ruangan sesaat setelah rapat berakhir.

"Gue punya anak dan ada Kiara, Ryan."

"Terus? Bukannya bagus, kesempatan lo dalam berkarir bakal jauuuh lebih bagus."

"Iya tapi gue ga bisa pindah tanpa mereka." jelas Jenar.

"Ya bawa aja? Apa susahnya? Program ini ngebolehin bawa keluarga kok."

"Tapi apa iya Kiara mau pindah? Lo denger sendiri tadi Kiara baru aja deal sama Baby TV." Jenar mengacak rambutnya.

"Yaa tapi kan... belum pasti ngantor, siapa tau freelance."

"Ga tau, Yan, gue balik dulu deh." Jenar melangkah kedalam lift, "bye."




~~




Jenar menghela nafas sebelum membuka kunci apartemennya, ia masuk dan menemukan sepatu yang asing, "Kiara?" panggilnya.

Kiara muncul dari dapur, "Hai... Jenar udah pulang?"

Ia mengangguk, "ada siapa?"

"Pak Yudith."

"Oh? Pak Yudith?" Jenar pikir dokumen Ajra sudah selesai, "lho, ini apa?"

"Dokumen aku dari baby TV, tadi mereka kasih draft jadi aku coba tanyain ke pak Yudith, eh kebetulan pak Yudith mau kesini diskusi soal dokumennya Ajra sekalian."

"Terus isinya gimana?" tanya Jenar ke pak Yudith.

"Secara garis besar cukip bagus, soal copyrights musik Kiara, royalti, dan beberapa point lain yang sejauh ini belum saya lihat adanya kerugian untuk pihak Kiara." jelas pak Yudith.

"Kalo soal jam kerja?" tanya Jenar.

"Jam kerja apaan?" tanya Kiara.

"Kamu bakal ngantor ga sih?" Jenar bertanya balik.

"Engga, aku ga setiap hari kesana tapi emang ada visit sesekali, aku tuh semacam freelancer kali ya?"

Ada beban yang sedikit terangkat dari dada Jenar, "oh good..."

"Tenaang aku masih bisa jagain Kiara." Kiara tertawa.

"Bukan itu..." Jenar masih belum sanggup bicara soal tawaran sekolah untuknya, "Ajra mana?"

"Oh tadi mau aku ambil kerumah Gina, eh ternyata dibawa jalan-jalan sama Gina, dia pikir aku lama meetingnya." jelas Kiara, "tapi barusan aku telfon katanya sih aman, mereka cuma kerumah orang tuanya Gina kok, dan Ajra juga maemnya pinter kata Gina."



Pak Yudith pamit pulang tak lama setelah mereka berbincang sedikit dan setelah keduanya menandatangani beberapa surat legalitas Ajra.

Accidentally ParentsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang