D u a p u l u h

18K 1.2K 20
                                    

eughh

Lenguh seorang balita yang seperti baru bangun dari tidur panjang nyaaa ia melihat sekeliling seperti sangat asing bagi nya.

"Buna?" panggil Lio, iya balita itu Lio.

Penjagaa di sana menoleh ke arah Lio,"udah bangun lo?" tanya salah satu penjaga di sana.

Lio mencoba bangun dari tidur nyaa tapi ga bisa karena tangan dan kaki nya di ikat, njik tega bet lio gue di gituin~.

Lio menatap nanar tangan nya yang memerah karena terlalu lamaa di ikat.

"om epasin Ngan Lio atit." lirih Lio.

tidak ada yang mendengar kan Lio mereka semuaa sibuk dengan urusan nya masing masing.

Lio menatap ke seluruh sudut ruangan, ia menatap Rangga dan Ucup tengan di ikat juga di kursi samping tempat tidur nya.

"OM EPASIN LIOOOOOO!!!" Teriakkk Lio membuat penjaga itu kaget.

"Bacod anak kecil diam!" bentak penjaga itu.

"Om taloo endaa lepasin Lio nanti om jadi matanan pelihalaan Lio." ancam Lio.

penjaga itu tertawa,"Lo ngomong apa cill?"

"Is awas ada nanti taloo Lio telual dali tini Lio tuluh tutink matan om!" Ujar Lio kesal.

penjaga itu mengangkat bahu acuh,"Bodo amat gue ga paham."gumam nya ia pergi keluar dari ruangan itu.

"Om Langgaaa.." panggil Lio, Rangga sedikit terganggu tidur nya ia perlahan membuka mata.

"Ugh palaa gue." gumam Rangga.

Ranggaa mengerjap ngerjap kann mata nya menyesuaikan Cahaya yang masukk ia menatap sekeliling ruangan itu.

"Gue Dimana?" tanya Rangga bergumam.

ia melihat tangan dan kaki nya di ikat," kenapa gue di ikat?" Rangga melihat orang sangat ramai di depan nyaa tidak ada yang ia kenal.

"Om Langgaaa.." panggil Lio lagii.

Rangga menatap Lio," Lio kenapa disni juga?" Lio menggeleng ia menunjukkan tangan nyaa yang terikat.

Rangga melotot,"k-kitaa di culik Lio."

Ucup terganggu dengan suaraa Rangga iaa membuka mataa nya.

"Lo udah sadar?" tanya Ucup, Rangga mengangguk.

"kita harus cari cara keluar dari sini." celutuk Rangga.

"gue semalem udah mikirin cara nyaa tapiii kayaa nya gadaa celah penjaga nya di mana mana." ujar Ucup menghela nafas.

Rangga sedang mikir kannn caraa apaa yang bisaa bikin mereka selamat dan cringg seperti ada lampu di atas kepalanya.

"Liooo.. Cupp..Lio." Ucup menyerngit heran.

"Lio.. kenapa?" tanya Ucup.

"Gue sempet denger kalo Leon masang alat kecil sejenis kek perekam suara gitu yang tersambung ke handphone Leon di kalung nyaa Lio." ujarr Rangga.

Lio hanyaa plangaa plongoo menatap kedua orang dewasa ituu.

Ucup menatap Lio," gimana caraa nyaa kita terikat." Rangga menunduk.

tiba tiba rangga mengangkat kepala nya dengan terkekeh,"Bodohhh... Ucup bodohhh." makiii Rangga.

Ucup menatap nya tajam,"lo kali yang bodoh." dengus Ucup.

Rangga mengrol eyes," tangan kita kan engga ke ikat di belakang bodohhhh liat niii ikat di depan goblok." ujar Rangga sedikit ngegas.

Ucup menatap tangan nya," oh iya anjinkkk pinter jugaaa loo ngga." Rangga mengangkat kepalanya bangga.

"Lio bisa majuan dikit ngga ke arah om Rangga?" tanyaa Rangga. lio menggeleng.

"Ngan Lio di itat enda bica maju." Lio memperlihat kan tangan nya yang sedang di ikat, Rangga menatap tangan Lio itu ia mengscrol eyes.

"Lio anak pinter nyaa daddy Leon-" ujar Rangga terpotong.

"No.. Lio anat buna!" tegas Lio.

Rangga mengangguk saja,"iya anak buna.itu tangan Lio ikat bebas...tau?ikat nya engga di ikat ke bendaa jadi Lio bisa bergerak kaki Lio jugaaaaa."  lanjut Rangga menjelaskan dengan sabar.

Lio menatap Rangga cengo ia gapaham maksud Rangga, Rangga menghela nafas berat," Lio tau ulat daun yang sering di tipiii?? yang bilang pucuk pucuk?" Lio mengangguk.

"Coba Lio jalan nya kek ulat itu pasti bisaa sampai ke depan om Rangga." lanjut Rangga menjelaskan.

Lio mencobanya dan benar ia sampai di depan Rangga,"eh iya." celutuk Lio cengengesan.

Rangga mengrol eyes," sini om mau liattt kalung Lio." Lio mengangguk saja.

****

Di markas Leon tengah bingung mencari cara menemukan Lio, Rangga dan Ucup ia tidak menemukan jejak sama sekali mereka seperti ilang di telan bumi.

Allan yang Tengah tidurrr tiba tiba terbangun ia berjalan keluar kamar mencari Leon.

clek

"Kak Leon?." Leon menoleh ke sumber suara.

ia mendekat ke arah Allan,"kenapa keluar hm?" tanya Leon menepi kan rambut Allan yang menutupi matanya.

Allan terpejam sejenak menikmati sentuhan Leon," Lio.." Lirih Allan.

Leon membawa Allan ke gendongan koala nya," Lio pasti ketemu!" yakin Leon.

Allan mengangguk, ia menyilang kan kaki nya ke pinggang Leon," aku takut di panggil ke Playgroup nya karena Lio udah dua hari libur." ujar Allan sedih.

" kira kira Lio udah makan belom kak?.. apakah Lio makan dengan layak di sana?..hikss pastii Lio sedang menangis karena gak ada aku di samping nya saat ia bangun tidur hikss.." Leon seperti menjaga anak kecil setelah Lio. ia menimang nimang Allan agar Allan tenang.

Brak

Suaraa pintu di dobrak dari depan membuat semua pandangan menuju ke pemuda mungil em sedikit tinggi sih dari Allan yang Tengah menatap Allan tajam.

Allan tak menghiraukan tatapan itu ia nyaman di gendongan Leon," kamu kenapa Tian?" tanya Allan polos.

Tian berjalan ke arah Allan," niihh tadi ada tetangga lo ngasi gue surat panggilan karena Lio udah 3 hari ga masuk." Allan melotot Lio hilang baru 2 hari kenapa ia tidak masuk tiga hari?!.

Leon sedang panas dingin sekarang apaa lagi tatapan Allan yang seperti ingin memakannya hidup hidup.

"jelasin!" pinta allyan ia turun dari gendongan koala Leon.

****
TBC

Segini ajaa dulu yang besti bestiii, gue lagi ga mood bett nulis jadi ya gue harapp ni part nyambung lah sedikit hwhaha

Dah la ya gue gamauu basa basi jadi silahkan di baca semoga tambah suka sama lio ya bunda bunda onlen lioo;)

ALLEON [BxB] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang