Prolog

16.9K 1K 124
                                    

Terlihat seorang pemuda berpakaian serba hitam yang sudah agak koyak kini berlumuran darah dengan beberapa luka goresan di tubuhnya yang mengeluarkan darah segar.

Pemuda tersebut terus memaksakan kakinya yang mendapat luka goresan cukup besar untuk terus berlari mencari jalan keluar dari sebuah bangunan yang kini menjadi tempat pembunuhan.



'Sial, jika saja informasinya tidak salah maka tidak akan jadi seperti ini.' Batin pemuda bermanik merah darah tersebut.

Kaki jenjangnya terus melangkah menaiki tangga tanpa henti hingga akhirnya dia sampai diatap bangunan tersebut.

Kakinya terus melangkah maju menuju kepagar pembatas disana, manik merah miliknya menatap kosong kearah bawah bangunan yang kini dipenuhi oleh banyak mobil hitam dan terlihat orang-orang yang kini sedang saling membunuh satu sama lain.

'Ini semua salahku...' Batinnya yang kini menggertakan giginya kesal.




"Sungguh pemandangan yang indah dari atas sini, benarkan baby~"

Tubuh pemuda itu seketika menegang saat mendengar suara seseorang yang sangat dia benci.

Dia kemudian membalikkan badannya dan terlihat seorang pemuda bersurai putih dengan iris mata berwarna hitam pekat yang memakai setelan jas rapi.

Pemuda tersebut berjalan mendekat kearahnya dengan beberapa pria berjas hitam yang memegang senjata dibelakangnya.


"Hal ini tidak akan terjadi kalau saja kamu menurut Ayden sayang~" Ujarnya pemuda tersebut dengan senyuman misterius diwajahnya.

Pemuda bermanik merah tersebut yang diketahui bernama Ayden kini menatap tajam dan penuh benci kearah pemuda bersurai putih dihadapannya.

"Dalam mimpimu bajingan!" Umpat Ayden dengan tatapan nyalang sambil menahan pendarahan dilengan kanannya.



"Mulutmu memang harus dijahit agar tidak bisa berkata kasar lagi yah baby~" Ujar pemuda bersurai putih itu lagi dengan seringai yang masih melekat diwajahnya.

Sementara Ayden yang mendengarnya hanya menatap tajam kearah pemuda itu, dia sama sekali tidak bisa melangkah mundur lagi karena punggungnya sudah menyentuh pagar pembatas dibelakangnya.

"Andai saja kamu menurut, maka kamu tidak akan kehilangan teman-teman berhargamu itu." Ujar pemuda bersurai putih tersebut yang kemudian menjentikkan jarinya.

Seorang pria berjas hitam dibelakangnya lalu melempar sesuatu kehadapan Ayden.

Manik merah milik Ayden dibuat terbelalak sempurna dengan tatapan tak percaya saat melihat dua kepala orang yang sangat dia kenali.




"Na-nathan....L-leon...." Gumam Ayden dengan tatapan tak percaya dan tanpa dia sadari setetes air mata kemudian jatuh dari pelupuk matanya.

"KAU MEMANG BAJINGAN GILA DARREN!!" Seru Ayden dengan tangan yang dikepal erat.

Sementara pemuda bersurai putih tersebut yang diketahui bernama Darren itu hanya terkekeh pelan saat mendengar umpatan dari orang yang sangat ia cintai itu.



"Ya! Aku memang gila!! Dan semua itu karena dirimu Ayden sayang~" Ucap Darren dengan seringai lebar diwajahnya dan manik hitam pekat miliknya yang berkilat penuh obsesi.

"Jika saja kamu mau jadi milikku, maka kamu tidak akan kehilangan kedua temanmu itu." Ujarnya lagi, sementara Ayden yang mendengarnya kini mengigit bagian bawah bibirnya hingga berdarah.




"DALAM MIMPIMU SIALAN!!"

Tanpa pikir panjang Ayden lalu menjatuhkan tubuhnya kebawah dari pagar pembatas tersebut yang mana membuat Darren membulatkan mata tak percaya.


"AYDEN!!"



Hal terakhir yang Ayden lihat sebelum tubuhnya menghantam lantai dibawahnya adalah wajah panik milik Darren saat melihatnya jatuh kebawah.






BRUK!!


Dapat Ayden lihat darah segar yang keluar dari tubuhnya dan rasa sakit yang terasa amat kuat diseluruh tubuhnya, sebelum akhirnya kegelapan mengambil alih kesadarannya.




Tes....


Tes...Tes...


Malam itu hujan kemudian mulai turun dengan deras dan membasahi tubuh Ayden yang kini sudah tidak bernyawa lagi dengan genangan darah disekitarnya.


















T.B.C

See you di chapter berikutnya~
Jan lupa Votmen nya yah zeyenk<3


Babay^^

Just FiguranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang