WAJIB VOTE! Kayanya hari ini bakal tamat deh, kayanya sih ya aku juga enggak yakin hehe, kalau tamat hari ini, aku bisa buat cerita baru malam atau besok gitu deh.
🗻Gany dan kamar🗻
Rakta berjalan riang mencari keberadaan Gyna di mansion, pasalnya dia sudah mengecat rambutnya jadi pink-pink gitu.
Saat Rakta berjalan menuju tangga ke lantai 2, seorang butler menghentikan langkahnya.
"Tuan muda, kata Nona Gyna, Tuan jangan naik ke lantai 2, soalnya disana banyak hantunya," tutur sang Butler.
Rakta merengut tak terima "Mana ada hantu, gak usah ngada-ngada deh," ketus Rakta dan berlari cepat di tangga menuju lantai 2.
Butler tadi tak sempat menghentikannya sebab Rakta sudah sampai di lantai 2 dan berlarian disana.
"Gynaaaaaaaaaaa!" panggil Rakta kuat dan begitu melengking.
Dia berlari dan membuat rambut pinknya bergerak-gerak mengikuti gerakan badan Rakta.
Rakta berhenti tepat di depan sebuah kamar dengan pintu berwarna biru tua, dia memiringkan kepalanya bingung.
"Ini kamar siapa?" gumamnya dan meraih knop pintu, ternyata tidak dikunci, langsung saja Rakta masuk ke dalam dan melihat isi kamar tersebut.
Matanya terbelalak kaget, dia segera menutup pintu kamar dan menguncinya, dia berjalan cepat kearah peti es kaca yang terletak di tengah ruangan.
"H-hah? Kok bisa ada mayat disini." Rakta menutup mulutnya dengan telapak tangan, terlihat sangat shock.
Terlebih saat melihat wajah orang di dalam peti itu lumayan memiliki kemiripan dengan Rakta.
"Weh, apa-apaan ini.." gumam Rakta masih agak shock.
Dia mengelus peti kaca itu dan menatap lamat ke arah remaja 18 tahun yang terlelap damai di dalam peti kaca itu.
"Ganyra Dameswara.." Rakta membaca nama yang ada di bagian bawah peti kaca.
Rakta seolah paham sesuatu "Ini, loh..dia kan yang ada di panti asuhan itu juga..kok bisa-"
Cklek.
"Rakta." Rakta menegang panik saat mendengar suara tenang Gyna dan pintu yang terbuka, Rakta segera berbalik kearah Gyna.
"Gyna.."
Gyna menatapnya tenang "Sedang apa?" tanya Gyna.
"Enggak..ini..aku..tadi.." Rakta berkata dengan terbata.
Gyna menarik tangan Rakta "Kamu tau sesuatu tentang Gany?" tanya Gyna tenang.
Rakta mengangguk kaku "Aku kayanya kenal, dia ini salah satu anak di panti asuhan itu juga, dia, kalau enggak salah dijadiin eksperimen jadi boneka seks gitu, tangan dan kakinya dipotong, terus alat kelaminnya diganti, dia ini eksperimen ke..berapa ya.." lirih Rakta.
Mengingat kejadian masa lalu membuat Rakta takut dan mulai pucat.
Gyna menepuk bahu Rakta "Enggak usah dilanjut," ujarnya kemudian memeluk Rakta.
"Kamu tau siapa yang udah gunain Gany sebagai boneka seks? Selain dokter yang udah kamu bunuh di panti asuhan." Gyna mengelus rambut Rakta.
Rakta meneguk ludahnya pelan "Aku..kurang yakin tapi, orang pertama yang gunain Gany itu, laki-laki, tinggi, rambutnya coklat, cuma aku enggak tau namanya,"
"Matanya?"
"Matanya biru gelap."
Gyna terdiam, kemudian mengangguk "Udah, kamu keluar, jangan pernah masuk kesini lagi, paham?"
Rakta mengangguk patuh "Paham."
Gyna sudah tau siapa yang berani melakukan dan merusak Gany, dia hanya perlu membuat sedikit tambahan rencana sebelum mengeksekusi pelaku tersebut.
Kalau Gyna tau Rakta pernah bertemu Gany, Gyna pasti membiarkan Rakta masuk lebih awal ke kamar ini.
🗻Bersambung🗻
KAMU SEDANG MEMBACA
The Contract [End]
RomanceDia cantik, tapi kecantikannya itu membunuh. Gyna sengaja membeli seorang Pria dari rumah bordil untuk menjadi tameng agar 2 orang gila itu tidak mengusiknya, tapi, Gyna salah, ternyata pria itu lebih gila dari 2 orang sebelumnya. "Aku milikmu, Gyna...