Musuh terbesar Author itu adalah, sider, plagiat sama haters.
Tapi di lapak Ryn yang paling susah di atur tuh ya Sider, haduh, pusing deh.
Vote diawal atau diakhur chapter!
200 vote dan 70 komen, hayuuuk!
🗻Rakta is back normal🗻
Setelah Dokter dan Psikolog pribadi Gyna sudah melakukan beberapa pemeriksaan, barulah diketahui jika Rakta ini memang memiliki gejala Anxiety dan Paranoid.
Dia sering terbayang-bayang kenangan buruk yang berpengaruh besar di dalam memorinya disaat dia sendirian, itulah kenapa dulu Rakta sering berada di rumah bordil.
Sebab disana dia tak pernah kesepian apalagi sendirian, dan menekan memori buruknya datang.
Sejak Rakta tinggal di apartemen, dia selalu sendirian dan kesepian jika Gyna belum datang, itulah kenapa, Paranoidnya kambuh dan dia kembali ketakutan.
Setelah Rakta diberikan obat penenang dan beberapa masukan dari Psikolog, Rakta sudah agak membaik.
Dia duduk dipaha Gyna, menikmati semangkuk es krim dan menonton acara di tv kesukaannya.
Gyna sendiri hanya diam, karena kondisi Rakta belum stabil, jadi untuk saat ini Gyna membebaskan Rakta dari pelajaran bahasa inggris dan beberapa hal khusus.
"Gyna," panggil Rakta manja.
Gyna yang tadinya sibuk mengepang rambut perak panjang Rakta menyahut "Apa?" tanya nya singkat.
"Bosen, kapan aku bisa keluar Apart?" tanya nya manja seraya berbalik dan memeluk leher Gyna mesra.
Gyna belum menjawab "2 minggu lagi." dengan pelan Gyna mengelus rambut Rakta.
"Beneran kan?"
"Iya."
"Asik, berarti setelahnya kita bisa mesra-mesraan di publik gitu kan?" tanya Rakta tak sabar.
"Iya bisa."
"Asik-asik."
Rakta kan gak sabar, pasalnya dia sudah punya beberapa rencana yang akan dia keluarkan saat ber akting di depan umum nantinya.
Rakta asik mengelus dada Gyna dan bersandar dibahu Gyna, rasanta seperti menjadi kekasih sungguhan, padahal hanya di satu sisi saja.
Sebab Gyna tak memberikan respon balik seperti mencium atau tersenyum, tak apa, Rakta akan buat Gyna juga suka padanya dan membatalkan semua kontrak ini.
Haha! Rakta pasti bisa membuat Gyna jatuh cinta pada Rakta yang semok dan seksoy ini!
.....
Naran menatap datar Velysa dan Refton yang datang lagi ke rumah, kayanya setiap hari ini dua kembar selalu datang buat nyariin Gyna.
"Enggak ada Gyna," celetuk Naran datar.
"Bohong kamu, Gyna kemana sih? Kasih tau dong!" paksa Velysa.
Naran mengernyit kesal "Enggak tau," jawab Naran lagi.
"Naran gak boleh bohong loh." Refton menepuk bahu Naran dan langsung ditepis sama Naran.
Naran ini memang lain daripada yang lain, sebagai Dameswara laki-laki, Naran malah terkesan begitu keras, cuek, dan sangat kasar jika ada seseorang menyentuhnya.
Dia mungkin satu-satunya Dameswara laki-laki yang dominan.
"Kalau dibilang enggak tau ya berarti enggak tau. Enggak ngerti bahasa manusia apa, ganggu aja," ketus Naran kesal.
Refto dan Velysa juga sudah biasa dengan tabiat Naran.
"Yaudah deh, kami pulang dulu," pamit Velysa.
Kemudia dua orang gila itu berjalan pergi "Memang orang gila," ketus Naran kemudian membanting pintu rumah.
Kesel dia tuh.
"Untung Naran adiknya ayang Gyna, jadi gak mungkin kita bunuh ya," cetus Velysa yang asik memainkan rambutnya.
"Bisa aja kita bunuh." Refton membuka pintu mobil dan masuk ke dalam mobil mereka.
"Bisa aja kita bunuh Naran, tapi masalahnya tuh anak kuat dan jenius, jadi susah juga," ujar Refton.
Ya benar, mereka bisa singkirkan Naran, tapi anak itu termasuk kuat dan cerdik untuk disingkirkan.
Tidak bermasalah dengan kakaknya Gyna saja sudah syukur, Yuki, wanita yang lebih dominan dan begitu gila dan bukan tandingan mereka.
Sebenarnys Gyna juga gila, hanya saja ketutupan sama ekspresi mukanya yang selalu datar dan lempeng kaya jalan tol.
"Kira-kira, laki-laki mana yang bisa buat Gyna ilang-ilangan kaya gini," gumam Velysa saat memakai seatbeltnya.
"Entahlah, mungkin jalang dari rumah bordil."
"Ah mana mungkin, Gyna benci jalang."
"Ya siapa yang tau."
Ya, Gyna benci jalang, sangat amat benci.
🗻Bersambung🗻
KAMU SEDANG MEMBACA
The Contract [End]
RomanceDia cantik, tapi kecantikannya itu membunuh. Gyna sengaja membeli seorang Pria dari rumah bordil untuk menjadi tameng agar 2 orang gila itu tidak mengusiknya, tapi, Gyna salah, ternyata pria itu lebih gila dari 2 orang sebelumnya. "Aku milikmu, Gyna...