T i g a p u l u h

17.9K 1.1K 38
                                    

Leon turun dengan Lio di gendongan nya ia melihat teman-teman nya udah berada di ruang tamu rumah Allan ia menghampiri mereka.

"Dah dateng ajaa ni para curutt"Celutuk Leon.

Leon mendudukkan diri nya di sopa single dengan Lio di pangkuan nya.

"Dah kayakk bapak bapak baru bangun tidur lu Yon." celutuk Ucup menimbulkan gelak tawa mereka.

"Emang nya kenapa?" tanya Leon menaikkan sebelah alis nya.

"Noh lo sarungan+kaos oblong." Leon mendengus mendengar itu.

"Ck! gue ga balik ke rumah jadi ga ganti baju Karena celana sama baju Allan kagak ada yang muat di gue jadi nya begini." mereka tertawa.

"Kenapa lo ga balik?" tanya Tomi.

Leon terdiam ia hanya pura pura tidak mendengar ucapan Tomii..

"Lio sayang kenapa diam aja?" ujar Leon menatap Lio dalam dekapan nya.

"Da papa daddy Lio angen dad aja." celutuk Lio.

Mereka tertawa gemess melihat Lio,"Lioo orang yang kemaren udah om bawaa...kira kira Om dapet hadiah apa ya?" godaa Tomii.

Lio menegangkan badan nya ia seolah olah berwajah datar menatap Tomi,"Om miii enda iklas bantu Lio?" tuding nya dengan tatapan tajam nya itu.

Tomi dan yang lain nya menahan tawa oh ayolaa bukan serem malah keliatan imuttt Tomi berdehem ia mengubah raut wajahh nya seolah olahh takut sama Lio.

"E-ehh b-bukan gitu Lio ywdah deh gajadii." Tomii membuat wajah nya sesedih mungkin.

"Ampun puh sepuhhhh ajarin dong puh sepuhhh twingki dipsii lala puh sepuhhh." Mereka tertawa lepasss mendengar ituu.

"ekhem bos." panggil Ucup membuat gelak tawa itu terhenti semuaa mataa tertuju pada nya.

"Lo pasti tau kan jadi cewe itu gimana?" tanya Ucup.

"biarin aja dulu dia senang senang." ujar Leon.

mereka semua mengangguk,"tapi bos gue masi penasaran siapa cowo yg bantuin dia." ujar Ucup.

"Exel ga mungkin soalnya pas gue di sekap gue rasa lo sama exel masi balapan."lanjut Ucup.

"Udah ga usah lo pikirin sekarang mending kita party." Teriakk Noel.

"Btw bos kapan ni mau official samaa sihh Allan?" tanya Ucup sambil menaikkan turun kan alis nya menggoda Leon.

Leon melotot kan mata nya ke arah Ucup,"Shuttt nanti ada saat nya." Ucup mendengus.

"Ntar di ambilll orang nangessss." celutuk Tomi ikut menimbrung.

"Udah dehh ada Lio di sini jangan ngomong aneh aneh." ucap Leon.

****
"Lan lo kapan mau official sama si bos?" tanya Rangga ia sedang mengiris bawang di samping Allan.

wajah Allan sedikit bersemu," apaan sih kamu ngga." Rangga mengscrol eyes.

"Gue tau kok kalo lo suka kan sama bos?" tuding Rangga.

Allan menghentikan kegiatan nya,"tapi aku ga yakin dia suka akuu dia kan straight."lirih Allan.

eh tunggu Allan melupakan sesuatu,"Kok kamu tau kalo aku suka Leon emng keliatan banget ya?" tanya Allan.

Rangga mengangguk,"tapi gapapa kok kita semuaaa memaklumi soalnyaa yaa gimanaa ya nama nya cintaa kan gatauuu datang nya dari siapa dan ke siapaa mau itu cewe atau cowo sama ajaa." jelas Rangga.

"maap kok kalian ngga jijik samaa hubungan gay? bukan nya orang orang sangat menghakimi para mereka yang suka sesama ya?" celutuk Tian menimbrung.

Rangga menatap Tian,"Untuk apaa kita membenci mereka toh dosaa nya mereka yang nanggung dan selagi dia engga ganggu kehidupan orang apa masalah nya....."

"Em..sebelum sebelum nya lo udah pernah liat pasangan real?" tanya Tian penasaran, Rangga menagguk.

"Orang tua nya Noel mereka spesial, mungkin kalian engga percaya kalo Noel itu lahir dari rahim seorang pria." ujar Rangga ia melanjutkan kegiatannya.

Tian menagguk sajaa toh dia juga tidak terlalu kenal sama yang nama nya Noel.

Allan melanjutkan kegiatan nyaa lagii,"Udah deh kalian Jangan ghibahhhin orang kek ibu ibu kompleks aja." ujar Allan dengan suara pelan di akhirnya.

Rangga mengusap kepala Allan ya emng Allan agak pendek dari dirinyaa sih,"Oke sip..dan untuk rahasia lo suka sama Leon aman sama gue hwhehwh."

"Rahisiaa apa?" celutuk Tian Kemabalii menimbrung

"Kepo." Rangga segera meninggalkan mereka untuk menggoreng bawang yang ia iris tadi.

Tian mendengus,"Ck!"

****
Di sebuah gedung terbengkalai seorang wanita dengan koper nya sedang marah marah.

"Kenapa kalian bisa kalah sih waktu itu!" wanita itu mondar mandir di depan mereka.

"Jumlah kalian lebih banyak dari mereka kenapaaa kalian bisa kalah?!" lanjut nya marah marah.

Sang bos yang telah lama diam berdiri,"Lo tuh bisa ngga sih gak usah nyalahin temen temen gue?!"

wanita itu menatap sang bos nyalang,"Gimanaa gue ngga nyalahin mereka kalo mereka kerjaa nya engga becus!" tekan wanita itu.

Plak

Sang bos yaitu stiven Kartanegara dan wanita itu iicha, stiven menampar pipi Icha hingga keluar darah dari sudut bibir nya.

"Lo tuu udahhh gue bantuin secara gratis bukan nya Terima kasihhh malah marahin temen temen gue !"

"kali ini gue gak akan bantuin lo lagii dan gue bakalan bilang jujur samaa Leon kalo semua inii dalang nyaaa lo!" tekan Stiven ia pergi meninggalkan ichaa.

"kalian bole istirahat, untuk temen kita yang di bawa Leon biar gue yng urus." ujar Stiven sebelum meninggal tempat ituuu.

Icha memegang pipi nya yang merah ia menatap nyalang temen temen Stiven di depan nya,"Ck! gak berguna! Gue gak akan berurusan samaa lo lagi gue akan pergi dari negara ini!"dengus nya.ia pergi menggeret koper nya itu Dengan kaki di hentak hentak kan.

Stiven berhenti di depan markas Leon yang terlihat sepi ia telah menyiap kan mental nya dan diaa akan terima apapun resiko nya.

Stiven menarik bafas panjang, Ia berjalan perlahan menuju bangunan itu.

tok tok

Stiven mengetuk pintu itu dengan sedikit gemetar gimana ngga gemetar ke kandang musuh sendirian dan tanpaa persiapan apa apa.

clek

Pintu di buka oleh Nico, Nico menyerngit heran,"Siapa lo?" tanya Nico ia belum menyusul teman teman nya Karen baru pulang kerjaa dan kenapaa ka jarang nib di chapter sebelumnya ya karenaa dia sibuk kerja bagai kudaakk.

Stiven meneguk ludah kasar,"em..gue mau ketemu Leon." celutuk nya.

Nico memincingkan mata nya,"Ada perlu apa lo?"

"Gue mau ngomong sesuatu." ujar Stiven sedikit gugup.

"Dia nggak adaa, lo bisa datang lain kali." acuh Nico ia ingin menutup pintu itu tapi di tahan Stiven.

"Kalo boleh tau dia dimnaaa?" Nico menaikkan alis nya ia menatap Stiven dari atas sampai bawah.

"Hem seperti nya bukan tipe tipe uke gatell jadi kaya nya aman." Batin Nico. ia memang tau tentang hal itu karenaa mulut Noel yang lemess.

"Ekhem...Di rumah bini nyaa Si Allan." Jawab Nico, ia segera menutup pintu itu dan tidak menghiraukan raut wajah Stiven.

"Bangsatt...Leon gue datang baik baik. Lo!?!?" Stiven mengepal tangan nya ia pergi dari sana dengn perasaan kesal.

*****
TBC

ichaa tololll pegii sih pegi ajaa anjg ngapainnn masi mampir tempakk nya si Stiven tololl emangg awokawokkk

Sialan si icha karakter nya bikin gue ngakak sendiri😭

Holaaa Minasan watashi kombekkk bwhheheh

ALLEON [BxB] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang