T i g a p u l u h s e m b i l a n

14.9K 924 19
                                    

a few months later......

Tidak kerasaa kandungan Allan sudah sembilan bulan di mana ia sudah tidak sekolah iyaa dia sempat sekolah home schooling tapi semenjak umur kandungan nya memasuki enam bulan ia tidak mau sekolah lagi ia hanya mau fokus pada anak suami nya dan mereka pun telah menikah di usia kandungan Allan yang ke dua bulan mereka nikah di luar negara yang mengijinkan Nikah sesama jenis.

untuk temen temen Leon dan Allan merekaa semuaa tau tentang kehamilan Allan ya emang awal nya mereka sempat terkejut karenaa Allan bisa hamil tapi karena penjelasan Allan membuat mereka mengerti.

Lio sekarang udah hampir berumur 4 tahun ia sudah pandai berbicara tapi r nya masi belom jelas. Allan tinggal di rumah baru mereka yang Leon beli beberapa bulan lalu.

"Sayanggggg dasii akuu di mana?" teriak Leon dari kamar membuat Allan menghentikan aktivitas masak nya.

"Bik aku tinggal ke atas sebentar ya?" bibik itu mengangguk.

Semenjak kandungan Allan tujuh bulan Leon emng memperkerjakan seorang pembantu untuk membantu Allan ya emang ewalnya Allan menolak untuk memperkerjakan pembantu tapi karenaa Leon bersikeras ingin memperkjakan pembantu ia akhirnya mengalah.

"Bik buna mana?" tanya Lio ia baru keluar kamar nya duduk di meja makan.

"Ke atas den nemuin tuan." Lio mengangguk.

Di kamar Leon sedang mengacak acak lemari untuk mencari di manaa dasi nya, Allan yang melihat kamar nya acak acakkan naik pitam.

"Leon!" teriak Allan membuat Leon membeku di tempat.

"Kanapaa di acak acak sih kak capekk tauu beresin nya!" omel Allan ia berjalan tertatih menuju Leon.

"A-anu yang aku nyari dasi nya engga ketemu." Allan mengrol eyes, ia berjalan ke arah lemari itu dan apaa? ia menemukan dasi itu di sana!.

"Ini apaa??" tunjuk Allan melempar dasi itu ke arah Leon.

Leon menggaruk tengkuk nya,"M-maaf bunaa, daddy ngga liat." Allan menatap horor Leon.

"Aku gamau tau kamu beresin ini!" tekan Allan ia pergi meninggalkan Leon sendirian di kamar itu.

"ck! gapapa la telat dikit ga ngaruh gue bos nya." gumam Leon, ia mulai memunguti pakaian pakain itu dan menyusunnya kembali ke lemari.

Allan melihat anak nya di meja makan sedang berceloteh dengan sang bibi ia segera menghampiri anak nya itu.

"Cerita apa sih seru banget kaya nya." celutuk Allan, ia kembali membatu bibi Nia itu memasak.

Lio menoleh ke arah buna nya,"Lio celita sama bibi kalo Lio punya pelihalaan tutink buna,.. tapii bibi Enda pecaya kalnaa tutink nya engga pelna Lio bawa kelumah kata nya."

bibi Nia merasa engga enak,"Anu tuan bukan nya saya mau bilang Lio bohong tapi semenjak saya di sini emang ga pernah liat kucing peliharaa den Lio." Allan mengangguk ia tersenyum pada bik Nia.

"Gapapa bik peliharaan Lio ada kok di kandang belakang soalnya dulu emang ga di bawa kesini tapi karena Lio nya nangis nangis jadi nya di bawa kesini." bik Nia menatap heran tuan nya itu.

"Tapi bibi engga pernah liat kandang kucing di belakang tuan hanya ada kandang gede yang belom ada isi nya." saut bibik itu yakin.

"Iya bik soalnya baru datang hari ini jadi nanti bibi bisa liat kok ." ujar Leon tiba tiba nimbrung dari obrolan itu.

bibi Nia mengangguk ia segera menyusun rapi makanan di meja makan untuk sarapan Tuan tuan nya itu.

"Ayok bik ikut sarapan." ajak Allan, emang semejak bik Nia kerja di rumah mereka, mereka tidak pernah membedakan beda kan makanan kalo makan ya makan sama samaa bik Nia hanya kerja sampai sore jadi dia hanya ikut sarapan dan makan siang.

ALLEON [BxB] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang